Islandia memang telah menggoreskan sejarah.
Negara berpenduduk kecil di pelataran bumi yang dingin itu akan menjadi tim “baru” di Piala Dunia Ruisia.
Dan para pendukungnya yang tumpah ruah ke jalan-jalan di seluruh penjuru negeri itu usai memastikan lolos ke Piala Dunia 2018 menyebutnya sebagai keajaiban
Ya, Islandia sukses membuat kejutan dan mencetak sejarah tersendiri pada Selasa 10 Oktober dini hari WIB.
Islandia berhasil menumbangkan Kosovo pada laga terakhir kualifikasi Piala Dunia di Grup I.
Mereka menang dengan skor dua gol melalui gol dari Gylfi Sigurdsson and Johann Gudmundsson.
Kemenangan tersebut sukses membuat Islandia mengunci puncak klasemen Grup I dengan 22 poin.
Mereka unggul dua poin dari Kroasia yang berada di posisi kedua dan harus melewati babak playoff lebih dulu.
Torehan apik ini membuat tim berjuluk Strákarnir okkar bisa melanjutkan cerita fantastis mereka di ajang internasional.
Sebelumnya, Islandia mampu melaju ke babak perempat final Piala Eropa tahun lalu.
Keberhasilan ini menjadi sejarah sendiri bagi Islandia. Sebab, ini adalah kali pertama bagi Islandia bisa tampil di gelaran Piala Dunia.
Sebuah pencapaian luar biasa untuk negara yang hanya memiliki populasi sebanyak tiga ratus tiga puluh ribu ribu jiwa. Di mana, menjadi Islandia sebagai negara dengan populasi penduduk terkecil yang pernah lolos ke Piala Dunia.
Negara terkecil sebelumnya yang pernah mencapai putaran final adalah Trinidad and Tobago, pada di sebelas tahun lalu. Negara tersebut memiliki jumlah penduduk sebanyak satu koma tiga juta.
Pelatih Islandia, Heimir Hallgrimsson, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
Pria yang juga berprofesi sebagai dokter gigi paruh waktu itu tak menyangka bisa membawa pasukannya terbang ke Rusia pada tahun depan.
“Ini hal yang aneh. Saya benar-benar tak tahu harus berkata apa, pikiran saya melayang ke mana-mana,” ujar Hallgrimsson, seperti dilansir Goal Internasional.
Usai laga, kapten tim Aron Gunnarsson langsung bercampur dengan penonton di stadion Laugardalsvollur untuk merayakan keberhasilan ini. Kemudian, menyampaikan tepuk tangan tradisional khas Viking.
“Omong kosong? Saya tak tahu jika ini omong kosong. Setelah kami kalah melawan Kroasia kami memutuskan membidik kualifikasi berikutnya. Menurut saya kami berada di grup paling keras, tapi kami memutuskan untuk menuntaskan saja,” ujarnya dilansir Reuters.
Negara yang pernah menduduki peringkat seratus tiga puluh satu pada di rangking FIFA Juni lima tahun silam, telah bermetafosa menjadi tim besar. Sebelumnya, Islandia kerap menjadi sasaran empuk para lawannya di Eropa.
Kini di bawah asuhan Heimir Hallgrimsson, Islandia menjelma sebagai tim kuda hitam Eropa.
Tanda-tanda kebangkitan Islandia memang sudah terlihat sejak kualifikasi Piala Dunia sebelumnya, yang saat itu nyaris ke Brasil usai dikalahkan Krosia di babak playoff.
Lalu, penampilan Islandia terus meningkat dan semakin mengejutkan dengan berhasil lolos ke Piala Eropa tahun lalu di Prancis. Islandia yang saat itu dilatih Lars Lagerback sukses melaju ke perempat final.
“Sejak awal kami tahu grup ini sangat berat. Tapi kami sudah memutuskan untuk lolos. Kami tak mau bermain lewat playoff. Saya senang kami kini sudah punya tiket Piala Dunia di tangan,” kata Gunnarsson Aron yang kini membela klub Cardiff City.
Bila menilik skuat Islandia, dari dua puluh lima pemain yang dipanggil untuk melawan Kosovo tak ada satu pun pemain liga lokal. Pelatih Hallgrimsson memang sudah lama tak memanggil pemain dari liga domestik.
Terakhir kali pada laga kontra Meksiko, 8 Februari, ketika dia menyertakan tujuh pemain dari liga lokal. Ini tak lepas dari cepatnya durasi liga di Islandia.
Kasta pertama liga Islandia yang bernama Urvalsdeild itu hanya berlangsung dari Mei hingga September. Cepatnya perjalanan kompetisi karena musim dingin di Islandia begitu ekstrem.
Itu juga yang membuat Hallgrímsson menjadikan pelatih sepakbola di Islandia sebagai pekerjaan paruh waktu. Maka itu, bila ingin menjadi pemain profesional yang benar, para pemain harus hijrah ke negara lain.
Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa telah berakhir, sebanyak 54 tim telah berjuang merebut tiket ke Rusia. Dengan demikian, dari 13 kuota atau ke putaran final, di luar Rusia yang langsung lolos karena berstatus tuan rumah telah terpenuhi.
Ada sembilan negara yang berhasil merebut tiket otomatis setelah tampil menjadi juara grup. Sedangkan delapan negara lainnya yang berstatus sebagai runner up harus memperebutkan empat tiket sisa lewat babak playoff November mendatang.
Undian babak playoff sendiri baru akan dilangsungkan pada Selasa pekan mendatang di Zurich, Swiss. Delapan negara ini nantinya akan dibagi ke dalam dua pot.
Di pot pertama, ada negara-negara unggulan, sementara pot kedua berisi negara non-unggulan. Penentuan unggulan atau bukan lewat ranking FIFA termutakhir.