Tampilnya Valentino Rossi dalam balapan Aragon, Minggu, pekan lalu, membuat dokter Raffaele Pascarella menilai sangat luar biasa karena prediksi pemulihannya yang belum selesai.
“Ada rahasia khusus mengapa Valentino Rossi bisa kembali tampil di MotoGP Aragon dan melewati prediksi pemulihan yang sebelumnya ditetapkan oleh tim medis, “ ujar Pascarella dalam wawancaranya dengan “cras,” Rabu, 27 September.
Rossi sudah berlomba di hari kedua puluh empat setelah ia mengalami insiden patah kaki akibat latihan enduro, akhir Agustus lalu
Pada awal pekan tersebut, alias di hari kedelapan belas, Rossi sudah mulai menjalani tes bersama Yamaha.
Performa Rossi di Aragon tentu mengejutkan banyak pihak karena pada awalnya ia diprediksi bakal beristirahat selama 30-40 hari dan baru bisa tampil di GP Jepang, 15 Oktober mendatang.
“Rossi adalah juara sejati. Dia menunjukkan dengan motivasi, maka ada banyak hal yang bisa dilakukan.”
Sehari setelah operasi, Rossi memang telah berjalan.
Saat ini tentu saja Rossi tak akan bisa bermain sepak bola dengan kakinya, namun untuk bisa mengemudi motor hal itu lebih mudah,” tutur Pascarella seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Selain motivasi tinggi, Pascarella juga menilai Rossi menunjukkan kerja keras untuk mewujudkan ambisi kembali secepatnya ke lintasan.
“Valentino Rossi menjalani fisioterapi enam jam setiap hari. Dia benar-benar menunjukkan motivasinya di tiap sesi.”
“Tidak semua orang bisa melakukan hal itu. Apa yang dilakukan Rossi lebih dari sebuah keajaiban. Kembalinya Rossi adalah buah dari tekad kuat, kerja keras, dan upaya untuk memaksa,” kata Pascarella.
Rossi tampil memesona di Aragon dengan bersaing di rombongan depan pada awal depan.
Namun pada akhirnya Rossi mulai tersusul oleh Marc Marquez, Dani Pedrosa, dan Maverick Vinales sehingga harus puas duduk di posisi kelima
Sementara itu, manajer Tim Yamaha Movistar, Massimo Meregalli membantah adanya perintah khusus dari tim untuk Valentino Rossi agar ia membantu Maverick Vinales jadi juara dunia MotoGP musim ini.
“Tak ada perintah khusus. Mereka dibiarkan membalap sesuai dengan prosedur yang ada,” kata Merregalli.
Vinales saat ini ada di posisi ketiga tertinggal dari Marc Marquez dengan selisih dua puluh delapan poin.
Sedangkan Rossi ada di peringkat kelima.
Dengan kondisi tersebut, peluang Vinales untuk memburu titel juara dunia lebih besar dibandingkan Rossi.
Namun Yamaha tak akan mengeluarkan perintah khusus berupa misi membantu Vinales di sisa musim.
“Kami tak pernah melakukan itu di masa lalu dan kami tak akan mengambil hal itu sebagai bahan pertimbangan saat ini.”
“Hal terbaik yang mungkin kami lakukan adalah mengatakan pada Valentino Rossi untuk tidak terlalu menghalangi laju Maverick Vinales bila ia memiliki kemampuan melewati Rossi di perlombaan,” kata Meregalli seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Meregalli juga menyatakan timnya masih optimistis bisa mengejar ketinggalan dari Marquez. Meregalli tak menganggap GP Jepang sebagai kesempatan terakhir Vinales untuk bisa bersaing dengan Marquez.
“GP Jepang hanya satu dari beberapa seri terakhir, saya tak berpikir seri tersebut adalah kesempatan terakhir.”
“Dalam sesi tes pramusim, Vinales bisa tampil kuat di Australia dan Malaysia. Mengejar selisih poin dari Marquez memang tak mudah namun kami akan berusaha memberikan yang terbaik,” tutur Meregalli.
Sementara itu, Maverick Vinales secara terbuka mengakui bahwa dirinya makin sulit untuk mengejar Marc Marquez dalam perburuan titel juara dunia musim ini.
Vinales tak bisa bersaing di GP Aragon dan hanya mampu finis di urutan ketiga. Hal tersebut membuat Vinales tertinggal poin dari Marc Marquez dalam klasemen sementara.
Vinales mengakui selisih poin yang ada antara dirinya dengan Marquez membuat peluang juara dunianya musim ini makin mengecil.
“Dengan kondisi yang kami miliki saat ini, sungguh sulit menyusul selisih hampir 30 poin yang ada saat ini,” kata Vinales seperti dikutip dari Foxsport.
Pebalap asal Spanyol ini sejatinya jadi pebalap paling bersinar di awal musim. Vinales memenangi dua seri awal dan telah mengantongi tiga kemenangan saat balapan melewati lima seri.
Namun setelah menang di GP Perancis, Vinales seperti kesulitan untuk memaksimalkan motor YZR-M1 miliknya. Ia tak lagi mampu jadi juara dan hanya sanggup tiga kali naik podium dalam sembilan seri berikutnya.
Bila kami ingin memenangkan pertarungan, maka kami harus meningkatkan kualitas kami. Karena bila kondisi bertahan seperti ini, maka sulit bagi kami untuk bersaing,” tutur Vinales.