Harga emas di pasar global, terutama di New York, hari ini, Kamis WIB, 01 Oktober 2015, atau Rabu malam waktu Amerika Serikat, terjerembab kembali disebabkan kenaikan data lapangan kerja baru negara itu yang sekaligus memperkuat harapan akan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis pagi WIB, harga emas untuk pengiriman Desember yang merupakan kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan, turun satu persen di Divisi Comex New York Mercantile Echange.
Di pasar emas Jakarta, terutama yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, harga jual emas batangan produksinya juga anjlok sebesar Rp 4.000 per gram untuk melengkapi menguapnya harga sebesar Rp 10.000 selama sepekan terakhir.
Dengan kembalinya melorot emas produksi Antam ini maka posisi harganya per gram berada di Rp 574.000.
Dua hari sebelumnya, harga emas acuan dunia sempat menguat, terutama pada perdagangan Selasa.
Menurut kantor berita Reuters, harga emas menguat, karena melemahnya kurs dolar AS terhadap mitra dagang utamanya.
Selain itu, investor menunggu dirilisnya data payroll non-pertanian yang bisa memberikan petunjuk pada pasar kapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya.
Seperti diketahui, pada Jumat, akhir pekan lalu, harga emas anjlok setelah Federal Reserve mengindikasikan perlambatan ekonomi AS sebagai fatamorgana dan tidak menutup kemungkinan kenaikan suku bunga dilakukan tahun ini.
Kenaikan suku bunga AS kemungkinan akan dilakukan tahun ini dan dipastikan akan merugikan pasar emas.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis, 01 September 2015, harga emas untuk pengiriman Desember yang merupakan kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan, turun di Divisi Comex New York Mercantile Echange.
Perdagangan emas mengalami tekanan setelah para pengusaha di sektor swasta AS melaporkan bahwa mereka telah menambah lapangan kerja baru kurang lebih dua ratus ribu pekerjaan baru pada September 2015.
Data tersebut berasal dari Automatic Data Processing Inc dan dikuatkan oleh estimasi dari Moody Analytics.
Data tersebut memberikan sedikit angin segar bagi Amerika Serikat di saat terjadi pengurangan tenaga kerja di sektor energi karena penurunan ahrga minyak dan di sektor industri manufaktur karena perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
“Data tersebut memberikan tekanan yang kuat kepada harga emas,” jelas Senior Market Strategist, LaSalle Futures, Chicago, AS, Charles Nedoss.
Tekanan kepada harga emas akan semakin besar jika data tenaga kerja yang bakal dikeluarkan oleh Departemen tenaga kerja AS pada Jumat besok.
Dengan membaiknya data-data tenaga kerja tersebut akan memperbesar keyakinan pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS akan segera menaikkan suku bunga pada Desember nanti.
Harga emas harus berjuang keras untuk menahan pelemahan beberapa pekan belakangan ini karena data-data yang dikeluarkan oleh pemerintah AS selalu menunjukkan perbaikan. Hal tersebut mendorong semakin terwujudnya rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Pada pertemuan yang diadakan pertengahan September lalu, Gubernur The Fed Janet Yellen menahan diri untuk menaikkan suku bunga pada bulan kesembilan kemarin. Ia melihat bahwa data-data yang ada belum bisa meyakinkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.
Namun dalam pernyataannya, The Fed sudah berkomitmen untuk segera melakukan pengetatan kebijakan moneter di tahun ini. Artinya kemungkinan besar suku bunga akan naik pada Desember mendatang.
Harga emas terus jatuh, sehari setelah logam mulia mencatat penurunan terbesar satu hari sejak awal September, karena laporan sektor swasta yang dirilis menunjukkan kepercayaan konsumen AS naik dan jauh di atas perkiraan, mengangkat kekhawatiran tentang keputusan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga tahun ini.
Para analis mengatakan kepercayaan konsumen tidak persis sama dengan pengeluaran, tetapi pembuat kebijakan Federal Reserve percaya itu adalah sebuah indikasi positif.
Beberapa analis percaya jika laporan ketenagakerjaan pada Jumat membuktikan sekuat penilaian sekarang dalam laporan ini, maka kemungkinan kenaikan suku bunga untuk pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal pada Oktober akan pasti terlihat menguntungkan.
Umumnya, kenaikan suku bunga akan mengirimkan dolar AS lebih tinggi. Analis mengatakan emas dan greenback biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti melemahnya dolar AS dapat menjadi positif bagi harga komoditas dalam dolar, sementara dolar yang lebih kuat dapat membebani komoditas.
Di pasar lokal, harga emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang pada Kamis, 01 Oktober 2015 anjlok Rp 4.000 per gram dibanding harga sehari sebelumnya.
Emas Antam yang dijual hari ini berada di level Rp 576 ribu per gram, sementara kemarin emas Antam dihargai Rp 580 ribu per kg.
Harga buyback atau pembelian kembali hari ini juga turun Rp 4.000 per gram menjadi Rp 500 ribu per gram. Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 500 ribu per gram.