Snapchat tak harus “berhenti” ketika fitur-fiturnya di tiru oleh banyak aplikasi lain seperti Instagram maupun Facebook.
Persaingan dengan Instagram, misalnya, terus memicu Snapchat untuk mengembangkan fitur anyar.
Layanan yang dimiliki Snap.Inc pun menghadirkan sejumlah fitur baru bagi penggunanya.
Dikutip dari Tech Crunch, beberapa fitur baru Snapchat disebut-sebut meniru kemampuan Instagram.
Salah satunya adalah menghilangkan batas waktu sebuah Snap atau unggahan di Snapchat dapat dilihat orang lain.
Sebagai informasi, sebelumnya pengguna Snapchat memang dapat mengatur durasi sebuah pesan dapat dilihat orang lain. Namun pengaturan itu terbatas hanya satu sampai sepuluh detik.
“Kami merasakan frustrasi saat tak bisa menikmati sebuah Snap secara penuh, sehingga kami memberikan pilihan yang memungkinkan penerima pesan membacanya selama yang mereka inginkan,” ujar media sosial itu dalam unggahan di blog resminya.
Meski dapat diatur, pesan itu tetap secara otomatis terhapus setelah ditutup. Kemampuan semacam ini sebenarnya telah ada di Instagram yang tak membatasi durasi baca penerima pesan.
Fitur lain yang hadir kali ini adalah menggambar dengan emoji dan membuat video loop berulang-ulang.
Fitur ini menghasilkan gambar berformat GIF dan membuatnya bersaing langsung dengan Boomerang milik Instagram.
Ada pula fitur Magic Eraser.
Kehadiran fitur ini memperkenankan pengguna Snapchat menghapus sebuah objek dari gambar yang diambil. Fitur ini mirip dengan kemampuan di Adobe Photoshop.
Sudah menjadi rahasia umum, Facebook menyontek fitur Snapchat untuk layanannya.
Tak cuma Facebook, layanan di bawah naungannya, yakni Instagram, WhatsApp, dan Messenger, juga demikian.
Meski fiturnya kerap ditiru, Snapchat tetap punya basis pengguna setia.
Berdasarkan laporan baru perusahaan riset App Annie, sebanyak tiga puluh lima persen pengguna harian Snapchat di Amerika Serikat tidak menggunakan Facebook pada hari apa pun.
Facebook bukan satu-satunya yang dianggap “tidak keren” oleh remaja. Snapchat juga lebih diminati ketimbang Instagram, Facebook Messenger, YouTube, dan WhatsApp.
“Pada hari apa pun di AS, sebanyak tiga puluh lima persen pengguna harian Snapchat tidak bisa dijangkau oleh Facebook, empat puluh enam persen tidak bisa dijangkau oleh Instagram dan 5lima puluh delapan persen tidak bisa dijangkau oleh Messenger,” tulis App Annie dalam laporannya, seperti dilansir Mashable.
Data ini dinilai menjadi kabar baik bagi Snap Inc–perusahaan pembesut aplikasi Snapchat–setidaknya bisa menjadi nilai jual kepada para pengiklan.
“Ketika kalian bisa mengatakan, ‘ada persentase yang lebih besar di Snapchat, yang tidak akan ada di Facebook dan YouTube,’ maka itu adalah statistik yang bagus dan akan sangat membantu para pengiklan untuk memahami nilai sumber daya mereka,” kata CEO Delmondo, Nick Cicero.
Delmondo adalah sebuah perusahaan analisis video, yang membuat iklan untuk Snapchat dan Facebook.
Cicero menilai Snapchat memiliki keunggulan yang tidak dimiliki para kompetitornya. Hal ini yang akan menjadi daya tarik berbagai perusahaan memasang iklan di Snapchat.
“Jumlah konsumsi pengguna Snapchat, yang juga berkaitan dengan ‘menciptakan’, adalah sesuatu yang saya pikir tidak dapat ditiru Facebook dan Instagram. Ini perbedaan secara mendasar,” jelas Cicero.
Namun, laporan statistik App Annie dinilai tidak akan melemahkan Facebook begitu saja.
Raksasa jejaring sosial itu baru merilis statistiknya di mana enam puluh enam persen pengguna aktif bulanan mengunjungi Facebook setiap hari.
Data ini dirilis beberapa jam setelah laporan App Annie, dan belum diketahui apakah Facebook sengaja melakukannya.
“Kedua perusahaan tentu bertarung dengan cukup keras. Mereka jelas bertarung dalam narasi investor,” tutur analis Creative Strategies, Ben Bajarin.
Sementara itu, Snap Inc baru saja membeli sebuah paten dari ‘mantan’ pesaing Instagram, Mobli, dengan nilai cukup fantastis
Rupanya, ini adalah salah satu strategi pembesut Snapchat agar fiturnya tak lagi ‘dicontek‘ oleh Facebook cs.
Lalu paten seperti apa yang dibeli oleh Snap Inc?
Seperti dikutip Phone Arena dari Tech Crunch, paten tersebut adalah geofilter atau filter berbasis lokasi yang hanya muncul jika pengguna berada di sebuah lokasi tertentu. Misalnya saja, festival atau pesta.
Namun, fitur ini tak hanya sekadar filter biasa. Geofilter dirancang agar dapat digunakan untuk partnership atau kebutuhan bisnis.
Pengguna dapat mendesain geofilter-nya sendiri dan submit ke Snapchat agar dapat menjadi filter berbayar.
Belum ada penjelasan spesifik soal paten ini. Namun, filter ini akan tersedia jika pengguna berada di sebuah acara tertentu.
Mobli adalah aplikasi berbagi foto yang diluncurkan pada enam tahun silam.
Meski versi Android-nya sudah dimatikan, pengguna iOS masih mengunduh aplikasi tersebut. Sayangnya, Mobli tetap belum bisa menggantikan kepopuleran Instagram.
Kabarnya, Snap memang menginginkan paten tersebut untuk dijadikan sebagai ‘senjata’ mereka agar fiturnya tak lagi dicontek.
Masih ingat saat fitur Stories Snapchat dijiplak Facebook dan Instagram?
Sayang, Snap tak bisa menuntut raksasa teknologi tersebut karena fitur tersebut belum dipatenkan.
Jika terjadi lagi, setidaknya Snap sudah memiliki paten dan bisa melayangkan gugatan.
Namun, belum diketahui juga apakah Snap Inc juga akan mencaplok Mobli sekaligus atau tidak.