Beberapa jam menjelang laga semifinal Piala Liga di Anfield, Rabu dinihari WIB, 21 Januari 2015, pelatih Liverpool Brendan Rodgers tak bisa menyembunyikan rasa amarahnya karena fan Chelsea masih “mengejek” kasus terpelesetnya Steven Gerrrad ketika menggiring bola kearah gawang yang menyebabkan “The Reds” gagal meraih trofi Premier League musim lalu.
Bagi Rodgers, seperti dikutip “Daily Mail,” Selasa siang WIB, 20 Januari 2015, kasus itu sudah selesai dan kini ada pertaruhan baru bagi Liverpool dan Chelsea, yaitu memenangkan laga
.
“Sangat kerdil orang yang masih mempersoalkan kasus terpelesetnya Gerrard. Saya tahu kasus itu akan dijadikan olok-olok. Tapi tak pantas rasanya dikemukakan kala kedua tim bertemu di semifinal,” kata Rodgers.
Chelsea dan Liverpool bertemu di leg pertama semifinal Capital One Cup, di Anfield, dan fans Chelsea kembali menjadikan kasus itu sebagai ejekan
Pelatih Brendan Rodgers pun menegaskan jika semua pemain terutama sang kapten Steven Gerrard sudah melupakan kejadian yang membuat namanya semakin disorot.
Dalam laga musim lalu itu, Liverpool hampir mewujudkan impian mereka untuk meraih trofi Premier League, sayang Gerrard terpeleset saat mengamankan bola dan membuat striker The Blues, Demba Ba leluasa menggiring bola ke arah gawang.
Kejadian itu membuat Chelsea menang dua gol dan menjadikan City sebagai kampiun Premier League.
Dengan kejadian memalukan itu, publik Stamford Bridge sering mengelu-elukan nama Gerrard, namun pelatih Brendan Rodgers yakin jika Jose Mourinho sudah menghimbau para fansnya agar tidak lagi membicarakan hal itu dalam laga yang diadakan di Anfield Stadium.
Mengingat sang kapten juga segera meninggalkan Merseyside pada akhir musim ini.
“Saya rasa Jose Mourinho menghormati salah satu pemain terbaik dalam liga ini. Saya rasa pemain pernah mengalami hal memalukan seperti ini satu atau dua kali. Tapi hal ini sudah berlalu,” kata Rodgers seperti dilansir “Sportsmole,” Selasa 29 Januari 2015
“Bukan karena dia terpeleset, kami kehilangan trofi. Dia adalah bagian besar dari usaha kami yang ingin menang. Dia memiliki karakter kuat dan tahu bagaimana mengatasi hal itu dan dia sudah lama berhadapan dengan hal seperti itu dalam kariernya, dia sudah tidak memikirkan masalah itu,” sambungnya.
Sementara itu, gelandang Liverpool, Jordan Henderson, juga meningat fans Chelsea agar tidak menjadikan kasus Gerrard sebagai bahan ejekan.
Ia optimistis timnya akan mendapat keuntungan dalam laga kontra Chelsea di semifinal Capital One Cup pada Rabu 21 Januari 2015 dini hari. Pasalnya, leg pertama ini diadakan di Anfield Stadium.
The Reds juga menunjukkan tren positif dengan tidak pernah menuai kekalahan dalam tujuh laga terakhir di semua kompetisi.
“Kami adalah tim yang berisi pemain muda yang memiliki potensi besar dan kepercayaan diri dalam pergerakan di grup. Saya yakin kami bisa terus melaju dan memberikan tekanan kepada Chelsea,” kata Henderson, seperti dilansir “Liverpool Echo,” Senin, 20 Januari 2015
“Jika kami bertahan seperti yang kami lakukan sebelumnya dan kami sangat solid dan kami tahu memiliki kecepatan untuk melukai gawang mereka,”sambungnya.
Leg kedua sendiri diadakan di markas Chelsea, Stamford Bridge, pada 28 Januari 2015 mendatang.
Liverpool, sekalipun tak lebih diunggulkan dari Chelsea jelang semifinal leg pertama tapi mereka punya sejumlah catatan apik di ajang tersebut. Mampukah ‘Si Biru’ membawa pulang hasil positif?
Meski bermain kandang, Liverpool harus diakui tak lebih diunggulkan dari Chelsea.
Sebab anak asuh Jose Mourinho adalah salah satu tim tersulit untuk ditaklukkan di Inggris. Hanya dua kekalahan yang ditelan dari 32 laga yang sudah dimainkan sepanjang musim ini. Chelsea juga didukung catatan tak pernah kalah dalam lima pertemuan terakhir semua ajang kontra Liverpool, bahkan memenangi tiga yang terakhir.
Tapi tunggu dulu, ‘Si Merah’ juga bukan datang dengan tangan kosong. Di ajang Piala Liga mereka justru punya catatan cukup apik atas Chelsea. Dua pertemuan terakhir di Anfield sukses mereka menangi.
Brendan Rodgers dan Jose Mourinho adalah dua sosok yang sudah lama saling kenal. Tapi, ketika Liverpool dan Chelsea bertemu, yang ada adalah urusan klub, bukan persaingan personal.
Rodgers sejatinya adalah mantan anak buah Mourinho. Mourinho-lah yang memberikan jabatan pelatih tim junior Chelsea kepada Rodgers pada 2004. Mourinho memberikan jabatan itu atas rekomendasi asistennya, Steve Clarke.
Dari sanalah karier kepelatihan Rodgers menanjak. Empat tahun setelah itu, Rodgers mengambil langkah baru dengan menjadi manajer Watford. Selanjutnya, dia berpindah, dari menangani Reading, Swansea City, hingga kini Liverpool.
Rodgers mengakui bahwa dia kini sudah jarang berkomunikasi dengan Mourinho. Namun, respeknya terhadap manajer asal Portugal tersebut masih tetap sama.
“Mungkin, kami sudah jarang berkomunikasi, tapi respeknya tetap sama,” ujar Rodgers seperti dilansir Sky Sports.
“Kesempatan bekerja dengannya selama tiga setengah tahun betul-betul berharga untuk saya. Saya juga banyak membantunya karena kami saling berkomunikasi.”
Selama menjadi manajer, Rodgers sudah tiga kali bertemu dengan Mourinho. Namun, belum sekali pun Rodgers menang atas Mourinho
“Saya tidak pernah menganggapnya sebagai pertandingan antarmanajer karena ada banyak hal bisa memengaruhi itu.”
“Buat saya, ini hanya soal memenangi laga, tidak peduli siapa pun manajernya,” kata Rodgers.
Liverpool punya catatan bagus kala menghadapi Chelsea di Piala Liga Inggris. Dua pertemuan terakhir di Anfield sukses mereka menangi.