Israel gentar dengan peralihan kekuasaan di Iran dari Mahmoud Ahmedinejad kepada Hasan Rouhani. Negara Yahudi itu menuduh Rouhani jauh lebih ekstrim dari Ahmedinejadi, karena strategi tersembunyinya adalah melenyapkan Israel sebagai entitas Negara lewat pelanjutan program nuklirnya hingga menghasilkan bom yang bisa dibawah oleh “rudal” hasil rekayasa meraka sendiri.
Hari ini, Sabtu, 3 Agustus 2013, yang tidak merupakan hari libur di Iran, peralihan kekuasaan damai, yang dimulai dari pemilihan umum yang sangat demokratis, menempatkan Hasan Rouhani sebagai pemimpin di puncak kekuasaan eksekutif Negara mullah itu menggantikan tokoh antaginis di mata Barat, Mahmoud Ahmedinejad.
Rouhani menjadi presiden setelah memenangi pemilu pada Juni lalu. Sebagai sosok moderat, Rouhani mengalahkan calon presiden lainnya yang berasal dari kelompok konservatif.
Di hari terakhirnya sebagai Presiden Iran, Ahmadinejad kembali mengeluarkan kecaman pada Israel. Dia menyebut cepat atau lambat Israel akan hilang dari kawasan Timur Tengah.
“Akan ada badai yang mencabut Israel hingga ke akarnya,” ujar Ahmadinejad, seperti dikutip BBC, Sabtu. Jabatan presiden sebenarnya memiliki kekuasaan terbatas dalam pemerintahan Iran. Penguasa sebenarnya di Iran adalah Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.
Hassan Rouhani, memulai seremoni kekuasaannya lewat pengesahan oleh pemimpin tertinggi Revolusi Iran Ayatollah Ali Khameini di satu masjid di Teheran untuk menerima persetujuan sebagai Presiden Iran.
Seremoni pelantikan Hassan Rouhani dihadiri tokoh-tokoh Iran, termasuk mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan tamu kehormatan dari negara-negara asing. Adapun pelantikan secara resmi Rouhani akan dilakukan Senin, 5 Agustus 2013.
Upacara pelantikan digelar setelah sebelumnya pada acara Hari Quds Jumat lalu Rouhani mengeluarkan pernyataan solidaritas pada Palestina di tengah aksi massa di Teheran.
“Dalam wilayah kita ada luka menahun dalam tubuh dunia muslim di bawah bayang-bayang okupasi tanah suci Palestina dan yang tercinta al-Quds (Yerusalem),” kata Rouhani yang disiarkan televisi.
“Dalam aktualitasnya hari ini adalah pengingat bahwa muslim tak akan melupakan hak sejarah mereka (atas Yerusalem) dan akan melanjutkan untuk berdiri melawan agresi dan tirani.”
Rouhani adalah seorang bekas negosiator nuklir dan veteran revolusi Iran pada 1979. Dia telah menjanjikan reformasi domestik dan keterlibatan lebih dunia internasional, sesuatu yang berbeda dari kebijakan pendahulunya, Ahmadinejad.