Juventus yang datang menghunus kampak perang ke San Siro menghentikan laju kemenangan AC Milan di bawah kepelatihan Inzaghi dalam laga lanjutan Serie A, Minggu 21 September dini hari WIB.
Pelatih Juve, Massimiliano Allegri, mengaku tak ada misi balas dendam di balik kemenangan tersebut.
Seperti diketahui, Allegri pernah mengisi kursi kepelatihan I Rossoneri, dan kemudian diusir karena tidak mampu mengangkat performa klub milik konglomerat yang juga politikus Italia, Slivio Berlusconi itu.
Allegri terusir karena raihan buruk yang diraih Milan di awal kompetisi musim lalu, dan membuat posisinya digantikan oleh Clarence Seedorf.
Dan di pekan ketiga ini, Allegri kembali ke San Siro dengan posisi sebagai pelatih I Bianconeri, menggantikan Antonio Conte yang mengundurkan diri. Ternyata, kedatangannya berhasil membuat publik San Siro bersedih.
Juventus berhasil mengalahkan Milan dengan skor satu gol tanpa balas melalui gol Carlos Tevez.. Meski mengaku emosional dengan laga ini, Allegri tak ingin kemenangan Ai Nyonya Tua dinilai sebagai balas dendamnya pada Milan.
“Setelah tiga setengah tahun bersama Milan, momen yang erat dengan kemenangan demi kemenangan itu tak mungkin dianggap pertandingan biasa,” ungkap Allegri, seperti dilansir “Football-Italia.”
“Ini juga bukan soal balas dendam. Saya kini pelatih Juventus. Milan kehilangan Scudetto saat bertarung dengan Juventus dan meski menjual pemain seperti Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva, kami tetap meraih beberapa hasil penting,” sambungnya.
Allegri yang melatih I Rossoneri selama 4 musim mengungkapkan bahwa klub yang kini dilatih oleh Filippo Inzaghi itu telah menghiasi karier kepelatihannya. Tapi kini, Allegri telah bersama Juve dan siap mempertahankan status juara bertahan.
Carlos Tevez, bekas pemain Manchester City, keluar sebagai pahlawan bagi skuad Massimiliano Allegri dalam laga yang sudah diprediksi berjalan sulit.
“Laga berjalan sulit seperti dugaan kami karena Milan sedang on-fire menyusul dua kemenangan mereka di laga sebelumnya. Kami menang karena kami percaya diri. Itu membuat kami tak tertekan selama pertandingan,” ungkap Tevez seusai pertandingan kepada “Sky Sport Italia”.
Mantan pemain Manchester City ini juga mengakui bermain sedikit ke dalam agar bisa melewati para pemain bertahan I Rossoneri. Terlebih, Nigel De Jong yang merupakan mantan rekannya di City selalu mengawasinya.
“Saya suka posisi ini, tapi tidak banyak peluang hari ini karena De Jong selalu menunggu saya. Namun, akhirnya saya berhasil mencetak gol,” tutur Tevez yang mendedikasikan gol untuk anaknya.
Kemenangan ini membuat Juventus menjadi berada di puncak klasemen sementara dengan raihan sembilan poin dari tiga kemenangan di awal musim ini. Sedangkan Milan harus turun ke posisi tiga klasemen dengan hanya memiliki enam poin.
Mengenai kekalahan timnya, pelatih AC Milan, Pippo Inzaghi, mengakui semula dirinya berharap bisa mengalahkan Juventus dalam lanjutan Serie-A. Tetapi diakuinya, kenyataan yang dihadapi mengatakan bahwa permintaannya berlebihan.
Rossoneri mengawali musim ini dengan bagus karena menorehkan dua kemenangan. Tetapi pada pekan ketiga di San Siro, mereka menyerah satu gol tanpa balas dari sang juara bertahan, Juventus, yang kini menduduki puncak klasemen dengan nilai sempurna, lewat gol Carlos Tevez.
“Saya marah karena kami sangat berharap kami akan sampai ke tingkat tim yang luar biasa,” ujar Inzaghi kepada Sky Sport Italia.
“Saya mengatakan kepada para pemain bahwa saya puas, karena setelah dua putaran kami tidak bisa berada pada level yang sama sebagai satu dari tim-tim terkuat di Eropa.”
“Jika sundulan (Keisuke) Honda masuk, pertandingan akan berubah. Kami memasang dua striker dan mencoba kembali, tetapi tidak berhasil.”
Diakui Inzaghi, laga tersebut sebenarnya lebih adil berakhir dengan skor 0-0. Tetapi Juventus kembali memperlihatkan bahwa mereka memang tim yang kuat setelah mencetak hat-trick scudetto dalam tiga musim terakhir, sehingga permintaannya (meraih kemenangan) terlalu tinggi.