Dua aplikasi global yang dihasilkan dari jiplakan, IG Stories dan WhatsApp, kini menjadi fitur paling laku dan mencapai ratusan juta pengakses setiap harinya.
Kedua fitur ini adalah hasil kerjaan darii “menyontek” Snapchat
Sedangkan fitur itu sendiri di Snapchat “kurang” laku.
Seperti ditulis “technocrunch,” hari ini, Jumat, 03 November, pengguna fitur video Stories di Instagram dan Status di WhatsApp terus meningkat.
Mark Zuckerberg, bos Facebook, mengumumkan bahwa kedua fitur tersebut secara aktif digunakan oleh tiga ratus juta juta pengguna setiap harinya.
Angka tersebut diraih dengan cepat oleh Instagram dan WhatsApp. Baru pada bulan Juni lalu, Instagram meraih dua ratus lima puluh juta pengguna aktif harian untuk fitur Stories.
Sementara itu, WhatsApp mencapai angka dua ratus lima puluh juta pengguna aktif harian untuk fitur Status pada bulan Juli lalu.
Ironisnya, fitur yang dinilai “menyontek” Snapchat ini lebih laku dibanding Snapchat.
Perolehan Instagram Stories dan Status WhatsApp mengungguli Snapchat hampir dua kali lipat.
Dilaporkan, Snapchat hanya meraih seratus tujuh puluh tiga juta pengguna aktif harian untuk fitur yang mirip itu.
Saat ini, sebagian besar produk Facebook, seperti Instagram Stories, Facebook Stories, dan Messenger Day memiliki teknologi augmented reality face filter, di mana fitur tersebut dikatakan memiliki fungsi yang sama dengan Snapchat.
Zuckerberg mengatakan Facebook menggeser fokus manfaat aplikasi dari “time spent” atau sekadar menghabiskan waktu, ke arah “time well spent” atau menghabiskan waktu lebih baik dengan membina komunitas melalui video.
Ia menjelaskan bahwa interaksi aktif melalui media sosial dengan kerabat akan lebih bermanfaat dibanding menggunakan media sosial secara pasif.
“Penelitian menunjukan bahwa interaksi dengan teman dan keluarga di media sosial cenderung lebih bermakna dan baik bagi kesejahteraan. Tetapi jika hanya mengonsumsi konten saja, maka hal itu manfaat tidaklah baik,” kata Zuckerberg.
Karena Instagram Stories dan Status WhatsApp hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu, perasaan berkomunitas di aplikasi produk Facebook meningkat.
Dengan seringnya para pengguna melihat video-video pendek, maka akan menjadi keuntungan pula bagi iklan yang ikut “terselip” di Instagram Stories.
Saat ini separuh lebih dari lima ratus juta pengguna aktif harian Instagram telah menggunakan Instagram Stories. Ini menunjukan cikal bakal Stories menjadi aplikasi masa depan.
Gagasan tersebut didukung oleh gebrakan baru Instagram yang membubuhkan preview tiles stories yang mendorong penggunanya untuk menonton Stories.
Kepala Penjualan Global Facebook, Carolyn Everson, menjelaskan Stories tidak hanya berhasil memikat pengguna biasa, tetapi juga para pelaku bisnis dan pengiklan.
“Jika kalian memikirkan tentang ini setahun lalu ketika kita duduk bersama, Instagram Stories belum ada. Hari ini, kita tidak hanya memiliki dua ratus lima puluh juta pengguna, tapi sebenarnya sepertiga dari Stories yang paling banyak dilihat adalah dari pelaku bisnis dan satu juta dari pengiklan,” ungkap Everson, seperti dilansir Phone Arena.
Lebih lanjut, Everson membantah dugaan yang menyebutkan Instagram meniru platform lain untuk format Stories. Kenyataannya, kata Everson, format Stories disukai oleh para pelaku bisnis seperti merchant atau pengiklan.
“Kami pikir Stories merupakan format lain, yang tidak hanya digunakan oleh pengguna, tapi juga pengiklan. Anda akan melihat Stories di banyak platform berbeda,” tuturnya.