Ditengah hujatan atas ketidakstabilan emosinya saat menabrak motor Valentino Rossi pada balapan seri ketiga MotoGP, Senin dinihari WIB lalu di Termas de Rio Hondo Circuit, Argentina, yang hampir mencelakan keduanya, pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, tampil lebih tenang ketika bersama timnya menyiapkan diri untuk loba seri keempat di Jerez Circuit, MotoGP Spanyol.
Marquez jauh lebih santun dan tenang usai minta maaf kepada Rossi dan akan memulai ambisinya untuk mengejar ketinggalan tiga puluh poin dari Valentino yang kini mengisi puncak klasemen sementara MotoGP.
Menurutnya, ia memiliki dua kunci sukses guna merebut gelar juara MotoGP ketiganya musim ini.
Pertama, The Baby Alien –julukan Marquez- membandingkan hasil yang didapatnya saat ini dengan dua musim lalu. Saat itu, balapan sudah menggelar enam race, dan Marquez masih berkutat di posisi tiga ketinggalan tiga puluh poin dari rekan setimnya, Dani Pedrosa yang menduduki posisi pertama.
Namun, berkat performa konsisten yang ia tunjukkan di sisa musim, pembalap asal Spanyol itu mampu menjadi yang terbaik dan mengungguli Jorge Lorenzo dengan selisih empat poin yang menduduki posisi dua di akhir musim.
Kunci kedua ialah performa yang ia tunjukkan selama mentas di tiga seri awal MotoGP musim ini. Meski hasilnya kurang memuaskan, ia cukup bangga.
Menurutnya, jika ia tidak membuat kesalahan di Qatar dan Argentina, bukan tak mungkin saat ini ia berada di posisi pertama.
Di Qatar Marquez berada di pole position. Namun, di tikungan pertama selepas start ia melebar dan membuatnya finis di posisi lima. Sementara itu, di Argentina ia terjatuh usai bertabrakan dengan Rossi saat balapan menyisakan dua putaran.
“Sejatinya saya bisa memenangkan tiga balapan sejauh ini. Jika saya tidak melakukan kesalahan di tikungan pertama di Qatar, saya yakin akan berada di podium. Kemudian saya menang di Austin dan jika tidak terjatuh di Argentina, saya akan finis di posisi dua,” urainya.
Walaupun mencoba menenangkan diri dengan tampil lebih kalem menunggu dimulainya balapan di Jerez, Marquez kini mendapat serangan baru dari manajer pribadi Andrea Iannone, Carlo Pernat.
Sang manajer Iannone menuding insiden senggolan yang dialami Marc Marquez terhadap Valentino Rossi pada MotoGP serie Argentina memang kerap di lakukan “Baby Allien ketika berada di bawah tekanan lawan.
Persaingan jagoan Repsol Honda dan Movistar Yamaha itu memang memanas di Rio Hondo. The Doctor yang menggunakan ban ekstra keras, sempat tertinggal jauh dari Marquez yang menggunakan ban keras normal.
Keduanya bahkan sempat terpaut empat detik!
Meski demikian, Rossi dengan luar biasa mampu menyusul dan akhirnya menyalip The Baby Alien. Terlalu bernafsu untuk mengasapi balik sang rival, Marquez malah menyenggol juara dunia tujuh kali itu pada dua lap menjelang finis. Si Bocah Ajaib terjatuh dan akhirnya gagal finis.
“Marc melakukan dua kesalahan besar. Pertama, entah apa alasannya, dia memilih ban keras. Kedua, dia bersikap arogan.”
“ Seharusnya dia tenang dan bijak saat melawan Vale. Seharusnya dia bisa finis kedua dan tentunya meraih poin. Gagal finis dan finis kedua, itu jelas perbedaan yang sangat krusial!,” ujar Pernat mengutip Crash, Kamis, 23 April 2015.
“Saya kira kelemahan Marc mulai terungkap. Ketika berada dalam tekanan besar, maka keinginannya untuk menang semakin besar pula dan itu memaksanya melakukan kesalahan. Dia terlalu agresif dan sedikit belum matang. Wajar memang melihat usianya yang masih sangat muda,” tandas Pernat.
Kabar terbaru menyangkut Marquez datang dari repsol Honda yang menyatakan, sang pebalap bisa menerima Casey Stoner yang ingin menggantikan posisi Dani Pedrosa untuk sementara waktu.
Rider asal Spanyol itu beranggapan dirinya tak tahu menahu soal spekulasi yang berkembang.
Seperti diketahui, Pedrosa dipastikan absen dalam dua seri MotoGP 2015 ke depan usai menjalani operasi pada lengan bawahnya.
Kabar tersebut langsung menimbulkan spekulasi mengenai rencana Stoner kembali ke lintasan MotoGP dan pihak Honda tidak membantah mereka telah menghubungi mantan pembalapnya itu.Stoner resmi pensiun dari MotoGP pada 2012.
Saat itu, dirinya menjadi bagian Honda Repsol dan Marquez menggantikan posisi yang ia tinggalkan. Dengan usia yang masih 29 tahun, pria asal Australia itu kerap dihubungkan kembali lintasan Grand Prix, namun berakhir dengan pembantahan.
“Jujur saja, baru kemarin saya mendengar isu ini. Karena memang saya tidak mengetahuinya sama sekali.
Honda tidak berbicara kepada saya. Kemarin ketika saya tiba, seorang teknisi berbicara kepada saya
‘Apakah Anda sudah baca tweet dari Stoner?’, dan saya tidak tahu hal itu,” kata Marquez, seperti dikutip Crash.
“Bagaimanapun juga, jika benar terjadi maka saya harus menghormatinya. Ini adalah keputusan dari Honda,” tambahnya.
crash, motogp.com dan autosport