close
Nuganomics

Harga Emas Pekan Ini Diprediksi Akan Keok

Harga emas dipekan ini, seperti prediksi para pengamat, akan keok bersamaan dengan akan munculnya petunjuk arah kebijakan keuangan Amerika Serikat oleh Bos The Fed Jerome Powel.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Senin pagi WIB, inestor logam mulia kini mengalihkan perhatian mereka ke prospek ekonomi AS. Itu disebabkan Bos The Fed Jerome Powell kemungkinan akan memberikan ‘petunjuk’ terakhirnya sebelum pertemuan bank sentral terkait kebijakan moneter September ini.

Sementara itu, harga emas telah kehilangan momentum kenaikan mingguanya setelah mencapai titik tertinggi pada pekan lalu. Penyebab lainnya ialah meredanya tensi dagang AS-China.

Kendati begitu, harga emas masih bertahan di atas level support utama yakni  seibu lima ratus tiga puluh dollar per ounce.

Jika ini terus berlanjut, arah emas kedepanya diprediksi akan terus naik. Demikian ungkap Presiden Blue Line Futures, Bill Baruch seperti dilansir Kitco News.

Harga emas masih akan naik jika mampu bertahan di atas level seribu lima ratus dollar, jika di bawah harga tersebut maka kemungkinan akan menuju ke level seribu lima ratus  dollar,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Strategi Global di TD Securities, Bart Melek mengungkapkan, dengan situasi global terutama AS-China yang tengah berlangsung, harga emas bisa saja sedikit lebih rendah.

Tetapi, jika data ekonomi memburuk dan stance The Fed cenderung dovish, kemudian didukung dengan volatilitas di pasar ekuitas, maka harga bisa melambung lebih tinggi lagi.

“Kami melihatnya harga emas akan bergerak secara signifikan ke atas. Pada sisi negatifnya, ada di sekitar level seribu empat ratus delapan puluh delapan dollar dan positifnya di level seribu lima ratus delapan puluh enam dollar,” paparnya.

Sementara itu, Ekonom Capital Economics AS Andrew Hunter mengatakan, semua mata kini tertuju pada Powell, bos The Fed.

Ketua Fed Jerome Powell akan memberikan pidato pada hari Jumat di Universitas Zurich di Swiss. Powell diprediksi akan melonggarkan kebijakan moneternya dengan penurunan suku bunga acuan The Fed.

“Pidato Powell di Jackson Hole pekan lalu memperjelas bahwa The Fed merencanakan pemotongan suku bunga lagi di bulan September berdasarkan meningkatnya perang dagang dan kelemahan di tempat lain dalam ekonomi global,” tegas dia.

Diakhoir pekan lalu, harga emas jatuh  di tengah sedikit pemulihan di pasar ekuitas dan imbal hasil treasury.

Namun demikian, harga emas masih berada di jalur untuk kenaikan bulanan keempat berturut-turut karena kekhawatiran resesi ekonomi global dan ketidakpastian hubungan perdagangan AS-China yang mendorong investor ke tempat yang aman.

Analis Logam Mulia di Standard Chartered Bank, Suki Cooper mengatakan, saat ini pasar tengah menunggu berita di bidang perdagangan.

“Saat ini, pasar emas difokuskan pada dampak dalam hal pertumbuhan global dan apakah kita akan terus melihat bank sentral di seluruh dunia mengurangi kebijakan moneter,” kata dia.

Tim perunding perdagangan China dan AS mempertahankan komunikasi yang efektif, sehari setelah kedua belah pihak membahas putaran perundingan langsung berikutnya pada September, kata Kementerian Luar negeri China.

Pada Kamis kemarin, kementerian perdagangan Cina mengatakan putaran pertemuan September sedang dibahas oleh kedua belah pihak, namun penting bagi Washington  untuk membatalkan kenaikan tarif.

Tanda-tanda positif di front perdagangan juga mengangkat saham dunia ke level tertinggi dalam satu minggu, namun membatasi kenaikan harga emas.

“Emas akan memiliki beta yang sangat tinggi untuk setiap pengurangan ketegangan perdagangan mengingat bahwa mereka telah mendorong begitu banyak rally,” tulis analis OANDA Jeffrey Halley dalam sebuah catatan.

Eskalasi dalam perang dagang antara ekonomi terbesar dunia dan kekhawatiran yang meningkat atas penurunan ekonomi global berkontribusi pada kenaikan lebih dari  seribu lima ratus dollar untuk harga emas di Agustus ini.

Inversi terbaru dari kurva imbal hasil A.S., di mana imbal hasil jangka pendek berjalan di atas yang bertanggal lama, juga telah membuat para investor resah karena sering mendahului resesi.

Sementara itu, Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa secara luas diperkirakan akan menurunkan suku bunga bulan depan untuk merangsang ekonomi mereka.

Sementara itu, konsumen di pusat-pusat Asia menjual kepemilikan emas fisik minggu ini untuk mendapatkan uang dengan harga tinggi, dengan banyak yang memilih perak yang lebih murah.

Tags : slide