Sejatinya, rambut adalah salah satu bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan baik wanita maupun pria.
Oleh karena itu ketika mengalami rambut rontok, banyak yang langsung panik dan berpikir bahwa dirinya terancam kebotakan.
Normalnya, seseorang mengalami kehilangan rambut sebanyak seratus helai rambut per harinya.
Dampak kerontokan rambut yang terjadi setiap hari memunculkan banyak mitos yang beredar di masyarakat.
Berikut ini beberapa mitos dan fakta yang perlu Anda ketahui:
Faktanya, seperti yang sudah disebutkan di atas, kerontokan rambut normal terjadi pada seseorang dengan jumlah sebanyak seratus helai rambut per hari.
Biasanya ini terjadi saat tubuh mengalami fase istirahat. Pertumbuhan rambut sendiri melalui siklus yang mencakup tiga fase pertumbuhan, yaitu:
Faktanya, peranan genetika memang berpengaruh dalam menyebabkan kerontokan rambut pada seseorang.
Namun, penyebabnya bukan dari pihak ibu saja, tetapi bisa juga diturunkan dari pihak ayah. Jadi, peran kedua orang tua sama besarnya dalam penurunan gen kerontokan rambut.
Faktanya, memakai topi tidak akan membuat rambut rontok selama penggunaannya tidak terlalu ketat di kepala, sehingga mengganggu sirkulasi folikel rambut.
Faktanya, rambut rontok memang sering terjadi pada orang tua seiring dengan bertambahnya usia sehingga terlihat menipis.
Namun, rambut rontok juga dapat terjadi di usia muda. Penyebabnya bisa karena perubahan hormon, asupan gizi yang buruk, atau proses kimiawi di rambut yang sering dilakukan oleh kalangan usia muda.
Karena rambut adalah mahkota wanita, kerontokan rambut bisa menjadi hal yang menakutkan karena dapat menipiskan rambut dan memicu terjadinya kebotakan.
Oleh karena itu, kesehatan rambut harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin.
Untuk merawatnya dari dalam, Anda dapat mengonsumsi makanan yang mengandung protein, omega-3, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin E, serta zat besi.
Pilihan makanannya adalah ikan salmon, kacang walnut, tiram, ubi, telur, bayam, kacang-kacangan, yoghurt, daging ayam, susu, dan masih banyak lagi.
Perlindungan dari luar yang dapat Anda lakukan antara lain dengan selalu menjaga kebersihan kulit kepala dan rambut dengan membersihkannya secara rutin, menjaga kebersihan barang-barang yang berkontak dengan rambut, hindari paparan zat kimia pada rambut yang terlalu sering, serta lindungi rambut dari paparan sinar matahari yang terlalu lama.
Dengan menjaga rambut dari luar dan dalam, niscaya kesehatan rambut akan terjaga, dan Anda akan terhindar dari kerontokan rambut yang dapat menyebabkan kebotakan.
Kerontokan rambut yang tidak normal umumnya dapat dikenali dari kondisi rambut berguguran yang mendadak lebih banyak dari biasanya. Meski demikian, gejala pada tiap jenis kerontokan juga berbeda-beda.
Pola alopesia pada pria dan wanita, misalnya, biasanya muncul saat seseorang berusia di atas 35 tahun atau ketika masuk ke masa menopause.
Polanya khas, yaitu berupa pola huruf M, terjadi di seputar ubun-ubun dan samping kepala pria. Sedang pada wanita, pola penipisan rambut terjadi di bagian atas kepala.
Sementara kerontokan karena kemoterapi biasanya terjadi secara menyeluruh. Bahkan bukan hanya rambut kepala, tapi juga rambut pada wajah dan tubuh. Selain itu ada pula kerontokan mendadak, banyak, dan drastis yang biasanya terjadi akibat stres yang cukup berat.
Beberapa tipe rambut rontok, seperti telogen effluvium, tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Sebab kerontokan bisa berhenti sendiri dan rambut mulai tumbuh dalam waktu enam bulan kemudian. Kerontokan juga dapat berhenti ketika kondisi stres penyebab kerontokan telah mereda.
Asupan nutrisi –seperti seng, vitamin B, asam folat, zat besi dan kalsium, adalah jenis asupan yang baik dan dianjurkan untuk mengatasi rambut rontok.
Beberapa studi menunjukkan asupan vitamin D juga berdampak positif. Vitamin biotin diketahui dapat merangsang pertumbuhan rambut.
Masalah kerontokan rambut dapat juga diatasi dengan konsumsi obat-obatan –seperti propecia – maupun dengan metode implan atau trasnplantasi rambut. Rogaine dapat digunakan oleh pria dan wanita.
Namun, perlu diingat bahwa obat-obatan tersebut harus diminum terus untuk mendapatkan efeknya. Bila konsumsi obat dihentikan, rambut bisa rontok kembali.
Rambut rontok karena masalah autoimun, seperti alopesia areata, biasanya perlu diobati dengan steroid –baik suntikan, krim, gel, atau salep.
Terapi imun juga dapat dilakukan dengan cara merangsang pertumbuhan rambut dengan menyebabkan reaksi alergi yang disengaja pada daerah kulit yang terkena.
Pada beberapa kondisi terkadang dibutuhkan penggunaan rambut palsu yang sementara waktu dapat membantu menutupi kerontokan dan menambah rasa percaya diri.