Walau pun masih terikat kontrak dengan Yamaha hingga Desember mendatang, Jorge Lorenzo, mulai Selasa kemarin resmi menunggangi motor barunya, Desmosedici bersama tim Ducati pada tes hari pertamanya di Sirkuit Valencia sebelum memasuki musim tahun depan.
Pebalap asal Mallorca itu mencatatkan waktu tercepat ketiga lebih lambat dari pebalap tercepat pertama, Maverick Vinales.
Tak menargetkan soal posisi pada tes hari pertama, Ducati merasa puas dengan performa Lorenzo.
Meski demikian, ada beberapa penyesuaian yang coba dilakukan pihak Ducati demi kenyamanan pebalap anyarnya. Salah satu yang belum dirasa nyaman bagi Lorenzo adalah desain jok motornya.
“Kami akan berupaya untuk menempatkannya di motor dengan cara yang pantas karena ia tidak merasa menunggangi motor dengan sempurna,” tutur koordinator tim Ducati Davide Tardozzi seperti dikutip Crash.
“Ini pertama kalinya ia (Lorenzo) menunggangi motor (Ducati). Kami akan coba mengusahakan yang ia inginkan besok, terutama di Sepang.”
Secara keseluruhan, Tardozzi mengaku terkesan dengan peforma pebalap barunya itu di Ducati.
“Hal lain yang membuat kami kagum adalah sikap dan cara kerjanya. Secara perlahan dan perlahan ia mulai menyesuaikan diri. Setiap kali ia meminta sesuatu dan kami mengupayakan apa yang ia inginkan. Hari ini benar-benar positif,” ungkap Tardozzi.
“Pendekatannya, maksud saya, cara profesional ketika ia bicara (amat mengesankan). Pendekatannya ketika ia mencoba mengusahakan sesuatu bersama tim. Kami sangat terkesan dengan hal itu.”
Manajer Ducati, Gigi Dall’Igna menyebut baik Jorge Lorenzo maupun Ducati akan sama-sama beradaptasi satu sama lain dalam menyambut musim mendatang.
Lorenzo bakal mendapatkan atmosfer baru dalam perjalanan kariernya di dunia MotoGP setelah memutuskan bergabung dengan Ducati
Sebelumnya, Lorenzo menghabiskan sembilan musim bersama Yamaha dan meraih tiga titel juara dunia.
“Keduanya baik (Ducati dan Lorenzo harus beradaptasi. Jorge Lorenzo adalah pebalap cerdas dan saya yakin dia akan mengerti bahwa motor yang bakal digunakan setelah ini bakal berbeda dengan motor yang ia tunggangi dalam tahun-tahun sebelumnya di MotoGP,” ujar Dall’Igna seperti dikutip dari Crash.
Menurut Dall’Igna, Lorenzo dan Ducati harus mencari titik temu agar mendapatkan kolaborasi maksimal di musim depan.
“Lorenzo harus mempelajari motor ini terlebih dulu dan melakukan adaptasi terhadap gaya balapnya agar bisa memaksimalkan kekuatan motor ini.”
“Seperti juga kebalikannya, Ducati juga harus memberikan motor terbaik untuknya. Ducati harus mengerti apa yang dibutuhkan Lorenzo untuk melaju dengan cepat dan memberikan motor sesuai keinginannya. Kami harus bekerja sama untuk mencapai target,” tutur Dall’Igna.
Dall’Igna sendiri pernah bekerja sama dengan Lorenzo saat mereka sama-sama masih di Aprilia.
“Saya sudah memiliki ide untuknya karena saya memahaminya dengan baik. Namun itu sudah lama dan juga terjadi di kelas berbeda.”
“Jadi terkait perubahan yang mesti kami lakukan tetap harus menunggu tes pertama. Setelah itu barulah mengambil keputusan pertama untuk melakukan perubahan,” kata Dall’Igna.
Usai tes hari pertama di Valencia itu Lorenzo menyebut sangat terkesan selama sembilan tahun di Yamaha.
Saya mengenang ketika balapan di Assen
Kala itu ia kembali ke balapan tepat tiga puluh menit menit setelah menjalani operasi patah tulang leher.
“Saat itu saya finis kelima. Tidak ada pebalap yang sebelumnya pernah melakukan itu. Sekarang saya tidak akan melakukannya lagi.”
“ Saya tahu, itu tindakan yang gila , tapi jika Anda berada dalam posisi untuk berjuang, Anda akan melakukan semua hal,” ungkap Lorenzo yang memfavoritkan seri Yamaha
Bersama Yamaha, ia sudah mengantongi tiga gelar juara dunia
Di musim terakhirnya bersama Yamaha, ia raih posisi ketiga di klasemen akhir.
Ia juga menang di seri balapan terakhir di Valencia. Itu jadi kado terindah buat Yamaha sebelum musim depan, ia bergabung dengan Ducati.
Pada balapan terakhir, Lorenzo mengaku sangat termotivasi untuk menang atau meraih podium. Ia ingin merayakan momen istimewa ini dengan kemenangan, terutama di lintasan yang pernah tiga kali ia menangi.
“Menyelesaikan musim dengan finis di posisi ketiga teratas dalam delapan tahun terakhir menunjukkan kekuatan dan konsistensi saya,” ucapnya.
“Ya, di satu sisi saya sedih karena sulit untuk mengucapkan selamat tinggal kepada sekelompok orang yang telah menghabiskan waktu sembilan tahun bersama-sama. Di sisi lain saya bersemangat untuk memulai petualangan baru ini.”