Sebuah penelitian yang diterbitkan di Social Psychological and Personality Science mengungkapkan bahwa menggunakan emoji dalam email kerja, akan membuat seseorang terkesan kurang kompeten.
Penelitian ini dipimpin oleh Ella Glikson, dari Universitas Ben Gurion di Israel.
Dalam penelitiannya, Ella dan tim menggunakan tiga eksperimen yang berbeda dengan melibatkan lima ratusam peserta dari dua puluh sembilan negara.
Peserta diminta membaca berbagai email, beberapa menggunakan emoji smiley, untuk mengukur pendapat mereka tentang pengirim email tersebut.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa meskipun emoji smiley memiliki efek positif pada nada pesan, efek tersebut seringkali menyebabkan penurunan persepsi kompetensi.
Dengan kata lain, emoji senyum tidak memiliki efek yang sama dengan senyum tatap muka yang sebenarnya, yang membuat seseorang tampil “lebih menarik, tulus, dapat dipercaya, hangat, dan kompeten.”
Selain mempengaruhi persepsi kompetensi seseorang, penggunaan emoji juga mempengaruhi kemauan penerima email untuk berbagi informasi, sehingga lebih sulit untuk diajak bekerja sama.
“Norma untuk komunikasi online mungkin membingungkan, karena apa yang bekerja dalam konteks informal bisa sangat menghancurkan dalam konteks formal,” kata Ella Glikson.
Penelitian ini didanai oleh hibah dari Universitas Amsterdam di Belanda.
Emoji merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan perasaan kita ke dalam teks. Sekarang, sebuah aplikasi akan memungkinkan Anda melakukan lebih, dengan mengubah wajah Anda menjadi emoji itu sendiri.
Namanya Memoji, aplikasi ini baru dirilis oleh Lightricks pada hari Jumat, dan memungkinkan Anda membuat emoji untuk foto apapun di ponsel Anda.
Untuk versi saat ini, Memoji masih mendukung beberapa ekspresi populer seperti emoji tertawa yang menitikan air mata, emoji kissy, emoji iblis, emoji bahagia dan sedih, emoji mual, emoji mata love, emoji kacamata hitam, emoji hidung berasap, dan unicorn.
“Emoji telah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari dan memandu kita chatting dan berbagi emosi kita, tapi jangkauan keseluruhan dan dampak teknologi penting ini terbatas,” kata Nir Pochter, kepala pemasaran Lightricks, dalam sebuah pernyataan.
“Sebagai penikmat emoji, kami tahu bahwa tingkat berikutnya emoji akan membiarkan orang memandu proses editing foto dari awal. Orang ingin lebih dari hanya mengirim emoji, mereka ingin menjadi emoji.”
Anda pasti sangat familiar dengan emoji yang satu ini; air mata kebahagiaan. Yah, emoji ini ditetapkan word of the year pada dua tahun lalu
Dan sekarang, itu menjadi emoji yang paling populer di dunia.
Setelah menganalisa pesan jutaan orang dari seluruh dunia, peneliti di University of Michigan menemukan bahwa wajah tersenyum disertai butiran air mata ini mendominasi total penggunaan emoji.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Kika Emoji Keyboard.
Mereka mengumpulkan data dari empat ratus dua puluh tujuh juta pesan dari hampir empat4 juta pengguna smartphone di dua ratusan negara dan wilayah di seluruh dunia.
“Emoji di mana-mana. Mereka menjadi bahasa di mana-mana yang menjembatani semua orang dengan budaya yang berbeda,” kata Wei Ai, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Michigan School of Information.
Peneliti juga mengungkapkan bahwa ada beberapa negara yang tidak mendukung emoji air mata kebahagiaan.
Misalnya, Perancis lebih memilih untuk menggunakan emoji hati.
“Sangat menarik… sepuluh emoji di Perancis juga cukup berbeda dari yang digunakan oleh negara-negara lain, yaitu, mereka lebih cenderung untuk menggunakan emoji yang berkaitan dengan hati, sedangkan pengguna dari negara lain lebih memilih emoji terkait dengan wajah.”
Tim juga menemukan bahwa negara-negara dengan tingkat individualisme tinggi, seperti Australia, Perancis dan Republik Ceko, lebih memilih untuk menambahkan emoji bahagia pada pesan mereka.