Kasus gesekan antara Valentino Rossi dengan Zarco masih saja ramah dibicarakan di lingkungan MotoGP. Gesekan ini menyebabkan Rossi harus dihukum pengurangan waktu.
Kali ini, pebalap Yamaha, Maverick Vinales turut berkomentar atas insiden itu.
Rossi dan Zarco terlibat insiden yang memaksa Rossi harus keluar lintasan.
Hal itu kemudian berbuah penalti nol koma tiga detik bagi Rossi meskipun pada akhirnya Rossi sukses mengatasi kerugian akibat penalti itu dengan keunggulan waktu di atas dua detik dari Dani Pedrosa.
Bagi Vinales, Zarco memang telah menunjukkan karakteristiknya sebagai pebalap yang agresif sejak seri perdana MotoGP yang ia mainkan di GP Qatar musim ini.
“Di GP Qatar, hal yang sama terjadi pada saya. Zarco adalah sosok pebalap yang agresif ketika ia berusaha menyalip pebalap lainnya.”
“Namun pada akhirnya insiden itu berakhir baik dan tak terjadi hal yang buruk antara Valentino Rossi dengan Johann Zarco,” ujar Vinales seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Vinales sendiri baru saja mengalami kerugian besar di GP Amerika Serikat setelah dirinya gagal finis lantaran terjatuh di lap kedua.
“Saya tak bisa protes terhadap ban Michelin karena mereka juga berusaha melakukan yang terbaik.”
“Saya tak memiliki cengkraman sebaik saat sesi pemanasan dan secara teori, itu kesalahan kami. Saya kecewa dengan seri tersebut, begitu juga tim saya,” kata Vinales.
Vinales meyakini bahwa kegagalan di GP Amerika Serikat tak akan membuatnya tertekan. Kegagalan di Sirkuit Austin justru membuatnya antusias menantikan seri berikutnya di GP Spanyol yang berlangsung di Sirkuit Jerez, 7 Mei mendatang.
“Kami saat ini tak sabar menunggu seri berikutnya,” ujar Vinales.
Pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow, sempat mengira Valentino Rossi dan Johann Zarco akan mengalami kecelakaan
Crutchlow menjadi pebalap yang berada di belakang Rossi dan Zarco ketika insiden senggolan di tikungan ketiga Sirkuit Austin terjadi. Pebalap asal Inggris itu mengaku melihat dengan jelas insiden itu
“Jelas Zarco bersaing ketat dengan Rossi. Saya menjauh dan menyeberang ke sisi trek yang lain karena saya mengira Rossi dan Zarco akan bertabrakan ketika sama-sama kembali ke trek dan terjatuh,” ujar Crutchlow seperti dikutip dari Crash.net.
Crutchlow mengatakan manuver Zarco terhadap Rossi adalah hal yang biasa dalam balapan MotoGP. Meski begitu, pebalap 31 tahun itu tetap menganggap Zarco sebagai pebalap yang agresif.
“Zarco tampil agresif sejak lap pertama. Dia benar-benar agresif, dan itu bagus. Saya tidak melihat ada yang salah dari itu. Saya tahu ini sedikit berbeda antara MotoGP dengan Moto2,” ujar Crutchlow.
“Di atas trek, kami berusaha memberikan yang terbaik. Pada akhirnya Zarco tampil bagus saat balapan dan Anda harus memberinya kredit,” sambung mantan pebalap Tech 3 Yamaha tersebut.
Crutchlow berhasil finis posisi keempat di GP Amerika Serikat setelah mengalahkan Zarco. Pengoleksi dua kemenangan di ajang MotoGP itu mengaku terlambat melakukan manuvernya untuk menyalip Zarco.
“Di satu titik saya berpikir bisa saja meraih podium, tapi Rossi meningkatkan kecepatan di tengah balapan. Saya berpikir penampilannya akan tetap sama, tapi kemudian saya tertahan Zarco untuk dua atau tiga lap,” ucap Crutchlow.
“Saya tidak ingin memaksakan diri, karena saya tahu saya harus bisa finis. Saya terlambat melakukan serangan dan kemudian gagal mengejar Dani Pedrosa”
“Saya pikir saya bisa mengejar Pedrosa, tapi ternyata saya terlambat melakukan serangan,” ujar Crutchlow
Sementara itu, pemilik Tech 3 Yamaha, Herve Poncharal, memastikan Johann Zarco tidak pernah berniat membuat Valentino Rossi kecelakaan
senggolan tersebut Rossi terpaksa memotong jalur di tikungan empat Sirkuit Austin agar terhindar dari insiden kecelakaan
Usai balapan, Rossi mengungkapkan kekesalannya terhadap Zarco. The Doctor menganggap Zarco belum punya pengalaman yang cukup untuk menyalip di ajang MotoGP setelah baru promosi dari Moto2 musim ini.
“Bagi saya itu situasi yang biasa dalam balapan. Saya berbicara dengan Race Direction Mike Webb, dan dia bilang: ‘Tidak ada yang perlu dibicarakan, tidak ada protes’,” ucap Poncharal kepada SpeedWeek.
Poncharal mengatakan insiden di GP Amerika Serikat tidak mengubah pandangan Zarco terhadap Rossi. Juara dunia Moto2 dua tahun lalu itu tetap menganggap Rossi sebagai pahlawannya di ajang balap motor Grand Prix.
“Rossi tetap jadi pahlawan untuk Zarco. Dia sangat mengagumi Rossi, penuh pujian untuk Rossi. Dia tidak akan melakukan hal yang membahayakan Rossi. Tidak akan,” ujar Poncharal.
Terkait ucapan Rossi yang meminta Zarco lebih tenang di atas trek, Poncharal menganggap pebalap asal Perancis itu sangat tenang ketika menjalani balapan.
“Jika ada pebalap yang tenang, maka itu adalah Zarco. Anda tidak pernah melihat dia senang berlebihan. Dia membalap dengan pintar,” ucap Poncharal.