Siapa yang bisa membantah bahwa salah satu aktivitas yang paling menyenangkan adalah tidur.
Ya, Selama tidur, korteks atau bagian otak yang berperan dalam menyimpan memori pikiran/bahasa akan melepaskan diri dari indra dan masuk ke mode pemulihan. Sehingga tidak heran jika setelah tidur, Anda akan kembali berenergi untuk menjalankan aktivitas.
Dan, tidur yang cukup dapat memperbaiki tubuh dan pikiran yang dapat membuat tubuh melakukan fungsi terbaiknya.
Setiap orang sudah mengetahui bahwa ia membutuhkan waktu tidur setidaknya 7 sampai 8 jam per hari.
Namun begitu, sering kali orang-orang abai pada masalah ini.
Kurang tidur terjadi ketka seseorang tak bisa mencukupi waktu tidur yang seharusnya yakni sekitar tujuh hingga delapan jam per hari.
Padahal, kurang tidur dapat berdampak buruk pada kesehatan dan kegiatan sehari-hari.
Kurang tidur dapat menyebabkan kantuk di siang hari, kesulitan mengatur emosi, kinerja yang buruk, obesitas, dan kualitas hidup yang rendah.
Agar tak mengakibatkan masalah yang lebih parah, kenali beberapa tanda atau gejala yang timbul saat tubuh kurang tidur dan butuh istirahat.
Sebuah studi menemukan bahwa kurang tidur dapat berkaitan dengan terjadinya tekanan psikologis dan risiko penyakit lebih besar.
Sebenarnya, tidur tidak hanya dapat mengembalikan energi Anda, namun juga berperan dalam proses belajar.
Kurang tidur dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, termasuk dalam proses belajar/berpikir/memecahkan masalah.
Sehingga kurang tidur dapat membuat Anda kesulitan untuk belajar secara efektif. Selain itu, kurang tidur juga dapat membuat Anda sulit mengingat sesuatu yang telah Anda pelajari.
Jika Anda kurang tidur, tubuh Anda akan cenderung memproduksi lebih banyak hormon ghrelin yang berperan dalam menimbulkan rasa lapar, namun hanya menghasilkan sedikit hormon leptin yang berperan dalam menimblukan rasa kenyang.
Selain itu, kurang tidur akan membuat Anda tetap merasa lelah. Akibatnya, disaat Anda lelah, Anda tidak memperhatikan apa yang Anda makan.
Yang Anda tahu adalah Anda lapar dan harus makan supaya kenyang. Hal tersebutlah yang dapat meningkatkan risiko bertambahnya berat badan.
Kurang tidur tidak hanya membuat Anda terus lapar, namun juga keinginan untuk makan makanan yang tinggi lemak dan karbohidrat.
Sebuah studi menunjukkan bahwa seseorang yang tidur kurang dari enam jam per hari lebih beresiko untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih dari enam jam per hari.
Saat tidur cukup, sistem kekebalan tubuh Anda akan memproduksi sitokin, protein yang membantu melindungi tubuh dari infeksi.
Sehingga, kurang tidur dapat memperburuk sistem kekebalan tubuh yang berdampak pada produksi hormon sitokin tersebut.
Akibatnya, kurang tidur dapat membuat Anda lebih mudah mengalami sakit.
Sebuah studi telah menemukan bahwa seseorang yang tidur kurang dari 7 jam per hari memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami demam/flu dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih dari delapan jam per hari.
Sebuah studi lainnya menemukan bahwa kurang tidur membuat seseorang lebih mudah mengalami stres dan emosi menjadi tidak terkendali.
Emosi yang tidak terkendali tersebut sering kali akan membuat orang bertindak tanpa berpikir lebih panjang atau melakukan sesuatu yang buruk tanpa bermaksud melakukannya.
Selain itu, sulit tidur biasanya diakibatkan oleh depresi, dan ternyata, kurang tidur juga dapat membuat Anda lebih mudah mengalami depresi. Kedua hal tersebut merupakan hal yang saling berkaitan.