Tomat itu pelindung usus dan prostat?
Benarkah?
Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Bristol, Cambridge dan Oxford, menjawabnya bahwa dengan mengonsumsi tomat akan dapat menurunkan resiko kanker prostat hampir dua puluh persen.
Penelitian yang dipublikasikan di “Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention” ini menemukan bahwa pria yang makan lebih dari sepuluh buah tomat selama seminggu dapat mengurangi risiko kanker prostat sebesar delapan belas persen.
Pnurunan risiko ini terkait dengan kandungan lycopene dan antioksidan yang kuat pada tomat, sehingga mampu melawan racun yang dapat menyebabkan kerusakan DNA dan sel.
“Temuan kami menunjukkan bahwa sering mengonsumsi tomat bisa mencegah kanker prostat,” kata pemimpin peneliti, Vanessa Er, seperti dikutip Foxnews, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, peneliti mengatakan, studi lebih lanjut perlu dilakukan mengingat pria memang sebaiknya harus tetap makan berbagai buah dan sayuran untuk menjaga berat badan yang sehat dan tetap aktif.
Selain itu, peneliti dari “World Cancer Research Fund” dan “American Institute for Cancer Research” juga setiap orang untuk meningkatkan konsumsi buah seperti tomat, sayuran dan serat makanan juga bisa menurunkan risiko kanker.
Meski kandungan utama tomat sembilan puluh lima persen adalah air, tomat juga kaya akan lycopene, pigmen alami pembentuk warna merah pada tomat, yang merupakan antioksidan paling kuat dari keluarga pigmen karotenoid.
Dari penelitian Harvard University diketahui, pria yang mengonsumsi sekurangnya dua porsi tomat per minggu akan punya risiko lebih rendah untuk terkena kanker prostat daripada yang hanya mengonsumsi setengah porsi.
Lycopene juga mengurangi risiko kanker paru-paru, kanker payudara, kanker lambung, penyakit jantung, serta osteoporosis.
Dengan memasak tomat menggunakan sedikit minyak, lycopene yang dilepaskan dari tomat akan lebih banyak dan lebih mudah diserap tubuh.
Namun menurut Dr. Joseph Levy dari Ben-Gurion University-Israel, manfaat ini tidak akan diperoleh jika kita hanya minum suplemen lycopene, “Sebab lycopene hanya akan efektif jika bekerja bersama unsur lain dalam tomat.”
Begitu dahsyatkan manfaatkan tomat?
Jawaban iya.
Tomat yang digolongkan sebagai buah ketimbang sayur pernah diprdebat eksistensinya sebagai perspektif kuliner.
Banyak orang menggolongkan tomat sebagai sayuran, karena dianggap tidak semanis bahan pangan lain yang disebut ‘buah’.
Dan juga karena tomat umumnya disajikan sebagai bagian dari makanan utama, tidak seperti buah yang disajikan terpisah sebagai dessert.
Perdebatan buah versus sayur ini pernah menimbulkan masalah hukum di Amerika Serikat, Australia,dan Cina.. Nah, status tomat pun diperdebatkan, sampai akhirnya diputuskan bahwa tomat adalah sayuran.
Selain kaya mineral, jus tomat mengandung vitamin A, K, B1, B2, B3, B5 dan B6 serta magnesium serta fosfor.
Sejumlah penelitian membuktikan, lycopene pada tomat bisa menurunkan risiko kanker seperti kanker prostat dan payudara.
Serat dan kadar air yang tinggi membuat tomat juga baik untuk menjaga kesehatan usus besar. Maka itu, tidak heran bila buah ini diajadikan senjata ampuh mengatasi sembelit dan diare.
Beberapa ahli mengatakan bahwa jus tomat adalah cara yang efektif untuk menurunkan kadar kolesterol. Serat yang memecah kolesterol LDL, dan mengandung niacin efektif memerangi kadar kolesterol tinggi.
Antioksidan yang terdapat dalam tomat membantu melawan penyakit yang menyebabkan peradangan seperti diabetes, asma dan penyakit jantung.
Likopen adalah pigmen kuning beta karoten pada tomat. Tomatin berkhasiat sebagai antibiotik. Selain buahnya, daun tomat juga mengandung pektin, arbutin, amigdalin, dan alkaloid.