Laman situs “gizmodo,” Selasa, 19 Juli 2016, mengingatkan tentang munculnya ratusan aplikasi palsi yang hinggap dipermainan Pokemon Go Aplikasi palsu Pokemon Go tersebut berpotensi bahayakan keamanan perangkat pengguna.
Seperti dikutip “gizmodo,” dari perusahaan keamanan siber RiskIQ, mereka menemukan ada dua ratus lima belas aplikasi Pokemon Go tidak resmi alias palsu di toko online Google Play Store.
Sementara itu game resmi Pokemon Go belum tersedia di sebagian besar negara karena bakal diluncurkan secara bertahap..
Celakanya, menurut lembaga keamanan peranti lunak ESET, ratusan aplikasi palsu itu ada yang berpotensi mampu mengunci ponsel pintar pengguna sehingga tidak bisa diakses.
Menurut ESET, aplikasi palsu yang tersedia di Google PlayStore bisa membekukan layar ponsel ketika si pengguna membuka aplikasi tersebut dengan cara memaksanya untuk melakukan restart perangkat.
Malah, banyak yang juga dipaksa untuk mengeluarkan baterai ponsel atau menggunakan Android Device Manager untuk melakukan reboot.
Setelah reboot dilakukan, aplikasi palsu itu tetap beroperasi dan secara diam-diam mengklik iklan online pornografi.
Banyak aplikasi palsu di antaranya membawa embel-embel mampu memberi cara ‘curang’ dalam bermain Pokemon Go.
Perusahaan antivirus Symantec menyarankan pengguna tidak mengunduh Pokemon Go dari toko aplikasi tidak resmi.
Perusahaan juga menyarankan agar pemain tidak bermain dengan alat bantu yang curang karena bisa saja di dalamnya mengandung program jahat atau malware.
Jika nanti game ini telah hadir secara resmi sebaiknya pengguna melakukan pembaruan aplikasi.
Pengguna juga diminta terus melakukan pembaruan sistem operasi atau firmware di ponsel, pinta Symantec
Sebelumnya, terungkap oknum jahat yang berupaya menipu dan mendulang uang dari pengguna yang lengah.
Mereka menyebar email atas nama Niantic Inc. selaku pengembang Pokemon Go, untuk meminta bayaran bulanan kepada pengguna.
Email itu mengatakan ada “kebutuhan untuk server yang lebih kuat” dan jika pengguna mau tetap memainkannya.
Di sana terdapat ancaman akun pengguna akan dibekukan jika dalam sehari pengguna tidak melakukan pembayaran atau upgrade ke versi berbayar.
Pesan ini dapat dipastikan tidak benar, karena tiga perusahaan di balik pembuatan Pokemon Go, yaitu Pokemon Company, Nintendo, dan Niantic, telah menetapkan model bisnis freemium.
Ini berarti game bebas untuk diunduh dan pendapatan perusahaan mengandalkan pembelian konten digital dalam aplikasi.
Sementara itu, sehari sebelumnya, para gamer Pokemon Go menggerutu lantaran game berteknologi augmented reality itu tumbang dan membuat pengguna tak bisa masuk atau log in
Sebuah kelompok peretas yang sebelumnya sempat membobol akun media sosial petinggi perusahaan teknologi, mengaku bertanggungjawan atas tumbangnya Pokemon Go.
Tumbangnya server Pokemon Go diakui oleh akun Twitter @PokemonGoApp yang pada 16 Juli kemarin, berkata timnya sedang dalam proses perbaikan masalah server yang membuat aplikasinya lumpuh sesaat.
Sehari kemudian, akun mengumumkan masalah berhasil diidentifikasi.
Kelompok hacker yang menamakan diri mereka Ourmine, mengklaim mereka adalah otak di balik serangan Distributed Denial of Service server log-in Pokemon Go.
Nama kelompok ini sebenarnya tidak asing lagi, karena sebelumnya mereka mengklaim berhasil membobol akun media sosial sejumlah petinggi raksasa teknologi seperti Mark Zuckerberg, Jack Dorsey, hingga Sundar Pichai beberapa waktu lalu.
Ourmine melalui situs web mereka menuliskan, “tidak ada yang bisa bermain permainan ini sampai pihak Pokemon Go menghubungi kami melalui situs web untuk mengajari gamer tentang cara melindungi aplikasinya!”
Mengutip situs TechCrunch, ada salah satu anggota Ourmine mengatakan bahwa kelompok hacker itu hanya berusaha untuk menyebarkan imbauan mengenai pentingnya keamanan siber.
“Kami tidak mau hacker lain menyerang server mereka, maka kami yang harus melindunginya,” ungkap pihak Ourmine.
Lumpuhnya aplikasi Pokemon Go pada akhir pekan kemarin sempat ramai dikeluhkan pada media sosial Twitter.
Pokemon Go kini secara resmi telah hadir di berbagai negara. Sebelumnya Pokemon Go hanya bisa diakses di Amerika Serikat, New Zealand dan Australia.
Masih banyak negara lain yang tak sabar ingin memainkannya mengakali dengan cara mengunduh game dari sumber toko aplikasi tidak resmi.
Perusahaan Niantic di balik pengembangan Pokemon Go menjanjikan kehadiran game itu “relatif segera” di dua ratus negara lain.
Tetapi sebelum itu, Niantic berkata kepada Reuters, mereka sedang bekerja keras memperkuat kapasitas server Pokemon Go.
Memperkuat server menjadi syarat yang harus dilakukan Niantic agar Pokemon Go bisa menampung jumlah pengguna yang lebih besar, dan memastikan penggunanya mendapatkan pengalaman terbaik