Harga emas global di Comex New York, hari ini, Sabtu WIB, 27 Februari 2016, atau Jumat malam waktu AS, terpelanting hingga satu persen karena dollar tampil sangat perkasa.
Namun begitu, aksi beli diharapkan terjadi di tengah perlambatan ekonomi dunia.
Dilansir dari Reuters, Sabtu pagi WIB, para pemimpin keuangan dari negara-negara G20 berkumpul di Shanghai untuk mencari solusi agar terlepas dari kondisi ekonomi yang memburuk.
Meski begitu, sepanjang bulan ini harga emas mencetak keuntungan lebih dari sembilan persen dan terbesar sejak Januari 2012.
Harga emas di pasar berjangka untuk pengiriman April turun
“Kenaikan harga tahun ini telah didukung oleh pembelian fisik yang sangat kuat di tengah kekhawatiran ekonomi global serta meningkatkan kemungkinan bahwa akan ada resesi di Amerika Serikat,” kata analis Warren Kreyszig, Julius Baer.
Kekhawatiran melambatnya ekonomi global akhirnya bisa mendorong Amerika Serikat ke dalam resesi karena data menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melambat atau lebih rendah dari yang diharapkan pada kuartal IV.
Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga acuan lebih cepat.
Kenaikan suku bunga akan membuat investor meninggalkan emas dan beralih ke instrumen investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.
Meskipun melemah, emas telah menemukan kembali perannya sebagai tempat berlindung bagi investor yang menghindari risiko.
Harga emas berjangka di Pasar New York untuk pengiriman Februari turun sangat tipis seperti dilansir laman Wall Street Journal.
Sepanjang sesi, emas bereaksi terhadap kondisi pasar keuangan.
Di Asia, harga emas sempat reli akibat terjunnya pasar saham Shanghai yang mendorong investor lebih memilih aset logam mulia ini.
Pasar kemudian berubah seiring tanda-tanda stabilisasi di pasar ekuitas dan mata uang di Eropa.
Logam mulia terus mempertahankan keuntungan sampai terjadi kenaikan harga minyak secara tiba-tiba.
Namun, analis mencatat ketahanan emas akan bergerak di kisaran sempit.
“Emas sudah mampu menyerap beberapa penjualan karena beberapa risiko tampaknya telah keluar dari pasar,” kata James Steel, Kepala Analis Logam Mulia di HSBC Securities.
Volatilitas harga emas terjadi baru-baru ini di pasar global. Hal ini didorong kekhawatiran tentang ekonomi ekonomi China dan jatuhnya harga minyak.
Kondisi ini membuat investor lebih memilih investasi logam mulia. Harga emas pun naik lebih dari enam belas persen sejak awal 2016.
Namun dalam beberapa hari terakhir, emas kembali memberi beberapa keuntungan karena pasar keuangan global yang mulai tenang.
Bahkan kendati harga emas berbalik lebih rendah, namun pasar ekuitas dan mata uang menunjukkan tanda-tanda stabilisasi meskipun pasar saham Cina mengalami penurunan.
Untuk harga emas, sebagian didukung permintaan terpendam di China. Harga emas di Bursa Emas Shanghai telah lebih tinggi dari pasar spot London. Ini menunjukkan permintaan di China tampaknya besar.
“Ada juga tanda-tanda bahwa permintaan untuk logam bisa menjadi lebih kuat dari sekedar pembelian jangka pendek,” menurut Simona Gambarini, Ekonom komoditas Capital Economics di London.
Kemarin, Jumat, 26 februari 2016, emas yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, sedang menuju ke angka termahal bersamaan dengan kembali naik sebesar Rp 4.000.per gram dan bertengger di angka 571.000 per gram
Sehari sebelumnya emas produksi Antam juga mengalami kenaikan sebesar Rp 8.000 per gram setelah pekan sebelumnya terhempas secara akumulasi Rp 12.000 per gram.
Kenaikan harga jual ini diikuti pula oleh harga pembelian kembali atau “buyback” emas Antam sebesar Rp 6.000 menjadi Rp 523 ribu per gram.
Harga pembelian kembali ini artinya jika Anda menjual emas yang dimiliki, Antam akan membelinya di harga Rp 523 ribu per gram.