laporan wartawan “nuga” di medan, arminsyah
========
“Bung, Medan itu kalau malam bak kota hantu,” tulis wartawan “nuga” di Medan, Arminsyah, melaporkan lewat “email” tentang kondisi pemadaman lampu-lampu jalan yang telah berlangsung berbulan-=bulan.
Medan, seperti ditulis Arminsyah, memang semraut dan kacau balau akibat pemadaman bergilir yang mengakibatkan terjadi tumpang tindih kenedaraan di jalanan akibat matinya lampu lalu lintas.
Kekacaubalauan ini sulit di atasi terutama di pagi hari dan sore kala anak sekolah dan orang kantoran masuk kerja.
Tentang pemadaman lampu jalan ini Perusahaan Listrik Negara Medan Sumatera Utara mengakuinya sebagai bagian dari penertiban lampu jalan ilegal untuk menekan defisit listrik yang telah memaksa PLN melakukan pemadaman bergilir hingga enam jam di wilayah Medan.
Manager Area PT PLN Medan, Abdul Haris Nasution, mengatakan saat ini banyak warga yang melakukan pemasangan lampu penerangan tanpa memberitahu Dinas Pertamanan Kota maupun PLN.
Tercatat sejak operasi penertiban pada September lalu hingga November, sebanyak tujuh ratus unit sudah dibongkar.
Termasuk di antaranya penyitaan terhadap lampu yang bervoltase tinggi.
“Penertiban dilakukan di sejumlah kawasan seperti Kecamatan Patumbak, Medan Kota dan Medan Perjuangan. Lampu illegal itu kebanyakan diperuntukkan bagi penerangan jalan rumah pribadi dan komplek perumahan. Mereka memasang tanpa ada pemberitahuan,” kata Abdul.
Temuan maraknya lampu jalan liar tersebut, diketahui dari hasil pengamatan terhadap minimnya permintaan pemasangan lampu jalan oleh masyarakat. Padahal kebutuhan masyarakat atas pemasangan lampu jalan cukup tinggi.
Abdul mengaku bila PLN selalu menyetor pajak tiap bulannya sebesar Rp16 miliyar ke Pemkot Medan yang dipungut dari pajak masyarakat yang menggunakan listrik untuk penerangan jalan melalui rekening listrik.
Namun diduga uang tersebut tidak digunakan untuk pemasangan lampu jalan maupun perawatannya.
Selain lampu jalan, padamnya lampu rambu-rambu lalu lintas juga menjadi masalah. Banyak persimpangan tidak dijaga petugas yang membuat warga terpaksa membantu mengatur proses jalannya arus lalu lintas.
Di Jalan Perumnas Mandala, misalnya, penduduk terpaksa mengatur lalu lintas karena kondisi jalanan macet.
“Saya mengatur lalu lintas ini karena tidak adanya petugas dimana kondisi jalan macet ditambah lampu lalu lintas mati,” kata seorang anak muda.
Anak muda yang berkerja sebagai tukang botot tersebut menuturkan, hanya ingin membantu pihak kepolisian dalam mengatur arus lalu lintas. “Aku hanya membantu saja bang biar tidak macet,” tuturnya.
Sementara itu, anak muda lainnya, seorang pengguna jalan menyebutkan, dengan adanya pengatur lalu lintas dadakan tersebut sangat membantu dalam mengatasi kemacetan.
“Sangat membantu dengan adanya warga mau membantu mengatur arus lalu lintas, di saat petugas kepolisian tidak ada,” ucapnya.
Roni juga menambahkan, bahwa sebaiknya pihak kepolisian khususnya satlantas untuk menambah porsonil sehingga tidak ada kemacetan.
“Ya sebaiknya Satlantas Medan menambah anggota biar ada yang menjaga lalu lintas di setiap persimpangan,” pungkasnya.