Youtube datang lagi dengan fitur baru bernama Reels.
Fitur ini serupa dengan fitur Stories yang populer di Instagram dan Snapchat.
Fitur ini sengaja dirancang bagi para kreator video.
Tidak seperti format stories pada umumnya, video Reels yang berdurasi tiga puluh detik detik tidak akan berada pada paling atas layar, tetapi pada kolom khusus pada laman akun pengguna.
Karena letaknya yang khusus, pengguna Youtube dapat memilih untuk menonton video Reels atau tidak.
Jika pengguna sering mengakses Reels, Youtube akan memunculkan rekomendasi video Reels langsung pada beranda pengguna.
Video Reels dapat tetap diakses dua puluh empat jam setelah diunggah dan dimasukkan tautan video lain yang berdurasi lebih panjang.
Selain itu, pengguna juga dapat menambahkan musik, filter, gambar hingga sticker.
Melalui blognya, perusahaan media sosial milik Google ini menyatakan Reels dibuat agar para kreator video semakin dekat dengan penggemarnya tanpa perlu mengunggah video berdurasi panjang.
“Kami selalu ingin memudahkan kreator Youtube untuk mengekspresikan diri mereka sekaligus berinteraksi dengan penggemarnya,” jelas Roy Livne selaku senior manajer produk Youtube seperti ditulis TechCrunch, hari ini, 04 Desember, saat mengumumkan fitur baru ini pekan lalu
Sebelumnya tahun lalu Youtube merilis Community yang memungkinkan konten kreator membuat berbagai fitur, seperti GIF, pemungutan suara, teks, foto dan sebagainya.
Penonton juga dapat berinteraksi karena dapat memberi like serta komentar pada video Community.
Penonton kreator Youtube yang aktif pun sekarang dapat melihat video Community idolanya tanpa harus berlangganan akun. Notifikasi video Community baru pun tidak akan mengganggu penonton.
Meski Youtube belum mengumumkan tanggal rilis versi beta Reels, fitur ini membuat Youtube sejajar dengan media sosial lain yang sudah lebih dulu mengeluarkan fitur serupa, seperti Whatsapp, Skype, Facebook, Instagram dan Snapchat.
YouTube adalah sebuah situs web berbagi video yang memungkinkan kita menonton, mengunggah bahkan berbagi video.
Video apapun dapat kita temukan di YouTube, mulai dari video tentang keagamaan, sosial, politik, pendidikan, dan lain-lain.
Sebagai contoh mahasiswa, ketika tugas dan praktikum mulai menghampiri dan menumpuk, sedangkan materi untuk perkuliahan harus dibaca, paling efektif adalah menonton video tentang materi itu.
Berbagai jenis video ditampilkan di YouTube hingga membuat mahasiswa betah berlama-lama di sana. Namun sadarkah kita, itu membuat kita semakin malas membaca buku. Padahal dengan membaca buku kita akan mendapat lebih banyak pengetahuan.
Beberapa teman mengatakan: “malas baca buku, mending lihat di YouTube bisa sambil tidur-tiduran, banyak pilihan video yang menarik bisa dibuat refreshing juga, jadinya cepet ngerti”.
Pernyataannya mencerminkan bahwa minat membaca berkurang bukan hanya karena malas tapi juga efisiensi waktu dalam mencari materi kuliah dan kejenuhan mereka terhadap buku mata kuliah yang hanya penuh dengan tulisan dan angka.