Laman media terkenal “new york post,” hari ini, Rabu, 12 Juli, menurunkan laporan yang membahagiakan para peminum kopi untuk meneruskan kebiasaannya itu
Lantas apa saja saja kebahagiaan yang diperoleh dari manfaat minum kopi?
Dalam buku “The Coffee Lover’s Diet,” penulis sekaligus konsultan kesehatan Bob Arnot menjelaskan bagaimana secangkir kopi bisa membantu penurunan berat badan dengan meningkatkan metabolisme, mengurangi efek buruk makanan berlemak, sekaligus membantu membakar lebih banyak kalori.
“Efek pertama yang harus diperhatikan adalah peningkatan metabolisme,” kata Arnot.
“Anda akan membakar seratus kalori lebih banyak bila minum kopi dibanding bila tidak.”
“Kedua, bila kita minum kopi sebelum berolahraga atau beraktivitas, tubuh kita akan membakar lebih banyak asam lemak bebas,” lanjutnya.
Selain itu, Arnot mengklaim bahwa di samping membakar lemak, kopi bisa menekan nafsu makan dan meningkatkan laju metabolisme.
Oleh karena itu, bagi mereka yang sedang berdiet, menurutnya baik bila kopi diminum setelah makan, sebelum mandi, dan sebelum berolahraga.
Dengan syarat, yang diminum adalah kopi hitam tanpa gula dalam keadaan panas.
“Kopi yang diminum setelah menyantap makanan berlemak, bisa menurunkan penyerapan lemak dan gula oleh tubuh,” katanya.
Menanggapi hal itu, ahli nutrisi Kristen Beck mengatakan, walau kopi benar bisa meningkatkan metabolisme, namun efeknya tidak lama.
“Kafein bisa meningkatkan performa atletik, baik dalam peningkatan kecepatan, kekuatan, dan daya tahan, sekaligus memberi manfaat psikologis dengan menjadikan latihan terasa lebih mudah dilakukan,” kata Beck.
“Kopi juga bisa menekan nafsu makan karena membuat perut terasa lebih penuh, dan dalam waktu bersamaan memberi dorongan tenaga. Namun mengandalkan kopi saja sebagai sumber tenaga tidak cukup, karena efeknya singkat,” paparnya.
Sementara Alex Hodge, dokter pencernaan dan penyakit hati di Monash Health, Melbourne, Australia mengatakan, “Secara umum kopi baik untuk Anda. Kebiasaan minum kopi juga dikaitkan dengan penurunan kondisi penyakit saraf seperti Parkinson dan Alzheimer, serta risiko lebih rendah terkena diabetes type 2.”
Walau begitu banyak manfaat kopi yang dipaparkan, namun Beck menegaskan, orang perlu paham bahwa fungsi kopi pada tubuh itu seperti busi dalam kendaraan.
“Anda tetap perlu menginjak gas untuk melaju.”
Ia mengatakan, walau kopi memiliki banyak manfaat, termasuk untuk penurunan berat badan, namun tidak seharusnya kita mengkonsumsinya dalam jumlah tak terbatas.
“Hal yang harus diingat adalah bahwa diet tidak bisa dilakukan dengan hanya minum kopi. Ia harus dibarengi pola makan yang benar, yang adalah penentu utama keberhasilan penurunan berat.”
“Selain itu, bila yang Anda minum adalah kopi latte dengan gula, maka bukan manfaat kesehatan yang Anda dapatkan, melainkan sebaliknya.”
Selain itu, para peneliti dari University of Southampton dan University of Edinburgh juga mendapati bahwa rutin minum secangkir kopi tiap hari mampu mengurangi risiko kanker hati.
Setelah memeriksa data dari dua puluh enam penelitian sebelumnya yang melibatkan lebih dari dua juta peserta, para peneliti menemukan bahwa kopi mampu mengurangi sirosis dan kanker hati.
Bahkan dalam penelitian itu disebutkan, semakin banyak Anda mengkonsumsi kopi, semakin besar juga kekebalan tubuh Anda untuk mencegah munculnya penyakit kanker hati.
“Kopi dipercaya secara luas memiliki berbagai manfaat kesehatan, dan temuan terbaru ini menunjukkan bahwa kopi juga memiliki efek yang signifikan terhadap risiko kanker hati,” kata Dr Oliver Kennedy dari University of Southampton seperti dilansir dari Guardian.
Molekul senyawa yang ditemukan dalam kopi memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, antikarsinogen dan manfaat lainnya yang menjelaskan mengapa ia membantu mencegah munculnya kanker hati.
Namun demikian, tidak disarankan mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang terlalu banyak, apalagi untuk orang-orang tertentu seperti wanita hamil. Terlalu banyak kafein dalam tubuh juga bisa berpengaruh buruk bagi kesehatan.
Sebuah penelitian lain yang dimuat di Nature Medicine,juga diyakini kafein bisa membantu menghilangkan rasa sakit.
Dalam sebuah study, para peneliti memberi mainan dan berbagai aktivitas pada tikus percobaan agar mereka tetap bangun. Hal ini dilakukan untuk meniru kondisi manusia yang kurang tidur. Setelah lima hari dibuat kurang tidur, para tikus ini ternyata menjadi lebih sensitif terhadap rasa sakit.
Lalu para peneliti memberikan obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen dan morfin untuk melihat apakah kedua obat itu menghambat rasa sakit ekstra yang diakibatkan kurang tidur.
Hasilnya ternyata ibuprofen tidak membantu menurunkan rasa sakit, sementara morfin yang sering digunakan untuk menghilangkan nyeri hebat, juga tidak terlalu efektif.
Ini memunculkan anggapan bahwa orang yang menggunakan obat-obatan serupa untuk menghilangkan rasa sakit saat mereka juga kurang tidur mungkin harus meningkatkan dosisnya agar efeknya terasa.
Namun hal itu memunculkan kekuatiran akan efek samping bila obat dipakai pada dosis tinggi.
Tetapi saat para peneliti memberikan obat-obatan agar mereka terjaga, seperti kafein dan modafinil, ternyata keduanya justru bisa memblokir rasa sakit yang dipicu kurang tidur.
Kafein dan modafinil memicu produksi dopamin di otak, yang mungkin memiliki peran untuk menghilangkan sakit, walau bagaimana keduanya bekerja masih belum jelas.
Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa tidur cukup dan mengkonsumsi zat yang membuat kita terjaga, seperti kopi, bisa menjadi strategi jitu untuk menghilangkan rasa sakit kronis.
Namun masih diperlukan riset lebih jauh terhadap manusia untuk menentukan berapa lama tidur yang dibutuhkan agar rasa sakit berkurang dan apakah kafein bisa membantu menghilangkannya.