Anda tentu pernah menyaksikan penampilan Pangeran William, anak Pangeran Charles, yang merupakan calon King of England. Lantas apa kesan Anda?
Secara fisik, Anda pasti “iba” melihat kepalanya yang plontos, atau botak, di bagian depannya.
“Muda-muda kok botak”
Mungkin ada juga yang nggak sependapat dengan kata kasihan, dan menegaskan bahwa kebotakan adalah tanda kejantanan laki-laki.
Betulkan pendapat yang terakhir ini?
Nampaknya, pendapat ini harus segera disingkirkan.
Sebuah studi baru melaporkan bahwa orang-orang mengalami kebotakan padahal mereka masih muda, kira-kira sekitar tiga puluhan, seperti Pangeran William, dapat mengindikasikan ketidaksuburan.
Jumlah volume sperma pada laki-laki dengan kerontokan rambut dari tingkat moderat sampai yang parah dilaporkan enam puluh persen lebih rendah.
Para peneliti mengatakan, perubahan hormonal yang dikaitkan dengan kerontokan rambut juga punya pengaruh buruk terhadap sperma.
Yang disebut sebagai androgenetic alopecia, atau pola kebotakan laki-laki, adalah bentuk kerontokan rambut paling umum pada lelaki dan perempuan.
Kondisi tersebut kerap berkembang menjadi kebotakan dan memengaruhi setengah dari laki-laki berusia di atas lima puluh tahun, tapi bisa dimulai sejak usia akhir remaja mereka.
Dalam penelitian baru yang dilaporkan dalam jurnal Dermatologica Sinica, para ahli kesuburan dan dermatologis melihat adanya hubungan antara kualitas sperma dan kesuburan.
Dokter melakukan serangkaian tes pada lelaki dengan usia rata-rata tiga puluh satu tahun, dengan kerontokan rambut normal sampai ringan, dan kerontokan rambut moderat sampai parah.
Mereka menemukan, laki-laki dengan kerontokan rambut dari moderat sampai parah memiliki sperma yang secara signifikan lebih rendah dari biasanya, daripada mereka yang kerontokan rambutnya ringan sampai normal.
Volume sperma juga menurun sebesar dua puluh persen.
Pendapat populer yang mengatakan laki-laki botak lebih jantan sebetulnya didasarkan pada gagasan bahwa mereka memiliki tingkat testosteron lebih tinggi.
Hormon laki-laki yang memberikan dorongan seks mereka tinggi juga menyebabkan hilangnya rambut di usia muda.
Namun, sekarang juga diketahui bahwa beberapa laki-laki dengan tingkat testosteron rendah juga mengalami kerontokan rambut lebih awal. Pola kebotakan pada lelaki disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan hormonal yang kompleks.
Selain persoalan sperma, kebotakan bisa sangat mengganggu dan mengerikan.
Apalagi jika ada yang mengatakan, “Jika itu terjadi pada ayah Anda, maka bersiaplah. Pada suatu saat akan terjadi pula pada diri Anda.”
Tak peduli seberapa tebal, sehat, berkilau rambut Anda, bisa saja akan berakhir seperti ayah Anda.
Pertanyaannya kemudian siapa sebenarnya paling bertanggung jawab menurunkan secara genetis kebotakan itu.
Hanya ayah atau ibu juga bisa?
Apakah dalam perkara kerontokan rambut juga bisa lompat generasi?
Apakah ini cuma soal yang ada hubungannya dengan testosteron?
Dr. Alan J. Bauman, dokter ahli restorasi dan kesehatan rambu dari Boca Raton, Florida mengatakan bahwa kebotakan yang sebagai akibat lompat generasi adalah fakta.
“Kita tahu ada dua ratus gen yang berhubungan dengan pengaturan dan pertumbuhan rambut,” kata Bauman yang telah menangangi lebih dari seribuan orang pasien dalam satu tahun di kliniknya pada Huffington Post.
Juga soal warna, tekstur, panjang dan siklus pertumbuhan, pola kebotakan dan kecepatan kerontokan.
Semua itu akan menentukan seberapa cepat Anda bisa kehilangan rambut, seberapa cepat perkembangannya dan seberapa cepat proses kebotakan ini bermula dalam hidup seorang pria.
Bauman mengatakan, semua itu berhubungan dengan kromosom x yang membawa gen kebotakan.
Dan itu tak hanya terjadi pada salah satu sisi keluarga. Jadi tak hanya ayah yang bisa menurunkan kebotakan, tapi juga ibu.
“Bahkan juga bisa lompat generasi, dan lompat urutan saudara. Inilah memang cara kerja tipikal pada gen resesif,” kata Bauman.
Jadi lihatlah keluarga Anda secara luas — saudara kandung, orang tua, kakek dan nenek, paman dan bibi — untuk melihat adakah kebotakan juga terjadi pada mereka. Jika ya, Anda bisa melakukan penanganan bersama dokter sedini mungkin.
Ada banyak faktor yang memicu kerontokan rambut. Bauman mengatakan: obat-obat tertentu, diet Anda, pola tidur dan terjaga adalah diantaranya.
“Karena folikel rambut sangat sensitif,” kata Bauman. Namun sebab paling utama adalah stres. “Stres adalah pemicu paling sering terjadi pada pengidap kerontokan dan kebotakan.”
Bauman mengatakan mereka yang khawatir akan kebotakan harus tetap mengamati pola rambutnya Karena kehilangan lima puluh persen pada rambut tapi masih tidak menyadarinya. “Ini benar-benar suatu masalah,” kata Bauman.
Lihatlah gejala kerontokan rambut di tempat yang bukan kepala Anda. Di bantal, di kamar mandi, di sisir — jika Anda melihat lebih banyak rambut bertebaran dirumah, besar kemungkinan Anda telah berada pada periode kebotakan.
Anda bisa membuat janji dengan ahli trichologis untuk mengevaluasi kulit kepala Anda, atau melihat penanganan apa yang Anda butuhkan.
“Tapi penanganan saat ini sungguh menyenangkan, cukup efektif dan tersedia,” kata Bauman.
Anda mungkin bisa mendapatkan terapi oral, atau topikal yang langsung dilakukan di kulit kepala, terapi sinar laser, modifikasi nutrisi dan mengurangi faktor risiko kerontokan.
“Ada banyak hal yang bisa lakukan untuk menghentikan laju kerontokan rambut saat ini. Penanganan ala dua puluh tahun lalu yang menggunakan minyak ular dan sebagainya sudah tak ada,” ujar Bauman.
Tidak semua metode bisa cocok untuk semua orang. Jadi Anda bisa memilih mana yang paling berhasil untuk Anda.