Bos Movistar Yamaha Massimo Meregalli menudingi manuver Marc Marquez ketika membalap Valentino Rossi di MotoGP Argentina tidak patut dicontoh.
Tidak hanya perihal teknik membalap, Meregalli juga mengkritik perilaku Marquez yang dianggap tidak menghargai pebalap lain.
“Marquez pikir dia hanya membalap sendiri, dia tidak menghormati pebalap lain. Secara sederhana saya katakan dia berlomba dengan sikap yang ekstrem,” ujar Meregalli seperti dikutip dari Marca.
“Saya memahami pebalap yang harus fokus, tapi di saat bersamaan kita harus menghormati orang lain di lintasan,” sambung pria yang bergabung dengan tim Movistar Yamaha MotoGP pada tujuh musim lalu.
Mantan pebalap motor tersebut juga menyambut baik keputusan penanggung jawab balapan yang memberi hukuman kepada Marquez di MotoGP Argentina.
Dalam balapan seri kedua di MotoGP, Marquez mendapat tiga hukuman. Pebalap Spanyol itu mendapat hukuman karena motor yang dikendarai mati sesaat sebelum lomba dimulai.
Dua hukuman lain didapat Marquez lantaran bersenggolan dengan Aleix Espargaro dan Rossi di putaran yang berbeda.
Hukuman 30 detik setelah insiden dengan Rossi membuat Marquez pulang tanpa poin meski finis di urutan kelima.
Kendati sudah mendapat tiga hukuman, Marquez masih dapat dikenakan sanksi tambahan.
“Saat race director membuat keputusan, maka keputusan itu berlaku. Tanpa hukuman, olahraga ini dapat menjadi berbahaya,” ujar Meregalli.
“Jika semua pebalap berlomba seperti Marc [Marquez] hari ini, maka kita akan melihat banyak insiden seperti ini di masa depan,” sambung mantan personel tim Yamaha Superbike.
Rossi juga sempat mengeluarkan komentar terkait hukuman tambahan untuk Marquez karena gaya membalap yang membahayakan lawan.
Walau pun tak jadi yang tercepat di MotoGP Argentina Marc Marquez tetap jadi pusat perhatian karena sejumlah kontroversi yang dilakukannya.
Dalam satu perlombaan di MotoGP Argentina, Marquez tercatat dua kali minta maaf dan tiga kali kena hukuman.
Marquez dua kali melakukan permintaan maaf dengan melambaikan tangannya pada pebalap di belakangnya.
Permintaan maaf Marquez pertama ditujukan pada Aleix Espargaro di tikungan ke-13 pada lap kesembilan. Marquez memaksa masuk mendahului Espargaro lewat sisi dalam.
Ada benturan dalam insiden tersebut namun Espargaro tak terjatuh dan tetap bisa melanjutkan lomba pada momen tersebut.
Permintaan maaf Marquez kedua ada pada insiden dengan Valentino Rossi.
Di lokasi yang sama, tikungan ketiga belas, empat lap jelang lomba berakhir, Marquez coba melalui Rossi dari sisi dalam.
Ada benturan di antara kedua pebalap namun untuk kali ini Rossi terjatuh di sisi kiri lintasan.
Seperti halnya di duel lawan Espargaro, Marquez sempat menengok ke belakang dan melambaikan tangan ke arah Rossi.
Ia juga melihat detik-detik Rossi terjatuh.
Selain peristiwa dua kali minta maaf, Marquez juga tiga kali terkena penalti. Penalti pertama adalah kewajiban ia harus masuk pit lane.
Hal itu bermula saat motor Marquez mati sesaat sebelum lomba dimulai.
Meski akhirnya mesin motor berhasil kembali hidup dan ia bisa berlomba, namun Marquez diwajibkan masuk pit lane di lap keenam. Posisi Marquez pun melorot jauh ke belakang.
Dengan posisi di belakang namun punya kecepatan motor yang bagus di lintasan Termas de Rio Hondo, Marquez berusaha keras untuk secepatnya menyusul para pebalap yang ada di depannya.
Dalam upaya Marquez memperbaiki posisi, Marquez tampil sangat agresif dan insiden dengan Espargaro serta Rossi membuatnya mendapatkan dua penalti tambahan.
Saat bersenggolan dengan Espargaro, Marquez diminta untuk turun satu peringkat dari posisinya saat itu di tengah lomba.
Meski mendapat hukuman, Marquez terus menunjukkan penampilan agresif.
Klimaks di lomba ini adalah ketika Marquez menabrak Rossi dan membuat Rossi keluar lintasan.
Setelah momen itu, Marquez terus beraksi dan akhirnya sukses menyalip Maverick Vinales untuk mendapatkan posisi kelima.
Namun pada akhirnya Marquez dinyatakan terkena penalti tiga puluh detik.
Tambahan tiga puluh detik itu membuat catatan waktu Marquez melorot ke urutan delapan belas.
Marquez pun harus pulang dari Argentina tanpa poin di tangan.