close
Nuga News

Tren Tes DNA

Tren tes DNA masa kini, selain fungsinya untuk melacak silsilah juga bisa mendeteksi masalah kesehatan.

Namun, seberapa akuratkah tes DNA bisa memprediksinya?

dr Jessica Lepianda dari Genetics Indonesia mengatakan bahwa tujuan tes DNA adalah untuk mengetahui risiko penyakit. Hasil tes DNA belum tentu memastikan apakah seseorang akan terkena misalnya kanker di masa depan.

Pemeriksaan ini lebih kepada risiko bukan diagnosis, yang diharapkan ketika tahu kita berisiko nih, maka kita harus ubah gaya hidup

Tes DNA fungsinya tak cuma untuk mengetahui asal muasal leluhurmu saja, lho! Laporan tentang risiko kesehatan dan rekomendasi gaya hidup yang tepat, semuanya bisa diketahui lewat pemeriksaan DNA.

Susunan DNA tiap individu berbeda, hal inilah yang membuat kita semua unik dan berbeda satu sama lain. Praktisi genetika dr Erlin Soedarmo mengatakan, gen kita diturunkan dari ayah dan ibu, berupa tampilan secara fisik dan metabolik.

Setiap DNA terdiri dari jutaan gen. Gen ini mengkode protein apa yang akan dibentuk. Protein dalam tubuh bisa berupa hormon dan enzim.

Untuk mengatur strategi gaya hidup sehat, kita harus mengenali gen kita sendiri. Berikut berbagai manfaat lain tes DNA.

Kita bisa melakukan deteksi dini terhadap kesehatan tubuh. Perubahan spesifik pada gen dapat menyebabkan terjadinya penyakit,

Gen bisa bervariasi karena sedikit banyak perubahan sel tergantung situasi saat kehamilan dan gen variasi ini juga bisa diturunkan,

Dengan kata lain, setiap orang memiliki kecenderungan untuk menurunkan resiko penyakit kepada keluarganya. Contohnya hipertensi, diabetes osteoporosis, dan lain-lain. Dengan melakukan deteksi dini, kita bisa melakukan pencegahan dengan rekomendasi gaya hidup yang tepat.

Melalui tes DNA, kita bisa mengetahui jenis kulit. Apakah termasuk tipe kering atau berminyak. Selain itu kita juga bisa tahu tentang resiko berbagai jenis kelainan kulit seperti, jerawat, selulit, kerutan, degradasi kolagen, stretch marks, dan lain-lain.

Dengan mengetahui resikonya, kita akan direkomendasikan gaya hidup yang tepat, seperti memenuhi asupan vitamin yang baik untuk kulit.

Lewat pemeriksaan DNA, kita bisa tahu jenis makanan yang berpengaruh besar pada berat badan.

Contohnya, seberapa besar pengaruh karbohidrat, lemak dan protein yang kita konsumsi. Dengan mengetahuinya, kita bisa menentukan diet dan olahraga yang tepat untuk mencegah obesitas.

dr Jesica dari Genetics Indonesia mengatakan, ada orang yang makannya sedikit tapi tetap gemuk. Ternyata hal itu diatur oleh genetik kita.

Jadi genetik kita ini mempengaruhi hormon Hormon yang mengatur rasa lapar dan rasa kenyan

Informasi tentang olahraga yang cocok untuk kita bisa diketahui saat tes DNA. Tentunya ini akan lebih efektif untuk program penurunan berat badan. Karena ada beberapa orang yang melakukan olahraga berat, tapi berat badannya tetap sama. Ternyata hal ini dipengaruhi oleh gen kita.

Selain itu, lewat pemeriksaan ini kita juga bisa tahu tentang risiko cedera pada tubuh dan berapa lama pemulihan yang diperlukan.

Ketika tubuh memiliki mutasi gen kanker, maka risiko untuk terkena kanker akan meningkat sebesar tujuh puluh persen.

Sementara populasi umum yang tidak punya mutasi, risikonya sebesar  dua be;as persen. Namun kembali lagi, hal tersebut hanyalah risiko dan bukan diagnosis

Manajer Laboratorium Genetics Indonesia dr Erny Soedarmo menyatakan tes DNA bukan masalah keakuratan. Tapi mengetahui bagaimana DNA kita bisa menyumbangkan risiko penyakit tadi.

Pada dasarnya, faktor DNA itu tidak lebih (menyumbang) dari lima persen, selebihnya faktor lingkungan pola hidup, pola makan, pola excersise

Dengan kata lain Kita jangan hanya berpaku pada hasil tes DNA saja. Karena pada dasarnya risiko penyakit yang akan kita alami di masa depan, banyaknya dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Nah dengan informasi ini, begitu tahu kita punya mutasi gen diharapkan akan segera mengubah gaya hidup.