Kejahatan siber kini semakin menggila.
Dan ini terbukti dari maraknya mereka menggunakan laman Facebook palsu untuk melancarkan kejahatannya.
Mereka sengaja membuat laman palsu ini untuk menipu pengguna dengan teknik phising.
Laman memang serupa dengan Facebook guna mengecoh pengguna agar mengira tengah login di laman asli.
Mereka lalu mencuri data alamat surel dan password Facebook yang dimasukkan di laman palsu ini.
Menurut data Kaspersky Lab, hampir enam puluh persen upaya phising selama kuartal pertama tahun ini berupa laman Facebook palsu.
Hal serupa terjadi pada periode yang sama tahun lalu. Angka ini didapat dari upaya phising yang berhasil dicegah software keamanan Kaspersky.
Total phising yang dicegah Kaspersky dari tiga koma enam juta upaya.
Facebook memang jadi sasaran phising yang paling disukai penjahat siber.
Sebab, Facebook adalah satu dari tiga sasaran teratas phising, disusul Microsoft, dan Paypal
Pasalnya ada dua koma sepuluh miliar pengguna aktif Facebook di dunia. Semakin banyak pengguna suatu layanan, makin empuklah target bagi para penjahat siber.
Banyaknya pengguna ini pula yang menjadi alasan mengapa lebih banyak malware dan virus beredar di sistem operasi Windows ketimbang lainnya.
Untuk kategori media sosial, Facebook juga meraja. Facebook menempati posisi teratas sebagai objek tindakan phising.
Disusul oleh layanan media sosial Rusia VK di peringkat kedua dan LinkedIn di peringkat ketiga
Phising adalah teknik penipuan di internet untuk mencuri data pribadi korban.
Pelaku kejahatan siber ini membuat salinan situs media sosial dan memancing korban untuk mengisikan data pribadi berupa nama, kata sandi, nomor kartu kredit, dan sebagainya di situs palsu itu.
Banyaknya jumlah kasus phising membuktikan bahwa data pribadi merupakan tambang berharga saat ini. Tak cuma berharga bagi organisasi atau perusahaan, tapi juga bagi para pelaku kejahatan dunia maya.
Analis konten situs di Kaspersky Lab Nadezhda Demidova mengatakan bahwa salah satu faktor maraknya tindak kejahatan phising adalah ketidakwaspadaan para pengguna internet, khususnya media sosial.
“Walaupun sudah banyak kejadian di dunia maya yang terjadi secara global, tapi orang tetap mengklik tautan yang tidak aman dan memberi izin aplikasi tak dikenal untuk mengakses data pribadi,” jelas Nadezhda dalam keterangan tertulisnya hari ini, Rabu, 06 Juni.
Kaspersky Lab mengimbau para pengguna internet untuk lebih berhati-hati dan selalu memeriksa alamat atau tautan apa pun sebelum melakukan klik.
Pengguna internet pun disarankan untuk tidak menggunakan koneksi Wi-Fi yang tidak dikenal atau yang bersifat publik tanpa perlindungan kata sandi.
Sehingga, baiknya pengguna internet tidak membagikan data pribadi yang bersifat sensitif seperti kata sandi, data kartu bank, dan semacamnya kepada pihak ketiga.