Setelah tiga tahun kehadiran Titan Aerospace, sebuah drone bertenaga surya yang mampu menebar koneksi internet gratis ke seluruh penjuru dunia, Google dengan “berat” hati “membunuh” proyek itu.
Sebenarnya, lewat proyek itu, Google berambisi membantu penduduk dunia terhubung dengan internet serta memecahkan berbagai permasalahan yang ada, dengan internet.
Titan pun kemudian masuk ke dalam divisi X pada dua tahun lalu
Di divisi ini, Titan bergabung dengan proyek drone lain milik Google, yakni Black Rock dan Project Wing, drone untuk mengirimkan barang.
Sayangnya, Alphabet baru-baru ini mengonfirmasi Project Titan telah disetop.
Mengutip laporan 9to5Mac, Jumat, 13 Januari 2017, para engineers yang mengembangkan drone ini diminta untuk mencari pekerjaan lain di lingkungan
Alphabet induk perusahaan Google, mulai beberapa bulan mendatang akan mempersilakan karyawan yang terlibat dalam pengembangan drone ini untuk “pergi.”.
Menurut informasi, sebagian dari mantan engineers yang bekerja di proyek drone Titan ini telah dialihkan ke Project Loon, proyek Alphabet lainnya yang bertujuan sama dengan Titan, yakni mendistribusikan internet melalui balon udara.
“Tim Titan dibawa masuk ke divisi X pada awal tahun lalu. Kami kemudian bereksplorasi pada ketinggian untuk menghadirkan akses internet.”
“ Namun jika dibandingkan baik dari segi kelaikan teknis dan ekonomis, Project Loon jauh lebih menjanjikan, terutama untuk menjangkau wilayah pedesaan terpencil,” kata juru bicara Divisi X.
Lebih lanjut, disebutkan pula bahwa keahlian para pekerja di Project Titan kini dipindahkan ke Project Loon dan Project Wing.
Sebelumnya, dalam penerbangannya pada 2015, tim Titan mengalami kecelakaan di gurun Arizona.
Baru pada lalu diketahui penyebab kecelakaan itu adalah kesalahan pada bagian sayap.
Selanjutnya akhir tahun lalu, laporan Skybender dari Spaceport America di New Mexico menyebut Google bermaksud menggunakan drone Titan untuk menyebarkan internet berjaringan 5G.
Sayangnya, rencana ini juga mengalami masalah signifikan.
Meski menghentikan Project Titan, Google masih ambisius dengan rencananya menghadirkan internet dari langit.
Terbukti, dua tahun silam, perusahaan teknologi asal AS ini berinvestasi pada SpaceX untuk menghadirkan internet murah di seluruh dunia
Laporan lain menyatakan, keputusan mematikan proyek akses internet melalui drone itu menyusul perombakan pada Google dan sejumlah kegagalan pada drone.
Sejak Google membentuk induk perusahaan bernama Alphabet, divisi drone internet Google, yakni Titan terpaksa dileburkan.
Alphabet menegaskan, setelah mendalami, opsi akses internet melalui Project Loon dianggap lebih layak secara teknik dan ekonomi dibanding akses melalui drone.
Untuk itu, Alphabet memutuskan tim yang bekerja bagi proyek Titan, akan dialihkan pada proyek akses internet lainnya, yakni Project Loon dan Project Wing.
Problem itu disebutkan karena kegagalan sayap drone.
Sementara itu, teka-teki mengenai proyek Google lainnya, mobil otonomosb akhirnya terjawab sudah.
Alih-alih menutupnya, proyek tersebut ternyata dibuat menjadi entitas terpisah dari Google.
Kini, proyek itu akan berjalan sendiri di bawah naungan perusahaan induk Google, Alphabet.
Perusahaan bernama Waymo ini berencana untuk membawa sistem kendaraan otomatis ke publik.
Menurut CEO Waymo John Krafcik, Waymo merupakan turunan dari misi perusahaan untuk mencari ‘cara baru dalam mobilitas’.
Karena itu dengan pembentukan Waymo, diharapkan dapat membuat sistem otonomos menjangkau lebih banyak orang.
Waymo tak akan memproduksi mobil otonomos sendiri. Perusahaan itu memilih untuk mengembangkan teknologi yang dapat menjalankan kendaraan secara otomatis.
Sistem otonomos ini nantinya dapat digunakan untuk sejumlah keperluan, seperti ride-sharing, transportasi, truk, logistik, dan dipakai pada kendaraan pribadi.
Sejumlah pengembangan juga masih dilakukan, mulai dari pemetaan, navigasi, termasuk pengalaman berkendara lebih baik.
Kendati tak ada kesepakatan lebih lanjut, pemisahaan Waymo disebut menjadi salah satu upaya untuk monetisasi layanan tersebut.
Terlebih, sejumlah perusahaan teknologi kini tengah melakukan pengembangan serupa.
Sejumlah perusahaan seperti Apple dan Uber diketahui tengah merambah teknologi mobil otonomos. Khusus Apple, laporan terkini menyebutkan perusahaan tersebut berencana mengembangkan software yang dapat digunakan pada mobil.
Sebagai informasi, Google memang telah cukup lama mengembangkan proyek mobil otonomos ini.
Mobil pintar Google itu disebut telah melakukan perjalanan lebih dari tiga koma dua juta juta km dan uji coba pada sejumlah kondisi di jalanan.
Dalam satu tahun terakhir, program itu diperbesar dengan mempekerjakan lebih banyak insinyur dan menambah pusat uji coba di Amerika Serikat.