Pemerintah mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, tetap waspada. Pasalnya, gunung tersebut masih mengeluarkan magma panas dan abu vulkanik.
“Prediksi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengatakan magma yang terpendam dari Sinanbung masih keluar karena energinya belum habis,” kata Menko Kesra Agung Laksono di kantornya.
Kendati demikian, Agung memastikan tidak ada warga yang menjadi korban jiwa saat Gunung Sinabung meletus. Namun, beberapa pengungsi meninggal karena terserang berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernapasan.
“Tidak ada yang meninggal terkena erupsi, namun ada yang meninggal karena gangguan pernapasan dan faktor usia yang lanjut,” terangnya.
Saat ini kata Agung, kondisi Gunung Sinabung masih berada di level empat yaitu status awas. Pemerintah belum berencana menjadikan bencana Sinabung sebagai bencana nasional.
“Ini kan masih bencana daerah, yang penting bagaimana peran pemerintah pusat membantu penanggulangan pengungsi dan juga memberi perhatian yang besar terhadap 26.000 lebih pengungsi. Presiden juga memastikan kembali datang untuk melihat warga di sekitar Gunung Sinabung,” tutup Agung.
Nilai kerugian kerusakan tanaman pertanian di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, akibat letusan Gunung Sinabung menembus angka satu triliun rupiah.
Dinas Pertanian Provinsi Sumut menyebut, kerusakan lahan pertanian yang awalnya hanya 29.885 hektare kini sudah mencapai 39.541 hektare. Dari luas itu, 1.357 hektare di antaranya dipastikan puso atau gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Sumut, Muhammad Roem, menjelaskan, lahan pertanian yang rusak tidak hanya berada di radius dua sampai tiga kilometer, namun sudah menjangkau empat kilometer dari puncak Sinabung.
Kerusakan tersebut, kata dia, disebabkan awan panas dan material debu vulkanik. Hawa panas mematikan tanaman.
Untuk mengatasi kerugian lebih besar, sambung Roem, Pemprov Sumut akan membantu para petani dalam bentuk penyediaan benih bibit dan peralatan produksi. Namun, bantuan itu baru akan diberikan setelah kondisi memungkinkan.
Sampai saat ini belum ada tanda-tanda penurunan aktivitas Gunung Sinabung. Statusnya masih Awas.
Erupsi Gunung Sinabung tidak hanya menyebabkan kerugian dari sisi pertanian, hewan-hewat ternak pun terancam mati karena minimnya pasokan makanan. Banyak rumput dan tanaman yang mati akibat terkena debu vulkanik letusan gunung tersebut.
Warga yang bermukim di kaki Gunung Sinabung terpaksa membawa ternak mereka ikut mengungsi, seperti terlihat di Desa Telaga, Kecamatan Sei Binge, Kabupaten Langkat.
Karena tidak memiliki uang, para peternak memilih cara sederhana untuk memberi pakan ternak mereka. Hewan digiring menuju hutan lindung Gunung Lauser yang berdekatan dengan lokasi pengungsian di Desa Telaga.
Mersus Sitepu, salah seorang peternak, Kamis (16/1/2014), mengatakan, di hutan Gunung Lauser masih banyak tanaman segar yang bisa dikonsumsi ternak.
Menurut dia, hewan bisa ditinggal, sementara dia dan keluarga bisa tetap di pengungsian.
Sementara itu, warga lain terpaksa menjual ternak mereka dengan harga murah. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena mereka tak punya uang lagi untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.