Kacamata, hand phone, jam tangan bahkan kunci mobil sering menjadi sensasi gaduh di rumah, ketika sang suami berteriak dimana gerangan barang itu berada. Bahkan, ketika di kantor sang suami masih menelepon ke rumah menanyakan, apakah hand phone dan kacamatanya tertinggal.
Kegaduhan datang lagi ketika, jam tangannya ketinggalan di kamar mandi dan pembantu sempat dihardik karena terlambat menemukannya.
Itulah episode kecil yang setiap kali terulang dan terulang lagi di rumah. Dan tidak hanya ulangan episode yang sama, biasanya masih ada bumbu umpatan dari rasa frustrasi dari “penyakit” pikun ini berupa dakwa dakwi di luar konteks barang hilang.
Situs “Daily Mail,” pekan nini menulis di rubric “female”nya tentang sikap pelupa lelaki ini.
“Mail” menilustrasikan sebuah pasangan yang sebenarnya masih muda, tapi kok pelupa banget.
Sudah ingatkan berkali-kali tapi masih saja lupa, tulis “mail” tentang tanggal pernikahan, tanggal ulang tahun, atau nama teman-teman sang suami.
Tak perlu buru-buru kesal dan marah, karena sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ini bukanlah kesengajaan.
Penelitian menunjukkan bahwa ternyata laki-laki jauh lebih pelupa daripada perempuan, terlepas dari usia mereka. Pada kenyataannya, peneliti pun juga dikejutkan oleh betapa pelupanya para laki-laki ini.
“Selain lebih pelupa, yang lebih mengejutkan ternyata sifat pelupa para pria tidak mengenal usia, bisa saja dialami pada mereka yang berumur 30 atau 60 tahun,” ungkap Profesor Jostein Holmen dari Norwegian University of Science and Technology.
Profesor Holmen dan timnya memberikan sembilan pertanyaan tentang seberapa banyak mereka bisa mengingat hal-hal tertentu. Mereka juga diminta untuk mengungkapkan seberapa sering mereka mengalami kesulitan mengingat sesuatu, nama dan tanggal, dan hal-hal yang yang terjadi selama satu tahun belakangan. Penelitian ini dilakukan terhadap 48 ribu orang di Norwegia.
Hasilnya ternyata pria melaporkan bahwa mereka mengalami delapan dari sembilan masalah ingatan ini. Sementara perempuan memiliki ingatan yang jauh lebih baik, laki-laki harus berjuang untuk mengingat nama dan tanggal.
Masalah lupa ini ternyata juga dipengaruhi oleh pendidikan. Orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi ternyata berisiko lebih kecil untuk jadi pelupa. Orang-orang yang menderita kecemasan parah serta depresi ternyata juga bisa jadi lebih pelupa.
“Kami telah berspekulasi tentang hal ini.Namun sayangnya kami belum bisa menemuan penjelasan secara ilmiah. Sebagai penelitian lanjutan, kami mencoba menentukan apakah ada hubungannya antara lupa di masa muda dengan demensia di usia tua,” papar Holmen.