Anda tahu apa itu stroke? Pernah mengalaminya. Atau pernah menyakksikannnya ketika teman atau keluarga dekat terserang Anda mengalami trauma dengan kejadian itu?
Ya. Bukan hanya Anda. Siapa yang tidak takut terhadap serangan stroke. Bukankan mereka yang terkena lumpuh, baik sebagian atau seluruh organ tubuhnya.
Nah, yang lebih fatal penyakit ini bisa berdampak pada kematian.
Pada dasarnya, stroke merupakan penyakit akibat terganggunya aliran darah menuju otak karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
Pada kondisi tersebut, otak kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga mengalami kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, serta penurunan kesadaran secara mendadak.
Bahaya akibat serangan penyakit ini menjadikan banyak orang sadar untuk menghindarinya.
Sayangnya, gejala yang dikenali oleh sebagian masyarakat masih berupa mitos. Agar tidak terjebak dengan pengertian keliru tentang stroke, simak mitos dan fakta di bawah ini
Sampai saat ini, stroke identik sebagai penyakit yang dialami oleh orang yang berusia lanjut, padahal pernyataan itu adalah mitos.
Sampai saat ini, stroke identik sebagai penyakit yang dialami oleh orang yang berusia lanjut, padahal pernyataan itu adalah mitos.
Stroke memang diidentikkan sebagai penyakit yang banyak dialami orang tua. Namun, kini usia muda pun banyak yang sudah terkena stroke.
Stroke usia muda paling sering karena darah kental, karena gaya hidup. Tak dapat dipungkiri, gaya hidup yang tidak sehat menyebabkan banyak usia muda sudah terserang penyakit.
Gaya hidup yang tidak sehat ini menyebabkan seseorang memiliki kadar gula darah dan Kolesterol tinggi, serta kekentalan darah yang menjadi faktor risiko stroke. ”
Serangan stroke pada usia muda biasanya lebih ringan karena masih banyak sel-sel sehat yang terus regenerasi dibanding usia tua.
Namun, jika masih muda sudah pernah terkena stroke, risiko untuk mengalami stroke pada usia tua akan lebih besar. Selain karena gaya hidup yang tidak sehat, stroke usia muda juga bisa terjadi jika ada kelainan pembuluh darah di otak, yaitu aneurisma.
Aneurisma yang sudah ada sejak lahir, sewaktu-waktu bisa pecah sehingga terjadi pendarahan di otak dan terjadi stroke.
Sebelum pembuluh darah pecah, aneurisma biasanya menimbulkan gejala seperti sakit kepala mendadak.
Belakangan, beberapa penderita bahkan masih berusia cukup muda.
Biasanya, hal ini dipengaruhi dengan gaya hidup yang tidak sehat sehingga menyebabkan seseorang memiliki kadar gula darah dan Kolesterol tinggi, serta kekentalan darah yang menjadi faktor risiko stroke meski usianya muda.
Lagi-lagi pernyataan ini merupakan mitos.
Stroke bersifat multifaktorial, bukan hanya pengaruh penyakit hipertensi semata. Risiko stroke terbagi menjadi dua, dapat dikendalikan dan yang tidak dapat diubah.
Beberapa faktor yang dapat dikendalikan ialah pengaruh penyakit hipertensi, diabetes, kadar kolesterol dan merokok. Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah adalah usia tua dan riwayat keluarga.
Pada dasarnya benar, klasifikasi penyakit stroke terbagi menjadi dua. Namun, dalam dunia medis biasa disebut dengan stroke iskemik dan hemoragik.
Stroke iskemik ialah penyumbatan pada salah satu pembuluh darah yang berperan menyuplai darah ke otak. Sedangkan stroke hemoragik merupakan pendarahan otak akibat pembuluh darah pecah. Meski mirip, penanganan keduanya berbeda.
Masih seputar mitos, beberapa orang beranggapan bahwa stroke tidak dapat dicegah. Padahal, faktanya penyakit ini dapat dicegah. Beberapa caranya ialah dengan mengontrol berat badan, tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh.
Pencegahan dengan pendekatan gaya hidup juga dapat dilakukan dengan rutin berolahraga danmengonsumsi makanan yang sehat serta menghindari konsumsi alkohol dan rokok.
Biasanya, bila sudah terkena stroke, penderita dianjurkan mengonsumsi obat-obatan selama masa pemulihan.
Bila mengalami stroke berat, bahkan harus dioperasi. Tetapi, faktanya pengobatan tersebut hanya mengobati gejala yang timbul bukan memulihkan sel otak dan sistem saraf yang sudah rusak akibat stroke.