Twitter kembali merilis fitur baru untuk layanannya. Kali ini, layanan microblogging tersebut menghadirkan reaksi emoji untuk pesan di fitur Direct Messages (DM).
Dikutip dari penjelasan di situs web Twitter, Jumat , reaksi emoji di DM bisa digunakan baik untuk pesan teks atau lampiran media. Untuk menambahkan reaksi, pengguna cukup membuka pesan di DM, lalu klik tombol reaksi dengan ikon hati dan tanda plus.
Cara lain, pengguna bisa langsung mengetuk pesan dua kali untuk memilih emoji yang diinginkan.
“Cepat dan mudah untuk menambahkan reaksi emoji ke Direct Message, baik untuk teks dan lampiran media,” tulis Twitter.
Pengguna juga bisa membatalkan emoji yang diberikan kepada pesan tersebut. Setiap DM mendapatkan reaksi, maka pengirim pesan akan mendapatkan notifikasi.
Sebagai catatan, fitur reaksi emoji ini hanya bisa digunakan pada versi baru aplikasi Twitter di iOS dan Android.
Lebih lanjut, CEO Twitter Jack Dorsey, beberapa waktu lalu buka suara soal fitur edit twit. Sejak Twitter diluncurkan pada 2006, para pengguna telah meminta kehadiran fitur tersebut, tapi sampai saat ini belum juga dirilis.
Perusahaan selalu mengelak dan mengatakan, sangat mempertimbangkan matang-matang untuk merilis fitur edit twit atau tidak. Dorsey pun kian mempertegs sikap perusahaan.
Dalam sebuah wawancara dengan Wired, Dorsey ditanya mengenai kemungkinan kehadiran tombol edit untuk twit pada tahun ini.
“Jawabannya adalah tidak,” kata Jack Dorsey, sebagaimana dikutip dari The Verge
Penolakan Jack Dorsey atas tombol edit twit ini bukanlah hal mengejutkan. Perusahaan beralasan lebih memprioritaskan kehadian fitur lain.
“Sejujurnya, (tombol edit) merupakan sebuah fitur yang perlu dikembangkan di beberapa titik. Namun, fitur ini tidak dalam prioritas kami,” ungkapnya.
Menurutnya, tidak dibuatnya tombol edit mengakar pada fungsi asli Twitter. “Kami mulai sebagai SMS, layanan pesan teks. Dan seperti diketahui, ketika Anda mengirim pesan, Anda tidak bisa menariknya kembali,” kata Dorsey.
Meski begitu, bos Twitter tersebut tidak memungkiri tombol edit tetap memiliki fungsi. Misalnya, memperbaiki salah ketik twit yang telah diunggah. Namun, ia sadar, pengeditan twit yang sudah diunggah bisa menciptakan informasi keliru.
“Kami kemungkinan tidak akan menghadirkannya (tombol edit)” tutur Dorsey.
Sebelumnya Twitter telah merilis pembaruan untuk pengguna aplikasinya di platform Android. Pembaruan ini baru saja rilis dengan nomor versi 8.28.
Namun, bukannya menambal masalah, update ini malah membuat masalah untuk aplikasi Twitter di Android. Usai melakukan update, aplikasi Twitter di Android tidak bisa dibuka dan mengalami crash.
Masalah ini juga dikonfirmasi oleh Twitter Supports di akun resminya. Dikutip dari akun resminya,, masalah ini sudah diketahui Twitter dan pihaknya masih melakukan investigasi.
“Kami tengah menyelidiki masalah yang terjadi di aplikasi terbaru Twitter untuk Android, sehingga selalu mengalami crash saat dibuka,” tutur situs microblogging tersebut.
Untuk itu, Twitter menyarankan pengguna untuk tidak melakukan pemutakhiran lebih dulu sebelum masalah ini diatasi. Sementara bagi pengguna Android yang sudah melakukan update, terpaksa tidak dapat membuka aplikasi itu untuk sementara waktu.
Sejauh ini, Twitter belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai waktu penyelesaian masalah ini. Karenanya, masih perlu menunggu pengumuman resmi dari perusahaan untuk mengetahui solusinya.
Terlepas dari informasi itu, Twitter sendiri mengatakan tidak ingin menghadirkan tombol edit. Pernyataan itu keluar dari CEO Twitter Jack Dorsey.
Jawabannya adalah tidak,” kata Jack Dorsey, sebagaimana dari The Verge
Penolakan Jack Dorsey atas tombol edit twit ini bukanlah hal mengejutkan. Perusahaan beralasan, mereka memprioritaskan kehadian fitur lain.
Product Lead Twitter Kayvon Bykpour sempat ditanya mengenai hal ini beberapa waktu lalu.
“Sejujurnya, (tombol edit) merupakan sebuah fitur yang perlu dikembangkan di beberapa titik. Namun, fitur ini tidak dalam prioritas kami,” katanya.
Dorsey sendiri berdalih, tidak dibuatnya tombol edit mengakar pada fungsi asli Twitter.
“Kami mulai sebagai SMS, layanan pesan teks. Dan seperti diketahui, ketika Anda mengirim pesan, Anda tidak bisa menariknya kembali,” kata Dorsey.
Lebih lanjut, dia mengatakan Twitter ingin mempertahankan desain lama tersebut.
Meski begitu, bos Twitter ini tidak memungkiri ada juga fungsi dari tombol edit. Misalnya memperbaiki salah ketik twit yang telah diunggah. Namun, ia sadar pengeditan twit yang sudah diunggah bisa menciptakan informasi keliru.
“Ini merupakan hal-hal yang kami. Tapi, kami kemungkinan tidak akan menghadirkan (tombol edit)” katanya.