Tidur larut malam atau begadang sering dilakukan banyak orang karena alasan susah tidur, mengejar deadline pekerjaan, atau terlalu asyik menonton TV.
Selain membuat Anda sangat mengantuk keesokan paginya, ternyata gangguan fungsi hati juga bisa jadi salah satu akibat sering begadang, lho! Mengapa begitu?
Ibarat alat elektronik yang butuh istirahat setelah digunakan dalam waktu lama, otak dan tubuh manusia pun demikian.
Setiap orang dilengkapi dengan jam biologis alias ritme sirkadian yang akan mengatur segala aktivitas fisik, organ tubuh, mental, serta perilaku yang dilakukan manusia selama dua puluh empat jam penuh.
Tak hanya itu, jam biologis tubuh juga dirancang sedemikian rupa untuk mengatur proses metabolisme tubuh beserta waktu tidur agar dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Itu sebabnya, adanya masalah yang membuat jam biologis kacau tentu juga akan menggangu fungsi organ-organ di dalam tubuh.
Dalam hal ini, termasuk kebiasaan begadang atau tidur larut malam. Jadwal tidur yang lebih ngaret dari seharusnya otomatis akan mengganggu jam biologis tubuh yang seharusnya sudah nonaktif sejak beberapa jam sebelumnya.
Alhasil, akibat sering begadang nantinya akan menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh, salah satunya organ hati, melansir dari Science Daily.
Penyakit terkait gangguan fungsi hati ada bermacam-macam, seperti hepatitis C maupun kanker hati. Para pengidap hepatitis, khususnya hepatitis C, kerap mengeluhkan masalah yang sama yakni susah tidur. Sebagian besar dari mereka menyatakan sulit untuk mendapatkan waktu istirahat yang cukup di malam hari.
Akibatnya, mereka selalu bangun dengan kondisi sangat lemas, mengantuk, dan tidak bertenaga pada pagi harinya. Dikutip dari Web MD, gangguan tidur memang bisa datang kapan pun, bahkan tidak menutup kemungkinan ketika Anda telah didiagnosis mengalami hepatitis
Atau dalam hal ini misalnya karena begadang. Hal itu bisa terjadi karena stres atau pengaruh obat yang Anda minum setiap harinya.
Bahkan lebih dari itu, perkembangan penyakit hepatitis yang telah semakin parah hingga menjadi sirosis hati, turut masuk ke dalam salah satu akibat sering begadang yang membuat jam tidur Anda berkurang.
Demi mendukung bahaya yang ditimbulkan dari sering begadang, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Baylor College of Medicine di Texas, Amerika Serikat, mengungkap fakta lainnya.
Para peneliti menemukan bahwa gaya hidup yang tidak teratur setiap harinya, termasuk kebiasaan sering begadang sampai larut malam dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis. Satu diantaranya berisiko mengakibatkan kanker hati.
Tidur yang cukup tidak hanya berfungsi untuk mengistirahatkan organ tubuh saja. Di sisi lain, tidur dapat membantu mengoptimalkan kembali sistem pertahanan tubuh untuk melawan serangan penyakit.
Anda tentu tidak ingin terserang penyakit hati tersebut, bukan? Oleh karena itu, mulai sekarang coba beberapa kiat mudah berikut ini agar bisa tidur lebih cepat dan nyenyak:
Selain itu kurang tidur adalah salah satu faktor yang ternyata bisa merusak sperma. Ditambah lagi, kualitas sperma yang buruk bisa berdampak pada kesuburan Anda. Satu dari sepuluh pasangan yang tidak subur, diperkirakan bahwa sebanyak tiga puluh persen faktor penyebabnya adalah karena kualitas sperma yang buruk.
Dilansir dari dua penelitian berbeda, pria yang kurang tidur memiliki jumlah sperma dan lebih sedikit “kloter” sperma yang terbentuk sempurna jika dibandingkan dengan kelompok pria yang mendapatkan cukup tidur . Sperma milik pria yang suka begadang juga ditemukan berumur lebih pendek
Kedua studi tersebut, yang satu dari Harbin Medical University di Cina , hanya menemukan keterkaitan dengan kualitas sperma yang memburuk dan bukannya hubungan sebab-akibat langsung. Namun, ada beberapa teori yang masuk akal untuk menjelaskan kaitan tersebut. Berikut penjelasannya.
Testosteron diperlukan untuk reproduksi, dan sebagian besar pelepasan testosteron setiap hari terjadi pada saat tidur. Peneliti mencurigai bahwa gangguan tidur mengubah ritme testosteron di malam hari, tanpa memengaruhi kadar testosteron secara keseluruhan.
Namun faktor gaya hidup lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini juga bisa menjelaskan penyebab di balik kurangnya waktu tidur yang menurunkan kualitas sperma.
Misalnya begini, kebanyakan pria pada umumnya memilih untuk begadang demi menyelesaikan deadline pekerjaannya. Stres dari pekerjaan inilah yang juga bisa menjelaskan kenapa kualitas tidurnya memburuk, sehingga kualitas spermanya pun ikut memburuk. Stres telah lama diketahui bisa mengganggu hormon-hormon yang memengaruhi kesuburan.
Di sisi lain, pria yang kurang tidur mungkin memilih untuk mengisi waktunya menunggu kembali tidur sambil merokok atau minum alkohol. Beberapa orang akan merokok atau minum alkohol dan berpikir itu akan membantu mereka tertidur lebih cepat. Nyatanya, penyalahgunaan alkohol berdampak negatif pada kualitas dan produksi sperma, sementara merokok mengganggu motilitas (pergerakan) sperma. Dan tidak hanya itu.
Selain memperlambat keluarnya sperma, penelitian lain menunjukkan bahwa merokok dapat merusak DNA sperma dan meningkatkan risiko impotensi.
Tim peneliti dari Harbin Medical University menduga bahwa kebiasaan tidur larut malam dan kurangnya waktu tidur dapat memicu peningkatan antibodi anti-sperma yang dapat merusak kualitas sperma sehat.
Antibodi anti-sperma adalah protein yang diproduksi oleh sistem imun tubuh. Ini bukanlah penyebab mutlak dari ketidaksuburan pria, tapi efeknya jelas; semakin besar respons sistem imun tubuh Anda melepaskan antibodi ini, semakin kecil kemungkinan kehamilan akan terjadi.
Dengan kata lain, tubuh Anda melacak bagian dari fungsi reproduksi ini sebagai musuh dan mengirim sel pembunuh “alami” yang mengandung antibodi anti-sperma untuk menyerang balik.
Antibodi anti-sperma bekerja dengan cara menghalangi pergerakan sperma, mempersulit sperma untuk melakukan pembuahan, dan menghambat implantasi embrio.
Oleh karena itu, sperma dari pria yang punya jumlah antibodi sperma tinggi akan sulit untuk mencapai telur, dan/atau menyuburkan sel telur, mungkin menyebabkan ketidaksuburan. Antibodi anti-sperma juga bisa merusak sperma yang bertahan, dan ini bisa menyebabkan keguguran.
Menariknya, penelitian dari Cina ini juga menemukan bahwa tidur selama lebih dari sembilan jam juga memicu produksi antibodi antispermayang berlebihan, sama seperti halnya tidur malam hanya selama enam jam atau bahkan kurang.