close
Nuga News

Cepat Tidur dan Bangun, Gangguan Tidur

Tentu Anda pernah mendengar nasehat yang bilang bahwa rajin bangun pagi itu baik.

Namun kalau Anda termasuk orang yang bisa tidur cepat dan bangunnya juga cepat, ini mungkin menandakan Anda adalah advanced sleepers. Dilansir dari laman Psychology Today, penelitian terbaru  dari University of California, San Francisco mengungkapkan, sebagian populasi di dunia merupakan advanced sleepers, yang artinya mereka terbiasa tidur terlalu cepat dan bangun juga terlalu cepat.

Dalam dunia medis, kondisi seperti ini disebut advanced sleep phase

Lantas, apakah ASP termasuk gangguan tidur?

Berbahayakah jika Anda termasuk ASP?

Nah ini untuk lebih lengkapnya

ASP adalah kondisi yang dimiliki oleh orang-orang yang jadwal mulai tidurnya lebih cepat daripada jam tidur normal.

Orang-orang ASP cenderung biasa sudah tidur antara pukul enam sore dan sembilan malam. Jika dibandingkan, Tempo melansir rata-rata orang dewasa di Indonesia baru mulai tidur sekitar pukul sebelas hingga dua belas malam.

Oleh karena mereka terbiasa tidur lebih cepat, jadwal bangun pagi mereka pun juga terlalu cepat; kebanyakan sudah bangun di antara pukul  dua pagi dan lima pagi.

ASP adalah gangguan tidur yang masuk dalam grup Circadian Rhythm Sleep Disorders atau gangguan pola tidur.

Circadian Rhythm Sleep Disorders atau gangguan pola tidur itu sendiri dibagi lagi menjadi tiga gejala utama, yang meliputi sulit memulai tidur, sulit mempertahankan tidur, dan tidak merasa segar setelah tidur.

Namun, riset terbaru dari University of California, San Francisco justru menghindari penyebutan ASP (atau sinonim lainnya seperti advanced sleepers atau extreme morning chronotypes) sebagai gangguan tidur.

Professor neurologi dari UCSF Weill Institute for Neurosciences, Louis Ptacek, MD menjelaskan ASP baru menjadi gangguan tidur  apabila orang tersebut merasa kebiasaannya cepat tidur dan cepat bangun adalah sesuatu yang tidak diinginkan atau disengaja, dan sampai mengganggu kesehatan serta aktivitasnya sehari-hari.

Biasanya orang yang terkena ASP adalah orang yang sudah tua.

Genetika juga termasuk dalam faktornya. Gangguan tidur lebih umum terjadi dalam satu keluarga. ASP diasosiasikan dengan mutasi gen, khususnya gen casein kinase

Anak-anak dengan gangguan perkembangan juga rentan terhadap ASP, termasuk anak pengidap autisme dan Down syndrome.

Anda mungkin tergolong salah satu orang ASP jika mengalami satu atau lebih dari satu tanda berikut ini:

Keinginan untuk tidur cepat biasanya sudah mulai terasa sekitar pukul  enam  sore hingga sembilan malam.

Seseorang yang memiliki gangguan ASP melepaskan melatonin (hormon penyebab tidur) lebih cepat dari orang kebanyakan. Ini membuat temperatur tubuh orang tersebut menurun dan memicu ngantuk lebih awal dari normalnya.

Ini menyebabkan jam biologis orang ASP terganggu. Ia akan cenderung tidur tidak nyenyak dan gelisah, sehingga membuatnya justru kelelahan saat bangun pagi.

Bagi orang yang memiliki ASP, mereka cenderung terbiasa bangun pagi terlalu cepat; di antara pukul dua pagi dan lima pagi, padahal baru tidur sekitar pukul tujuh hingga sembilan malam.

Kebiasaan bangun “kepagian” ini juga cenderung membuat mereka tidak bisa lagi kembali tidur, sehingga orang dengan ASP memilih untuk langsung memulai aktivitasnya pada waktu tersebut.

Louis Ptacek mengatakan, orang yang cepat bangun sebenarnya cukup mampu berfungsi dengan baik selama siang hari tetapi mungkin agak merasa sulit untuk tetap terjaga.

Seseorang yang memiliki ASP dapat tiba-tiba tertidur di siang hari di tengah melakukan aktivitas atau mengerjakan sesuatu, misalnya ketiduran saat menonton TV, saat menyetir, atau saat makan. Ini adalah salah satu akibat dari kelelahan yang disebabkan oleh kebiasaan tidur dan bangun terlalu cepat.

Tanda-tanda ini jugalah yang kadang membuat dokter salah mendiagnosis ASP dengan narkolepsi. Maka Anda tetap harus berkonsultasi ke dokter atau spesialis tidur untuk menyingkirkan penyebab lain

ASP disorder bisa disembuhkan dengan mengembalikan jam tidur kembali ke jam normal. Ada dua cara penyembuhan yakni suplemen melatonin dan terapi cahaya.

Orang dengan ASP dapat mencatat jadwal tidur setiap harinya disertai keterangan kapan merasa paling mengantuk dan paling segar, agar dokter dapat menentukan terapi yang sesuai.

Dokter dapat meresepkan suplemen melatonin tergantung usia dan kondisi kesehatan pasien. Sementara terapi cahaya menggunakan cahaya sebagai stimulan yang dipasang sebelum tidur. Spesialis akan menentukan seberapa terang cahaya dan durasi terapinya.