Insiden Assen, yang menyebabkan Valentino Rossi dan Marc Marquez saling tuduh dan bantah bersenggolan di “gravel lap terakhir, telah menimbulkan dampak buruk berupa retaknya persobatan keduanya yang terbina selama enam tahun terakhir.
Kkejadian tersebut merupakan kejadian kedua setelah insiden pertama di seri Rio Hondo, Argentina.
Seperti diberitakan Fox Sports, Sabtu, 04 Juli 2015, kejadian kontroversial yang terjadi di Assen bisa menjadi momen keretakan hubungan Rossi dan Marquez.
Apalagi, jika pertarungan dua rider terus berlanjut dan selalu berakhir sengit seperti di Assen.
Rossi memang terkenal memiliki banyak “musuh” di arena balap MotoGP. Seperti halnya saat hubungan baiknya dengan Sete Gibernau buyar begitu saja ketika insiden senggolan di lap terakhir di seri Jerez pada sepuluh tahun lalu.
Selain Gibernau, hubungan Rossi juga sempat memanas dengan mantan pembalap Ducati Casey Stoner.
Manuver ekstrim yang dilakukan Rossi di Laguna Seca membuat Stoner kesal dan menyindir tindakan The Doctor pada konferensi pers setelah balapan.
Marquez, seperti halnya Stoner, sempat menyindir Rossi pasca-balapan di Assen.
Ketika ditanya pelajaran apa yang diambil dari race tersebut, pembalap berjuluk Baby Alien mengatakan bahwa ia mempelajari teknik motorcross dari seniornya tersebut, menyindir Rossi yang melibas gravel ditikungan terakhir.
“Motocross! Hanya itu, tidak lebih,” ujar sang juara bertahan.
Bukan tidak mungkin memang hubungan keduanya mengalami keretakan, meskipun Marquez begitu mengidolai sosok The Doctor. Salah satu pembalap yang berlaga di MotoGP bahkan mengatakan hubungan baik keduanya telah berakhir.
“Well, itu adalah akhir dari hubungan pertemanan yang baik,” ujar pembalap yang tidak disebutkan namanya itu.
Di Assen, karena tidak mampu mengalahkan Rossi, Marc Marquez sangat kecewa dan sudah melupakannya. Dia pun berambisi tampil lebih baik lagi ke depannya dan mengalahkan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Insiden tikungan terakhir di lap pamungkas GP Belanda yang melibatkan Marquez dengan Rossi menimbulkan pro dan kontra. Sebab, insiden tersebut menentukan hasil akhir, dan seperti diketahui balapan dimenangkan oleh The Doctor.
Meski tampil cukup memukau dan finis di posisi dua di Assen, Marquez tetap tercecer di urutan empat klasemen sementara. Pembalap Repsol Honda itu mengumpulkan 89 poin, atau tertinggal tujuh puluh empat angka dari pemuncak klasemen, Rossi. Kans untuk meraih hattrick juara pun semakin sulit.
Marquez yakin di seri-seri selanjutnya dia dan Repsol Honda bisa menampilkan performa yang jauh lebih kompetitif, agar bisa mengalahkan Rossi dan Lorenzo, dua kandidat kuat juara musim ini. Selanjutnya, MotoGP akan digelar di Jerman pada 12 Juli 2015.
memenangi seri. Tak hanya satu pembalap, saya harus mengalahkan dua pembalap yakni Valentino dan Jorge. Sulit untuk memangkas jarak ini,” kata Marquez, seperti diberitakan Autosport.
“Sekarang adalah waktunya untuk mengembalikkan perasaan dan level bagus. Kami telah melakukannya. Target selanjutnya adalah menang. Saya tidak memiliki beban, saya hanya ingin menang balapan,” sambungnya.
Sementara itu Valentino Rossi yang baru saja melewati fase menegangkan dalam hidupnya usai terlibat insiden sekaligus mengalahkan Marc Marquez di Sirkuit Assen, Sabtu 27 Juni 2015, mengaku mendapat kepercayaan diri luar biasa usai mengasapi rider berpaspor Spanyol tersebut.
Kemenangan di Assen praktis menjauhkan perolehan poinnya dengan Marc Marquez.
Begitu pun dengan pesaing terdekatnya di klasemen sementara MotoGP 2015. Sempat hanya unggul satu poin, Rossi kali ini memimpin sepuluh angka dari rekan setimnya yang menduduki posisi kedua klasemen, Jorge Lorenzo.
Dengan keunggulan yang semakin melebar otomatis menaikkan kepercayaan diri Rossi guna mengarungi sepuluh serie MotoGP yang tersisa. Jika mampu tampil konsisten, bukan tak mungkin gelar kedelapan di ajang MotoGP berhasil direngkuhnya pada musim ini.
“Saya senang bisa mengalahkan Marc di tikungan chicane dan itu memberikan saya kepercayaan diri tambahan. Saya tampil kompetitif sepanjang akhir pekan dan praktis membawa saya ke level tertinggi kejuaraan. Kami harus tampil maksimal karena segalanya bisa terjadi,” jelas Rossi seperti mengutip Fox Sports.