Valentino Rossi, belum menyerah.
Begitu yang ditulis “crash,” hari ini, Selasa, 04 Oktober 2016, tentang upaya Rossi mengejar Marc Marquez di puncak klasemen dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2016.
Dengan empat seri tersisa, Rossi masih tertinggal hingga lima puluh dua poin dari Marquez.
Meski secara matematis peluang Rossi masih terbuka lebar dengan seratus poin yang akan diperebutkan, namun peluang The Doctor terbilang tipis.
Marquez hingga kini menjadi satu-satunya pebalap yang selalu mampu meraih poin musim ini. Dengan konsistensi yang diperlihatkan Marquez, akan sulit bagi Rossi untuk mengejar perolehan poin The Baby Alien.
Seperti juga ditulisi Speedweek, Rossi tidak sepenuhnya menyerah mengejar Marquez.
Pebalap gaek itu tetap berambisi memangkas poin yang signifikan dari Marquez pada balapan GP Jepang, Motegi Circuit, 16 Oktober mendatang.
“Target untuk balapan selanjutnya adalah mempertahankan level penampilan, tapi mengoleksi poin lebih banyak. Kami harus memikirkan balapan demi balapan, bukan klasemen,” ujar Rossi.
“Dalam olahraga ini, semuanya belum berakhir hingga akhir musim. Siapa yang ingin menyerah, lebih baik tetap berada di rumah,” sambungnya.
Rossi mengaku kekuatannya musim ini tidak maksimal karena terkuras kontroversi perebutan gelar juara dunia musim lalu.
Kegagalan merebut gelar juara dunia di seri terakhir, GP Valencia, membuat kekuatan Rossi untuk musim ini terkuras.
“Kekuatan yang saya habiskan musim lalu sudah sangat maksimal, karena kami tampil di GP Valencia dengan penuh kekuatan. Jika Anda menang, mungkin tenaga Anda akan kembali. Jika kalah, tidak seperti itu,” ucap Rossi.
“Kalah akan menyebabkan Anda kehilangan banyak tenaga, itu yang harus saya rasakan musim ini. Sangat disayangkan, karena saya punya potensi untuk merebut gelar juara musim ini,” ujar Rossi.
Tentang harapannya dimusim depan Rossi juga yakin masih akan bisa bersaing di kelas primer Grand Prix dalam dua musim ke depan. The Doctor percaya diri akan bisa bersaing dengan pebalap yang jauh lebih muda.
Rossi masih akan memperkuat Movistar Yamaha hingga dua musim mendatang.
Dengan begitu, pebalap asal Italia itu akan tampil di ajang MotoGP hingga usianya memasuki usia tiga puluh sembilan tahun.
Hingga kini Rossi berkarier lebih dari dua puluh tahun di ajang Grand Prix.
Sepanjang kariernya, Rossi sudah meraih seratus empat belas kemenangan, dua ratus sembilan belas posisi podium, dan sembilan gelar juara dunia.
“Perasaan saya di trek tidak berubah setelah dua puluh tahun tahun. Menjadi pebalap profesional adalah impian saya. Impian ini yang membantu saya tetap bersemangat di kejuaraan,” ujar Rossi seperti dikutip dari Speedweek.
“Tentu saja tidak mudah, karena Anda merasakan tekanan. Di saat yang bersamaan, saya menyukai tekanan itu, karena seperti obat,” sambungnya.
Di usia gaeknya Rossi merupakan pebalap tertua di ajang MotoGP musim ini.
Sementara pebalap termuda adalah Jack Miller yang masih 21 tahun.
Rossi tidak memungkiri kalah dalam hal tenaga dari para pebalap yang lebih muda. Tapi, kondisi itu tidak membuat Rossi khawatir. The Doctor tetap yakin mampu bersaing musim depan.
“Motivasi saya tetap tinggi, karena saya masih ingin memenangi balapan dan bahkan gelar juara dunia. Saya masih sama dengan 20 tahun lalu,” ucap Rossi.
“Saya merasa bisa bersaing dengan pebalap lainnya, yang jauh lebih muda daripada saya. Saya tidak tahu apakah itu hal yang bagus atau tidak, tapi situasinya seperti itu,” ujar Rossi.
Direktur tim Yamaha, Massimo Meregalli meyakini bahwa motor Yamaha M1 akan memiliki performa lebih hebat dibandingkan sebelumnya.
Yamaha akan mengalami perubahan pebalap di musim depan. Maverick Vinales bakal datang mendampingi Valentino Rossi untuk mengarungi musim mendatang.
Yamaha pun sudah memulai sejumlah pengembangan untuk menghadapi musim depan.
“Dalam beberapa tahun terakhir, M1 selalu mengalami peningkatan, namun untuk musim depan akan ada yang baru dan membuat motor lebih komplet.”
“Bukan revolusi, namun sebuah evolusi yang signifikan. Bila kami menunda debut motor edisi tahun depan, itu karena kami masih mengerjakan motor ini di Jepang,” tutur Meregalli seperti dikutip dari Motorsport.
Meregalli pun kemudian menuturkan aspek yang sudah dikembangkan oleh Yamaha untuk menghadapi musim depan.
“Kami berkata bahwa kami sedikit kurang bertenaga, namun dalam hal cengkraman dan kenyamanan untuk ditunggangi, M1 tetap jadi referensi,” ucap Meregalli.
Dalam tujuh seri terakhir, Yamaha gagal memenangi grand prix. Kemenangan terakhir Yamaha ada di GP Katalonia saat Rossi jadi yang tercepat.
“Kami tak mengalami kemunduran namun Honda melakukan langkah besar saat ini,” tutur Meregalli.
Yamaha sendiri memilih untuk tidak mengikuti tes di Aragon seperti halnya tim lainnya.
“Kami sudah memutuskan untuk mencoba motor baru hanya pada akhir musim. Setelah tes di Valencia November mendatang, kami akan kembali melakukan tes di Sepang,” kata Meregalli.