Arsenal memiliki peruntungan yang sama dengan Manchester City, ketika di laga leg pertama perdelapan final Champions League, Kamis dinihari WIB, 20 Februari 2014, kalah dua gol tanpa balas dari Bayern Muenchen, dan diusirnya Wojciech Szczesny oleh wasit keluar lapangan.
Tragedi Arsenal di Emirates Stadium, seperti di tulis dengan sangat emosional oleh Bob Wilkins, analis sepakbola Premier League di “Daily Mail,” dalam edisi “online”nya, Kamis pagi, merupakan harga mahal yang harus dibayar oleh klub Inggris di dua hari laga pentas Eropa.
Kekalahan Arsenal, sepertinya, ingin menjawab bahwa kehebatan publisitas laga Premier League belum sebanding dengan prestasi mereka ketika melawan klub-klub La Liga dan Bundesliga. “Ada sesuatu yang belum dimiliki klub Premier League. Sipirit,” tulis Wilkins.
Wilkins menuding kekalahan Manchester City dari Barcelona, sehari sebelumnya, di Etihad Stadium, berasal dari pembeda latar belakang fondasi klub. Barca yang mengutamakan akademi La Masia membangun timnya dengan sipirit untuk bermain bersama dan menikmati kemenangan bersama.
Ada kegembiraan yang menyertai penampilan mereka. Bukan seperti City yang menghimpun pemain hebat dengan uang berlimpah dan membanggakan kehebatan masing-masing individu.
Wilkins menyorot FA agar mempertimbangkan batasan ekstrim terhadap kehadiran “legion” asing dalam klub Premier League dan memaksa mereka untuk membuat akademi.
Kekalahan Arsenal dari Bayern penyebabnya sama. Arsenal, terutama Arsene Wenger kurang sabar untuk mendapatkan pemain didikan sendiri. Wenger sudah benar dengan polarisasi bangunan tim. Tapi ia tidak sabar menunggu kiprah kehebatan tim.
Arsenal di laga putaran pertama perdelapan final Champions League, Kamis dinihari WIB, tidak hanya mengulang tragedi Manchester City, tapi juga gagal bermain dengan nyali besar untuk “membunuh” klub elitis Bavaria, Bayern Muenchen, di Emirates Stadium.
Dua gol dari Toni Kroos dan Thomas Mueller di babak kedua adalah jawaban paling riil dari petaka Arsenal setelah Szczesny yang diusir keluar lapangan oleh wasit karena menebasr Arjen Robben di kotak penalti. Kehilangan satu pemain diakui Arsene Wenger sangat mempengaruhi performa tim.
“Kami mengawali dengan sangat baik dan berhak mendapatkan satu gol. Kami menurun dan kian menurun setelah kartu merah. Kami kian kuatkan pertahanan,” kata Wenger kepada “BBC.”
“Menurut saya tak ada keraguan memang ada pelanggaran hingga terjadi penalti. Saya tidak tahu jika berbuah kartu merah,” jelas Wenger emosional..
Arsenal, seperti diakui Wenger, bisa membalas kekalahan pada leg kedua di Allianz Arena. Untuk bisa lolos ke delapan besar, Arsenal harus meraih kemenangan selisih tiga gol atau unggul dengan selisih dua gol dengan skor berapapun.
“Kami kalah di sini melawan Bayern Munich tahun lalu dan melawat ke sana dan mengalahkan mereka di Munich. Kenapa kami tak bisa mengulangnya?,” ujar Wenger optimis.
Dalam laga yang panas itu, Arsenal sudah bermain sepuluh orang setelah Wojciech Szczesny. Meski Bayern mendapatkan keuntungan tendangan penalti, David Alaba gagal memanfatkannya menjadi gol.
Bayern baru bisa memecah kebuntuan di menit lima puluh tiga. Gol sepakan jarak jauh Toni Kroos menjadi gol pertama FC Hollywood.
Usai gol itu, Arsenal masih mampu menahan serang-serangan Bayern. Tapi, gawang ‘Gudang Peluru’ akhirnya kembali bobol usai Thomas Mueller dengan cerdik mampu menyundul umpan silang Philipp Lahm tiga menit menjelang bubaran.
Dengan gol itu, kans Arsenal untuk melaju ke babak selanjutnya menjadi lebih berat. Sebabnya, mereka harus menang dengan margin tiga gol.
“Saat Anda harus bermain dengan sepuluh pemain melawan tim seperti Bayern Munich, laga menjadi sangat berat. Saya pikir kami sudah berjuang sangat keras saat kami bisa menjaga mereka di posisi yang jauh dari lini belakang. Cukup mengecewakan bahwa pada akhirnya mereka bisa mencetak gol kedua,” kata Wenger di situs resmi Arsenal.
“Mereka mempunyai keunggulan pemain di lapangan dan dengan kualitas yang mereka miliki, maka selalu sulit untuk merebut bola. Saya pikir kami mengawali laga dengan sangat baik malam ini dan jelas kami mempunyai beberapa peluang di menit-menit awal dan kami mendapatkan penalti.”
“Kami melakukan start dengan sangat baik dan itulah yang kami ingin lakukan, jadi kami sangat senang dengan hal itu,” ujarnya..