Harga emas berjangka yang diperdagangkan di New York mampu menguat setelah turun dalam dua sesi. Akan tetapi, analis menekankan hati-hati terhadap gerak harga emas mengingat China sengaja melemahkan mata uang Yuan atau devaluasi Yuan.
Pergerakan harga ini terjebak dalam rentang sempit pada Selasa pagi waktu WIB, dan terus berjuang untuk menguat karena investor waspada terhadap naiknya suku bunga Amerika Serikat dalam jangka pendek.
Dikutip dari Reuters, emas di pasar dpot emas bergelombang, naik turun, pada pukul 08.41 WIB, setelah naik tipis pada hari sebelumnya.
Sedangkan emas AS untuk pengiriman Desember sempat tergelincir tipis
“Langkah China mendevaluasi Yuan pada pekan lalu berpotensi menunda kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat pada September. Dengan demikian ini mendukung harga emas,” tulis analis Barclays seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa, 18 Agustus 2015.
Dalam riset Barclays juga menyebutkan, kalau penguatan harga emas sebenarnya terjadi pekan lalu.
Saat ini minat investor secara keseluruhan tampaknya kurang meyakinkan untuk emas.Rencana bank sentral AS menaikkan suku bunga menjadi salah satu alasan investor menjadi kurang berminat terhadap emas.
Hal itu lantaran imbal hasilnya bisa lebih rendah. Karena itu, pelaku pasar fokus terhadap pertemuan bank sentral AS pada pekan ini.
Dengan rilis data ekonomi seperti indeks harga konsumen dan pertemuan The Fed pada Rabu pekan ini maka dapat mempengaruhi harga emas ke depan.
Emas diperkirakan bergerak di level support psikologis US$ 1.100 per ounce.
Pergerakan harga emas akan bergantung pada kebijakan China dan hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat. Akan tetapi, harga emas ada potensi menguat pada pekan depan.
Analis Price Futures Group, Phil Flynn menuturkan pelaku pasar akan mewaspadai perkembangan kebijakan ekonomi China. Devaluasi mata uang China Yuan dinilai sebagai sinyal kalau pemerintah China khawatir tentang pertumbuhan ekonomi negaranya.
“China akan menjadi faktor utama untuk pergerakan harga emas pekan depan terutama devaluasi Yuan memicu minat investasi emas sebagai investasi aman,” ujar Flynn, seperti dikutip dari laman Kitco.
Ia menambahkan kekhawatiran terhadap China tersebut kembali meningkatkan permintaan emas. Permintaan emas sempat turun dua belas persen pada kuartal kedua tahun ini.
Berdasarkan laporan World Gold Council.Di sisi lain dengan asumsi situasi China tidak akan bergejolak lagi, sejumlah analis menuturkan, pelaku pasar akan fokus pada harapan pertemuan The Fed pada bulan depan. Bank sentral AS diperkirakan dapat meningkatkan suku bunga pada September 2015.
“Faktor terbesar yaitu pertemuan The Federal Reserve. Kami akan melihat hasil pertemuan bank sentral AS akan memberikan sinyal potensi kenaikan suku bunga apda Sptember. Bila ada sedikit sentimen keluar maka hal tersebut dapat menjadi sentimen negatif untuk harga emas,” ujar Mike Dragosits, Analis TD Securities.
Pelaku pasar juga fokus terhadap rilis ekonomi pekan depan. Ada sejumlah data ekonomi AS yang akan keluar seperti data survei manufaktur New York pada Selasa.
Kemudian data perumahan pada Selasa, dan dilanjutkan rilis data inflasi pada Rabu pekan ini. Lalu rilis data klaim pengangguran, survei bisnis Philadelphia dan penjualan rumah yang sudah ada pada Kamis pekan ini.
Selain pertemuan bank sentral AS, Flynn menambahkan, pelaku pasar juga mewaspadai komentar dari pejabat bank sentral Eropa. Pelaku pasar mengharapkan pejabat bank sentral Eropa dapat memberi sinyal kenaikan pembelian obligasi atau disebut pelonggaran kuantatif/quantative easing.
“Peningkatan ini di Eropa akan dapat mendukung harga emas,” ujar Flynn.
Sebelumnya harga emas telah melambung karena didukung kebijakan pemerintah China menguncang pasar global dengan melemahkan atau devaluasi mata uangnya. Akan tetapi, situasi menjadi stabil pada akhir pekan.
Bank sentral China menyatakan tidak ada alasan Yuan untuk kembali jatuh lebih dalam.
Di pasar domestik, terutama emas yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, melanjutkan tetap stagnan kondisi dua pekan lalu. Namun begitu harga beli kembali “buyback” naik Rp2.000 per gram.
Dilansir dari situs resmi Logammulia.com, Selasa, 18 Agustus 2015, harga jual emas Antam tetap di Rp547.000/gram. Sedangkan harga buyback emas menjadi Rp477.000/gram dari Rp475.000/gram.
Adapun, emas ukuran 2 gram dihargai Rp1.054.000, dengan harga per gram Rp527.000. Harga emas 3 gram dipatok Rp1.563.000 dengan harga Rp521.000/gram. Harga emas 4 gram senilai Rp2.072.000 dengan harga per gram Rp518.000.
Selain itu, harga jual emas 5 gram ditetapkan Rp2.590.000 dengan harga per gram Rp518.000. Harga emas 10 gram dijual Rp5.130.000, dengan harga per gram Rp513.000.
Harga emas 25 gram Rp12.800.000 dengan harga per gram Rp510.000. Harga emas 50 gram sebesar Rp25.450.000, dengan harga per gram Rp509.000.
Kemudian, harga emas 100 gram sebesar Rp50.850.000, dengan harga per gram Rp508.500. Harga emas 250 gram mencapai Rp127.000.000, dengan harga per gram Rp508.000.
Emas ukuran 500 gram dihargai Rp253.800.000, dengan harga per gram Rp507.600. Namun, emas ukuran ini sudah habis terjual.