Siapa yang bisa menghentikan Marquez? Itulah pertanyaan yang dilontarkan “Crash,” media balap terkenal yang mengkhususkan diri dalam laporan MotoGP.
Pertanyaan itu, di hari yang sama, Senin, 01 September 2014, langsung dijawab oleh Valentino Rossi, pebalap gaek, “Yamaha.”
Kali ini Rossi tak bercanda. Dua pekan lalu yang “menaklukkan” Marquez di Brno untuk mendapatkan posisi podium ketiga. Akhir pekan kemarin, di Silverstone, MotoGP Inggris, “duao” Yamaha, Lorenzo dan Rossi, menekan Marquez dengan sangat impresif dalam balapan paling dramatis.
Pertanyaan ”wajib” dari Crash,” bagi “The Doctor” selalu punya jawaban menarik. ”Tidak ada yang spesial, semuanya serba mungkin. Yang harus dilakukan adalah melakukan yang terbaik dan menaikkan level,” ujarnya.
Pertanyaan datang lagi, yang menyebut bahwa masalahnya, setiap kali Rossi, Lorenzo, atau Pedrosa berhasil menaikkan level, Marquez juga melakukan hal yang sama! ”Kami tidak seberapa jauh. Memang tidak mudah, tapi sekali lagi tidak spesial Marquez dan Honda,” sembur Rossi lagi.
Semburan Rossi cukup beralasan. Yamaha selalu kuat. Rossi dalam usia setua ini masih terus menyabet podium..
Lalu bagaimana di sisi Marquez. Yang membuat dirinya juga berpeluang terus memenangkan sisa seri balapan adalah gaya membalapnya. Juara dunia termuda sepanjang sejarah MotoGP itu biasa ”rebah” dengan kecepatan tinggi untuk menutup kekurangan Honda. Dengan banyak tikungan naik yang membuat jarak antara sepeda motor dan kerb tak terlalu jauh, Marquez bisa lebih mudah menerapkan gayanya.
Pebalap dua puluh satu tahun tersebut mengatakan, kunci kemenangannya atas Lorenzo di Silverstone, Minggu malam WIB, 31 Agustus 2014, adalah gaya agresif saat menyusul dan melibas tikungan. Tapi, Marquez juga sempat terkejut dengan performa Lorenzo.
“Kami sempat bersenggolan saat melewati tikungan, tapi di tikungan selanjutnya itu adalah kunci saya melewati Jorge. Saya tahu harus melakukan gerakan yang bagus dan agresif meski harus bersenggolan.
Pada lap terakhir juga seperti itu. Tahun lalu, dia melewati saya di tikungan terakhir dan kami juga bersenggolan,” jelas Marquez seusai balapan seperti dilansir Sportal.
Secara keseluruhan mungkin banyak orang bertanya, apa rahasia Marc Marquez bisa sedominan itu pada awal musim balap MotoGP 2014?
Faktor sepeda motor sudah pasti memengaruhi. Dan Honda tahun ini berada di atas Yamaha. Namun, ada faktor lain yang membuatnya semakin sulit dikejar.
Pertama, kemampuan menikung Marc yang tak bisa disamai pebalap lain. Jika Anda melihat siaran langsung MotoGP, beberapa kali dalam balapan ditampilkan sudut kemiringan ketika menikung atau dikenal dalam istilah balapan, “lean angle” para pebalap. Marc Marquez-lah yang paling miring dalam menikung.
Dengan cara ini, Marc bisa menutup kekurangan Honda ketika melibas tikungan. Selama ini keunggulan Yamaha dibandingkan Honda adalah cepatnya keluar dari tikungan, atau “cornering speed.” Jika ditambah dengan performa pengereman yang bagus jelang tikungan, area menikung akan dikuasai.
Kemampuan “rebah” Marc memberikan efek pengambilan racing line yang menguntungkan. Dengan begitu, sang juara dunia termuda akan dengan mudah “mengambil” pebalap lain di tikungan dengan posisi sudut yang lebih dalam. Sekuat apa pun Yamaha memperbaiki sisi late braking, kemampuan menikung yang unik dari Marquez masih lebih diunggulkan.
Faktor kedua adalah mental dan keberanian Marc. Saat dirinya mengalami cedera pergelangan tangan dan seusai menjalani operasi, dia malah memutuskan untuk tetap berlaga pada balapan selanjutnya. Valentino Rossi sampai berujar bahwa semangat Marquez sangat tinggi.
“Dia mempunyai keberanian luar biasa. Beberapa kali kami balapan bersama dan risiko tinggi dilahapnya. Marc seperti anak kecil yang akan senang dengan setiap kemenangan. Dia sangat haus kemenangan dan akan merebutnya tanpa beban,” ujar Rossi dalam satu kesempatan.
Saat ini, hanya kemampuan mesin dan faktor keberuntungan yang dianggap bisa mengalahkan Marquez di seri-seri selanjutnya. Kekhawatiran para fans MotoGP menyaksikan balapan yang tak lagi seru mungkin akan terjadi, mengingat Marquez masih sangat dominan dan belum ada tanda-tanda kompetitor mampu menerkam.
Bersama Honda Repsol, pemilik nomor 93 ini mengaku ada sedikit pengembangan usai harus puas finish di posisi empat pada GP Ceko, 17 Agustus lalu.
“Saat memulai balapan, saya harus mencoba untuk tidak terlalu memaksa performa ban. Ini sulit karena ritme langsung tinggi, bisa dilihat tadi balapan saya sampai mencapai limit, dan semua pebalap juga melakukan hal yang sama,” tutup penggemar Valentino Rossi ini.
sumber, sporstal, crash, mcn dan mottogp.com