Andrea Dovizioso mengaku senang bisa menyulitkan Marc Marquez dalam MotoGP musim ini meski akhirnya kembali kalah dalam perburuan gelar juara dunia.
Marquez tampil dominan dalam MotoGP
Pebalap asal Spanyol itu tampil konsisten di tiap seri yang dijalani. Di luar Argentina dan Italia, Marquez selalu naik podium. Dovizioso sejatinya merupakan musuh utama Marquez musim ini.
Kecepatan Dovizioso saat menunggangi Ducati beberapa kali membuat Marquez kesulitan dan harus mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya.
“Dua tahun lalu, tidak ada orang yang membayangkan bahwa kami bisa bertarung melawan Marquez. Saya bangga kami telah membuat situasi itu mungkin terjadi, membuat Marquez kesulitan,” ujar Dovizioso seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Dovizioso juga sempat berusaha keras menunda pesta juara Marquez di MotoGP Jepang pekan lalu.
Namun usaha Dovizioso gagal lantaran ia terjatuh saat berusaha mengejar Marquez dan harus puas finis di posisi kedua.
Jelang MotoGP Australia akhir pekan ini, Dovizioso mengakui bahwa Phillip Island bukanlah tipe sirkuit yang ideal untuk Ducati.
“Tentu saja Phillip Island bukanlah sirkuit Ducati, namun menarik untuk melihat performa kami. Saya senang balapan ini tiba. Setelah di Brno, kami selalu menunjukkan bahwa kami bisa bertarung untuk menang di semua seri MotoGP yang dijalani.”
“Ini adalah tes yang sempurna untuk memahami level kami, sesuatu yang kami butuhkan untuk (persiapan) tahun depan,” kata Dovizioso.
Dovizioso sendiri menyatakan dirinya masih memiliki misi untuk mempertahankan posisi kedua dari ancaman Valentino Rossi.
“Setelah Motegi (Jepang), tujuan saya adalah untuk bertahan di peringkat kedua karena Rossi makin dekat dan hanya berjarak sembilan poin.”
“Di Australia, tempat Yamaha terlihat bakal kuat, tentu merupakan tes yang penting bagi kami karena justru selalu kesulitan di sana,” kata Dovizioso.
Sementara itu, dominannya Marquez dalam balapam MotoGP musim ini menjadikan lomba tidak menarik.
Diboyong Repsol Honda pada lima musim lalu setelah menjadi juara dunia Moto2 di musim sebelumnya, Marquez seperti tidak memberi kesempatan pebalap lainnya untuk merebut gelar juara dunia MotoGP.
Lima gelar juara dunia direbutnya, dan hanya gagal pada musim pertamanya ketika Jorge Lorenzo menjadi juara dunia.
Musim ini Marquez tampil impresif. Dari lima belas seri yang dijalani, pebalap asal Catalonia itu hanya dua kali gagal mendapatkan poin, yakni di Argentina dan Italia. Selebihnya Marquez selalu sukses meraih podium, termasuk delapan kemenangan.
Melihat margin Marquez di puncak klasemen setiap merebut gelar juara dunia MotoGP sejak lima tahun lalu3, pantas jika disebut pebalap itu telah membuat kelas primer Grand Prix itu sedikit tidak menarik.
Harapan besar ditunjukkan tim dan pebalap rival Marquez seperti Andrea Dovizioso atau duo Movistar Yamaha Valentino Rossi dan Maverick Vinales di awal musim.
Tapi, faktanya Marquez tidak tertahankan. Marquez untuk kali ketiga Marquez memastikan gelar juara dunia MotoGP di Sirkuit Motegi, atau tiga seri sebelum musim selesai.
Persaingan terketat di MotoGP sejak Marquez naik kelas hanya terjadi satu kali, yakni pada musim lima tahun silam
Ketika itu Marquez memiliki keunggulan tiga belas poin atas Lorenzo memasuki seri terakhir di Valencia. Di akhir musim Marquez unggul empat poin atas rekan setimnya di Repsol Honda itu musim depan.
Sementara pada musim lalu Marquez memasuki seri terakhir dengan keunggulan 2dua puluh satu poin atas Dovizioso. Kegagalan finis Dovizioso di
Sejumlah data di atas cukup menjadi alasan untuk menyebut MotoGP menjadi sedikit kurang menarik karena Marquez. Tapi ini bukan hanya kesalahan Marquez, tapi juga kesalahan pebalap dan tim rival sang Semut Cervera itu.
Marquez bisa merebut lima gelar juara dunia dalam enam musim terakhir tidak dengan berleha-leha. Marquez beradaptasi dengan baik, memanfaatkan setiap peluang yang ada, dan mengambil risiko lebih sering.
Perlu diingat kalau Marquez adalah pebalap kedua yang paling sering kecelakaan musim lalu (27 kali) dan terbanyak musim ini Itu artinya dia tidak takut mengambil risiko. Sebuah risiko yang berbuah gelar juara dunia di akhir musim.
Tidak adil untuk mengatakan Marquez merupakan satu-satunya penyebab MotoGP tidak menarik dalam beberapa musim terakhir.
Rival Marquez juga harus disalahkan. Yamaha pantas disalahkan karena tidak mampu memberikan Maverick Vinales dan Valentino Rossi sepeda motor yang kompetitif.
Dovizioso juga pantas disalahkan karena kurang agresif, kurang mengambil risiko, dan tidak konsisten di momen-momen penting.
Ducati juga pantas disalahkan karena telat memberi Jorge Lorenzo sasis motor Desmosedici yang tepat. Jadi bukan semata-mata kesalahan Marquez.
Mari kita berharap MotoGP akan kembali lebih menarik musim depan. Sesuatu yang saya prediksi akan terjadi. Karena saya masih percaya satu-satunya pebalap yang bisa mengalahkan Marquez dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP adalah Lorenzo.
Faktanya adalah Lorenzo merupakan satu-satunya pebalap yang mampu mengalahkan Marquez dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP.
Hal itu terjadi pada musim tiga tahunj silam, ketika Lorenzo diklaim Rossi dibantu Marquez dalam merebut gelar juara dunia.