Setelah reli kenaikan di dua hari terakhir pekan kemarin, emas produksi PT Aneka Tambang Tbk atau lebih dikenal dengan Antam pagi ini mengalami stagnan. Walau pun harga tidak mengalami pergerakan, harga jual kembali yang dalam istilah populernya disebut dengan buy back, mengalami penurunan menjadi Rp 439 ribu per gram.
Pada perdagangan hari terakhir pekan lalu, harga emas Antam mengalami kenaikan Rp 1.000 per gram setelah sehari sebelumnya mengalami pelonjakan kenaikan Rp 3.000 per gram. Laman website logammulia, Senin pagi merilis, harga emas Antam hari ini tetap berada di Rp 519 ribu untuk penjualan setiap gramnya..
Seperti biasanya untuk pembelian emas ini, Antam tetap membatasi maksimum pembelian. “Setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrean saja,” demikian diungkapkan dalam keterangan yang dipublikasikan Antam.
Adapun emas 2 gram, kini dijual dengan harga Rp998 ribu dengan harga per gram Rp499 ribu, emas 2,5 gram parkir di Rp1.237.500 dengan harga per gram Rp495 ribu.
Emas 3 gram dijual dengan harga Rp1,479 juta dengan harga per gram Rp493 ribu, emas 4 gram dijual Rp1,960 juta dengan harga per gram Rp490 ribu, harga emas 5 gram dijual di Rp2,450 juta dengan harga per gram Rp490 ribu.
Harga emas 10 gram dijual dengan harga Rp4,850 juta dengan harga per gram Rp485 ribu, emas 25 gram dijual dengan harga Rp12,050 juta dengan harga per gram Rp482 ribu, emas 50 gram dijual dengan harga Rp24,050 juta dengan harga per gram Rp480.500.
Emas 100 gram dijual dengan harga Rp48,050 juta dengan harga per gram Rp480.500, dan emas 250 gram dijual dengan harga Rp120 juta dengan harga per gram sebesar Rp480 ribu. Sedangkan emas 500 gram dijual dengan harga Rp239,800 juta dengan harga per gram Rp479,600 ribu
Pergerakan harga emas yang terjun bebas selama tiga bulan terakhir tidak pernah menyurutkan minat menabung lewat kepemilikan logam mulia itu. Tidak hanya pialang dan produsen yang mengincarnya, spekulan juga meraup untung dari meriahnya investasi emas.
Investasi yang diminati oleh produsen, seperti diungkapkan PT Aneka Tambang Tbk adalah emas batangan besar. Dan sebagai pemain di perdagangan dan gadai emas, PT Pegadaian akan segera memproduksi emas batangan besar dan mendistribusikannya kepada konsumen untuk mendongkrak ketersediaan emas untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Direktur Utama PT Pegadaian, Suwhono mengatakan, pihak Pegadaian memulai produksi sejak tanggal 26 Mei dan siap memasarkan produk emas batangan awal pekan depan. Sebagai langkah awal, Pegadaian hanya akan mengeluarkan produk emas dengan pecahan 5 gram, 10 gram dan 25 gram. Produk emas batangan Pegadaian ini akan memiliki sertifikat Perum Peruri.
Terkait dengan penentuan harga, Pegadaian saat ini masih akan mengadopsi tingkat harga emas yang dikeluarkan oleh ANTM. Suwhono mengatakan, Pegadaian akan melihat animo masyarakat terlebih dahulu dan melakukan evaluasi secara mendalam, sebelum mengambil keputusan penetapan harga.
Selain itu, memasuki ranah bisnis produksi dan distribusi emas ini, Pegadaian akan mengkaji lagi kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan stok dengan lebih efisien. Suwhono menambahkan, masalah stok merupakan masalah yang kompleks dan perlu evaluasi mendalam.
Selama ini, Pegadaian menjual emas produksi Antam. Meski memiliki produk sendiri, Pegadaian masih akan menjual emas Antam. Dengan tambahan emas hasil produksi sendiri, Pegadaian menargetkan penjualan emas bisa mencapai Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun di tahun ini.
Hingga Mei, penjualan emas Pegadaian mencapai Rp 740 miliar. Perusahaan jasa gadai ini menjual sekitar 15 kilogram emas per hari. Suwhono berharap, dengan terjunnya Pegadaian dalam bisnis produksi emas ini, pilihan masyarakat dalam berinvestasi emas batangan menjadi lebih luas
Selain Antam dan Pegadaian, PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) juga memproduksi emas batangan. Perusahaan swasta yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur ini mengaku mendapatkan bahan baku emas dari London Metal Exchange. Hari, Marketing UBS mengatakan, emas tersebut diolah menjadi emas batangan dan perhiasan.
Saat ini, UBS hanya menyediakan emas batangan dalam ukuran 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram dan 100 gram. “Saat ini, kami sedang tidak ada stok emas batangan. Masyarakat kadang harus menunggu satu minggu sampai tiga minggu,” ujar Hari.
Untuk emas batangan 5 gram, UBS mematok harga Rp 469.000 per gram. Emas 100 gram dipasarkan dengan harga Rp 454.500 per gram. Harga emas batangan UBS ini lebih murah ketimbang emas Antam.
Harga emas perhiasan dengan kadar 75 persen atau 18 karat, dijual seharga Rp 378.000 per gram. Emas UBS ini dilengkapi dengan sertifikat UBS. Pihaknya menjamin, sertifikat ini dapat diterima di toko emas berskala nasional untuk diperjualbelikan. Dalam sehari, rata-rata penjualan emas UBS mencapai 50 kilogram.
Ketua Asosiasi Emas Indonesia (AEI), Natsir Mansyur menyambut positif kehadiran Pegadaian sebagai produsen emas. Menurutnya, produksi Antam masih timpang dari kebutuhan emas. Sebagai pemain baru, Pegadaian disarankan gencar melakukan sosialisasi. Belum banyak konsumen yang mengetahui bahwa Pegadaian akan menjual emas seperti Antam.
“Antam sudah dikenal secara luas. Ke depannya, Pegadaian maupun Peruri harus bersinergi melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” saran Natsir.
Dari sisi keamanan, lanjut Natsir, tidak perlu diragukan. Emas Antam maupun Pegadaian sama-sama teruji dalam hal sertifikasi. Lain halnya dengan sertifikat di luar kedua perusahaan BUMN itu. Ia mengimbau masyarakat agar berhati-hati membeli emas.
Pertimbangan utamanya harus berdasarkan sertifikasi, bukan harga jual yang lebih murah. Ia berharap, harga jual emas Pegadaian tidak terpaut jauh dengan harga emas Antam. Menurutnya, harga jual wajar emas Pegadaian berkisar plus minus 1 persen-3 persen dari harga emas Antam.