Wanita yang melahirkan di usia matang, alias tua, memang memiliki beberapa risiko namun begitui anak-anak yang mereka lahirkan akan lebih baik dalam dalam jangka panjang
Sebuah studi terbaru lebih dari satu setengah juta orang dewas, peneliti menemukan bahwa orang yang lahir dari ibu berusia akhir tiga puluhan atau empat puluhan cenderung lebih tinggi, lebih bugar dan lebih berpendidikan daripada yang lahir dari ibu berusia muda.
Studi itu juga mencatat tidak berarti seratus persen anak yang lahir dari ibu berusia tua akan menjadi seseorang yang lebih bugar, lebih tinggi atau lebih dapat pendidikan yang lebih tinggi.
Penelitian ini hanya menunjukkan hubungan antara faktor-faktor tersebut.
Seorang wanita yang melahirkan di usia empat puluhan dibanding usia dua puluhan, menghadapi risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan dan masalah bagi bayinya – termasuk sindroma Down dan autisme, menurut informasi studi.
Anak dari wanita yang melahirkan di usia empat puluhan memang lebih baik dari seorang ibu muda, kata peneliti Mikko Myrskyla, direktur laboratorium penelitian penduduk di Max Planck Institute for Demographic Research, di Rostock, Jerman.
“Penyebabnya, pada usia tua melahirkan tingkat pendidikan dan kesehatan sudah lebih berkembang,” jelas Myrskyla.
Secara umum, para peneliti menemukan, orang-orang yang lahir dari ibu yang lebih tua cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi di sekolah dan lebih mungkin untuk pergi ke perguruan tinggi, dibandingkan mereka yang lahir dari ibu yang usianya lebih muda dari tiga puluh tahun.
Bahkan dalam satu keluarga, anak yang lahir saat ibunya sudah berusia lebih tua, ternyata lebih berpendidikan dibandingkan saudara mereka yang terlebih dulu.
Anak yang lebih muda memiliki waktu pendidikan satu setengah tahun lebih panjang, dibandingkan dengan saudaranya yang lebih tua, kata studi tersebut.
Ada pola yang sama ketika para peneliti melihat tinggi badan dan tingkat kebugaran. Berdasarkan data dari data militer Swedia, laki-laki muda yang lahir dari ibu di usia tiga puluhan cenderung sedikit lebih tinggi dan lebih fit.
Tapi sekali lagi, hal ini mungkin terjadi karena pada saat mereka lahir, teknologi dan ilmu kesehatan sudah lebih berkembang.
Seorang ahli yang tidak terlibat dalam studi ini setuju bahwa lahir selama “waktu-waktu tertentu” dapat memberikan orang keuntungan tertentu – seperti kemungkinan lebih besar menciicpi bangku kuliah.
Tapi hasil penelitian ini tidak harus menjadi patokan dalam keputusan kapan seorang wanita harus memiliki anak, tekan Brenda Volling, direktur Center for Human Growth and Development di University of Michigan, di Ann Arbor.
Seorang wanita di usia 40-an jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki bayi, dibandingkan dengan seorang wanita di usia 20-an.
“Kita tahu bahwa tingkat kesuburan menurun secara signifikan setelah wanita berusia 35 tahun,” katanya. “Tidak ada manfaat positif yang bisa didapat jika tidak ada anak yang akan lahir.”
Volling mengatakan perempuan dalam penelitian ini, yang masih melahirkan di usia 40-an, adalah kelompok yang sangat terpilih. Tidak semua wanita diberi anugerah seperti itu.
Wanita-wanita ini kemungkinan besar sangat sehat dan subur, kata Volling.
“Dengan dua hal ini maka anak-anak yang lahir memiliki kesempatan untuk mendapatkan beberapa hasil positif jika sumber daya masyarakat juga mendukung,” tambahnya.
Myrskyla sepakat bahwa tidak ada yang harus menggunakan penelitian ini dalam program keluarga berencana mereka.
“Kami tidak membuat rekomendasi kapan saat yang tepat untuk memiliki anak,” tegasnya.
Sebaliknya, kata dia, temuan ini menunjukkan bahwa ketika wanita berusia lebih senior memiliki bayi yang sehat, anak mereka dapat menikmati keuntungan tertentu karena lahir di waktu kemudian.
Temuan dari penelitian ini telah diterbitkan jurnal Population and Development Review.
Sementara itu, media Inggris, “daily mail, dalam tulisannya Rabu, 04 Mei 2016, membeberkan, kini, banyak wanita yang memilih menunda memiliki anak karena berbagai alasan.
Menurut tulisan itu wanita yang baru hamil pada usia empat puluhan berisiko tinggi mengalami gangguan penyakit.
Para ilmuwan menemukan, wanita yang melahirkan di atas usia empat puluh tahun berisiko dua kali lipat menderita penyakit stroke atau serangan jantung dibandingkan dengan wanita yang menjadi ibu pada usia lebih muda.
Kesimpulan tersebut dihasilkan dari penelitian terhadap wanita yang dipresentasikan dalam pertemuan Asosiasi Stroke Amerika di Los Angeles.
Usia ideal untuk menjalani kehamilan memang pada pertengahan dua puluhan. Wanita yang hamil pada usia matang berisiko tinggi mengalami komplikasi.
Selain itu, para ahli menyebutkan, bayi yang lahir dari ibu berusia matang berisiko cacat lahir.
Risiko penyakit stroke dan serangan jantung pada wanita yang hamil pada usia 40-an terjadi karena mereka memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau Kolesterol tinggi saat hamil.
Oleh karenanya, wanita yang menunda kehamilannya disarankan untuk mengadopsi gaya hidup sehat demi meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darahnya.
Menanggapi tren kehamilan pada usia matang yang salah satunya dipengaruhi oleh para selebriti, The British Fertility Society atau BFS tahun lalu mengingatkan agar masyarakat tidak ikut-ikutan.
Profesor Adam Balen, Presiden BFS, mengatakan, para selebriti yang hamil pada usia matang kebanyakan menggunakan donor sel telur atau bayi tabung.
Para fans juga harus menyadari risiko kesehatan dan kesuburan dari menunda kehamilan.