Pemerintah Iran berhasil membangun pesawat tanpa awak atau “drone,” setelah selama setahun menyiapkan teknologinya, usai berhasil menyalin semua data yang terdapat dari pesawat yang sama milik Amerika Serikat.
Iran berhasil “menjerat” drone milik Washington yang terperangkap ketika mematai-matai instalasi militer dan ladang minyak milik Iran Desember tahun lalu. Keberhasilan Iran memproduksi “drone” ini diperlihatkan kepada Rusia disela-sela latihan militer kedua negara.
Penyerahan “protipe” drone hasil produksi Iran ini merupakan wujud dari keberhasilan Teheran menjalin kerjasama teknologi kedirgantraan dengan Rusia. “Drone” itu sendiri di bangun secar sangat rahasia oleh Basis Industri Garda Revolusi Iran.
“Drone ini dibangun oleh Garda Revolusi sebagai simbol kemampuan teknis yang dimiliki Iran. Untuk saat ini, kami menunjukkan model sebenarnya sebagai hadiah untuk Angkatan Udara Rusia dan rakyat Rusia,” ujar Esmayeeli, seperti dikutip FARS, Selasa, 22 Oktober 2013..
Iran pada awalnya mengklaim memiliki pesawat terbang tak berawak milik AS sekira dua tahun lalu. Drone yang diyakini berjenis RQ-170 Sentinel itu diklaim ditembak jatuh, tetapi pihak AS menyebutkan bahwa pesawat itu jatuh karena kerusakan teknis.
Sejak saat itu, Negeri Paramullah itu mengumumkan mereka berhasil menguasai teknologi drone dan berulangkali menunjukkan drone AS dan Israel yang diyakini mereka tembak jatuh.
Masih belum diketahui kemampuan dari drone milik Iran ini. Pada September 2012, Garda Revolusi Iran sempat memamerkan Shahed-129 yang dibuat dari drone milik AS. Iran mengklaim drone ini bisa mencapai Israel dalam waktu terbang selama 24 jam.
Usai mendapatkan “drone” milik AS, Iran berhasil menyalin semua data yang terdapat di perut pesawat tak berawak itu.
Pesawat tak berawak atau “drone” jenis “ScanEagle” ini ditangkap Iran pada Selasa 4 Desember, tahun lalu. Tetapi pihak AS tidak mengakui klaim Iran tersebut. Menurut AS tidak ada bukti yang mendukung penangkapan drone ScanEagle.
“Kami berhasil mengambil seluruh data dari pesawat tersebut,” pernyataan pihak Garda Revolusi Iran, kepada Press TV yang dikutip oleh Reuters, pada waktu itu..
Drone itu diluncurkan untuk mengumpulkan informasi militer dan memata-mati pengiriman minyak Iran di terminal minyak utama milik Negeri Paramullah itu. Terminal itu berada di Pulau Kharg dan diperkirakan menjadi sumber distribusi minyak Iran selama ini.
Pesawat tak berawak ScanEagle sudah beroperasi di wilayah Teluk dalam beberapa hari terakhir. Drone ini tertangkap saat memasuki wilayah udara Iran.
AS sendiri sudah menggunakan ScanEagle sejak 2004. Pesawat mata-mata buatan Boeing itu, menjadi alat murah bagi AS untuk melakukan operasi pengintaian.
Ini bukan pertama kalinya pesawat tak berawak AS berhasil ditangkap oleh Iran. Sebelumnya pada November lalu, Iran mengatakan berhasil menembak jatuh pesawat pengintai yang tengah terbang di wilayah udara internasional. Namun menurut Iran, pesawat itu memasuki wilayah udara Iran untuk mengawasi terminal minyak Iran.