Usai satu pekan berakhirnya lomba MotoGP musim ini, 2015, dengan memahatkan juaranya secara hambar, Jorge Lorenzo, pebalap Movistar Yamaha Valentino Rossi masih dielu-elukan oleh berbagai komunitas sebagai “juara sebenarnya.”
Dukungan untuk Rossi yang sebelumnya datang dari berbagai kalangan sebagai simpati atas “penganiayaan” yang dilakukan otoritas MotoGP atas “tendangan” tidak terbukti “The Doctor” atas Marc Marquez di Sepang Circuit, kini justru disuarakan oleh pesaing Yamaha sendiri, Suzuki.
Setelah tak mau ikut campur terkait insiden Sepang, manajer Tim Suzuki, Davide Brivio, buka suara tanpa bermaksud membuat Baby Alien tersudutkan akibat terjatuh pada balapan tersebut.
Pada race di Sepang, Rossi dan Marquez terlibat persaingan sengit memperebutkan posisi tiga. Namun, Rossi yang menganggap Marquez melakukan manuver-manuver berbahaya mencoba melambatkan motornya pada lap ketujuh tepatnya di tikungan empat belas.
Saat itu Rossi mendekati motor Marquez dan sejurus kemudian rider berpaspor Spanyol tersebut terjatuh dari motor RC213V miliknya.
Dalam pandangan Brivio, Rossi hanya menggiring Marquez agar tak melakukan hal-hal berbahaya.
Namun, juara dua kali kelas MotoGP tersebut justru terjatuh.
“Saya benar-benar yakin Valentino tidak bermaksud membuat Marquez terjatuh. Ia hanya menggiring Marquez untuk memberitahu jangan lagi mengganggunya dan melanjutkan balapan dengan normal,” ujar Brivio seperti mengutip dari Autosport, Senin, 16 November 2015.
“Lalu kecelakaan itu terjadi. Race Direction pun mengeluarkan keputusan dan kesimpulannya Valentino harus memulai balapan dari posisi belakang di Valencia,” pungkas Brivio.
Davide Brivio, yang pernah menjadi manajer di Yamaha itu mengaku bisa memahami kekesalan Valentino Rossi terhadap pebalap Repsol Honda, Marc Marquez.
Brivio mendukung klaim Rossi yang menuding Marquez sengaja membantu Jorge Lorenzo dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2015.
“Ini bukan masalah antara Honda dan Yamaha lagi, ini masalah menyelesaikan misi agar Rossi tidak merebut gelar juara. Itu pendapat saya,” ujar Brivio seperti dilansir Autosport.
Brivio yang bekerja untuk Yamaha hampir dua puluh tahun, mengatakan tindakan Marquez tidak masuk akal.
Pasalnya, Lorenzo bukanlah rekan setimnya di Honda.
“Di kejuaraan paling maksimal adalah membantu rekan setim, itu alasan yang masuk akal. Saya berharap MotoGP bisa membuka lembaran baru dan mendapatkan kejuaraan seperti biasanya,” ucap Brivio.
Brivio juga menganggap Marquez telah merusak musim MotoGP 2015 yang sangat menarik dengan tindakannya mengganggu Rossi.
“Ini musim yang fantastis, salah satu yang terbaik, dengan musim ditentukan di seri terakhir. Tapi, balapan final terasa pahit bagi semua orang yang mencintai olahraga, terutama MotoGP. Kami tidak terbiasa dengan hal seperti ini,” tegas Brivio.
Brivio adalah sosok penting yang membawa Rossi bergabung dengan Yamaha dua belas tahun silam.
Pria asal Italia itu meninggalkan Yamaha bersamaan dengan Rossi hengkang dke Ducati lima tahun lalu.
Meski tidak mengikuti jejak Rossi bergabung dengan Ducati, Brivio tetap dipercaya menjadi penasihatnya.
Bersamaan dengan pembelaan Brivio, rumor adanya kerja sama antara Marc Marquez dan Jorge Lorenzo terus jadi topik hangat pembicaraan.
Sementara itu, jorge Lorenzo yang telah menurunkan tensinya menyerang Rossi kini berbalik memuji sang rekan dengan mengatakan, dirinya memahami rasa kesal Valentino Rossi ke arah Marc Marquez setelah kehilangan peluang menjuarai MotoGP 2015.
Jika di posisi serupa, Lorenzo bisa merasakan hal yang sama.
MotoGP Valencia lalu menghadirkan persaingan dua rider Movistar Yamaha, Rossi dan Lorenzo.
Rossi ketika itu unggul poin dari Lorenzo yang sebaliknya diuntungkan dengan hukuman start terakhir dari rekan setimnya.
Hukuman Rossi sendiri lahir menyusul insidennya dengan Marquez dari Repsol Honda di tengah-tengah balapan sebelumnya pada MotoGP Malaysia.
Pada prosesnya, Lorenzo keluar sebagai juara dunia MotoGP 2015 berkat kemenangan di Valencia, sedangkan Rossi harus puas jadi runner-up walaupun sudah tampil impresif dengan finis pada posisi empat di balapan tersebut.
Rossi sendiri kemudian menuding bahwa Marquez sudah dengan sengaja “mengawal” Lorenzo menuju takhta juara dunia dalam balapan di Valencia, meneruskan tudingan Rossi sebelumnya bahwa Marquez memang ingin menjegal dirinya dan lebih suka Lorenzo yang jadi juara.
Kendatipun sudah bersaing amat sengit dengan Rossi, dan di beberapa kesempatan tak sungkan mengkritiknya, Lorenzo kini tetap mengaku bisa saja memiliki pandangan serupa ke arah Marquez jika berada di posisi Rossi.
“Itu adalah opininya dan itu harus dihormati,” kata Lorenzo kepada Sky Sports Italia dan dikutip Autosport.
“Opininya harus tetap dihormati karena jika Anda berada dalam posisi Valentino Rossi saat itu, atau jika aku menjadi Valentino Rossi pada situasi tersebut, setelah kehilangan sebuah peluang besar untuk jadi juara, Anda akan memikirkan hal serupa.”
“Ia, dengan reputasinya sebagai kampiun hebat, dengan segala situasi dan pengalaman yang pernah ia rasakan, sudah mengungkapkan opininya dengan kejujuran,” sebutnya.
Ditanya apa ia menyesali keterlibatannya di kontroversi MotoGP pada pengujung musim, seperti usahanya maju ke CAS ketika Rossi sedang berupaya naik banding, Lorenzo berharap para penggemar memahami bahwa ia cuma bertindak sesuai kepentingannya sebagaimana yang dilakukan Rossi.
“Dalam hidup Anda harus mengambil keputusan, terkadang bagus, terkadang buruk, dan apakah hal itu baik atau buruk tergantung dari sudut pandang saja,” ucap Lorenzo.
“Seperti Valentino yang sudah mengutarakan opininya pada saat itu yang harus dihormati, jadi keputusanku pada saat itu pun harus dihormati juga. Aku mengatakannya karena aku menganggap diriku tulus.”
“Hormati saja seluruh sudut pandang, kesemuanya punya argumen. Kami adalah manusia, bukan robot, dan terkadang kami melakukan hal-hal bagus dan kadangkala kami bikin kesalahan, tapi semuanya tetap harus dihormati,” tuturnya.