“King” Henry, begitu Thierry Henry di sapa oleh publiknya di Emirates, kandang Arsenal, masih belum membayar seluruh “utang”nya kepada klub London Utara itu kala ia hengkang ke New York di tujuh musim lalu.
Kala resmi menggantung sepatu, dan berkiprah sebagai “host” di “Sky TV,” Thierry Henry menyatakan dirinya masih memiliki urusan yang belum selesai di Arsenal.
“Saya memikirkan mengenai hal-hal yang saya lewatkan. Bagaimana saya dapat melupakan laga final Liga Champions?,” ujar Henry kepada “Sky Sports”
“Semoga saya dapat kembali ke Arsenal dan akhirnya menjadi bagian dari tim yang dapat mengangkat trofi itu Liga Champions.
Saat masih membela Arsenal, Henry pernah membawa klubnya melaju hingga laga final Liga Champions delapan tahun lalu menghadapi Barcelona. “The Gunners,” kala itu harus bermain dengan sepuluh orang setelah penjaga gawang mereka, Jens Lehmann, menerima kartu merah di awal-awal pertandingan.
Meski sempat unggul lewat gol Sol Campbell, Arsenal harus mengubur mimpinya menjuarai Liga Champions setelah Barcelona menyamakan kedudukan lewat Samuel Eto’o dan berbalik unggul lewat gol Juliano Belletti.
Sebelum mewujudkan mimpi tersebut, Henry mengaku bahwa ia masih harus banyak belajar sebelum kembali terjun sebagai pelatih.
“Saya tidak tahu saya bisa menjadi pelatih bagus atau tidak, tetapi keinginan itu ada. Lihat saja nanti,” ujar pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah di tim nasional Perancis tersebut.
Setelah memenangkan dua gelar Liga Primer termasuk tiga Piala FA, serta tak terkalahkan selama musim kompetisi sepuluh tahun lalu, Henry memutuskan untuk mengakhiri kebersamaannya dengan Arsenal dan hijrah ke Barcelona..
“Saya mengangis saat meninggalkan Arsenal dan saya tidak malu untuk mengatakannya,” ujar Henry.
“Saya mencintai Arsenal, tetapi saya merupakan pesaing dan saya tidak melihat tim berjalan ke arah yang saya inginkan. Jadi kepergian ini sangatlah sulit.”
“Saya merupakan bagian dari tim paling sukses sepanjang sejarah permainan dan saya bangga. Saat-saat saya di Barcelona merupakan apa yang saya inginkan,” ujar Henry melanjutkan.
Usai menggantung sepatu Thierry Henry memilih memulai kiprahnya di dunia pertelevisian ketimbang menerima tawaran melatih The Gunners.
“Saya tidak yakin apa saya bisa menjadi pelatih yang baik,” katanya seperti dikutip The Telegraph.
Menurut Henry, meski seseorang bisa bermain bola dengan baik, tak lantas berarti ia bisa menjadi pelatih yang baik pula.
“Mengalahkan ego sendiri dan mengatur orang lain itu sulit.”
Namun, pintu untuk Henry meneruskan karier sebagai pelatih tak benar-benar tertutup. Satu perjanjian antara mantan pemain lini serang Arsenal tersebut dengan mantan klubnya memungkinkan Henry menjadi pelatih saat ia tak lagi merumput.
Manajemen The Gunners sendiri selalu membuka kesempatan kapan pun sang legenda akan kembali. Namun, pemain yang pernah dua kali membela Arsenal tersebut mengaku belum membicarakan hal itu dengan Wenger.
“Berapa kali saya dizinkan kembali?” ujarnya mengakhiri.
Menuai banyak pujian, Henry juga di hujat sebagai pemain yang membuat gol dengan menghalalkan cara.
Alan Shearer, manatn penyerang Newcastle, memberikan komentar Dengan mengatakan, Dia dapat menggiring bola, dapat menyundul, dan memiliki kontrol dan teknik yang sangat bagus. Dan hal yang paling bagus dari dia adalah dia mampu menciptakan gol dengan berbagai cara.”
“Dia dapat mencetak gol melalui sundulan, sentuhan kecil, tendangan jarak jauh, maupun mencetak gol setelah melewati dua hingga tiga pemain. Kami telah melihat hal itu dalam beberapa kesempatan.
Saya pikir itulah yang membuat dia menonjol. Dia memiliki kemampuan tersebut dan para pemain bertahan tidak suka bertanding menghadapi dirinya,” ujar mantan penyerang tim nasional Inggris tersebut.
“Dia sangat menikmati Liga Primer. Saya rasa dia menikmati intensitasnya. Saat Anda melihat beberapa pemain asing top yang kita miliki di Liga Primer, tanpa diragukan Henry merupakan salah satu yang terbaik,” ujar Shearer melanjutkan.
“Ia sangat brilian bagi Liga Primer.”
Selain kemampuan mencetak gol, Henry juga terbukti sebagai seorang pemberi assist yang hebat, hal ini terbukti saat ia menjadi pemegang rekor assist terbanyak di New York Red Bulls, dengan jumlah total 37.
Namun, kariernya bersama Arsenal merupakan saat-saat paling sukses yang dicapai oleh Henry.
Bersama tim London utara tersebut, Henry meraih dua gelar Liga Primer dan tiga Piala FA, serta menjadi bagian penting tim The Gunners yang tidak terkalahkan dalam satu musim.
“Dia meninggalkan kesan bagus di Arsenal. Dia merupakan pemain luar biasa dengan kualitas luar biasa. Dia memiliki kemampuan mencetak gol yang luar biasa, serta daya tahan yang mengesankan,” ujar Shearer melanjutkan.