Lionel Messi menguburkan ambisi Ayax untuk menghadang Barcelona di Nou Camp, lewat “hattrick”nya, di laga fase Grup H Champions League, Kamis, 19 September 2013, dinihari WIB, sekaligus membekap komentar Johan Cruyff, “bapak asuh” Barca maupun Ayak Amsterdam, yang menghendaki kedua “saudara” itu bermain “steady football.”
Bermain dengan pola yang sama, sesuai “doktrin” Cruyff, 4-3-3 dengan “style” yang berbeda, baik Barca maupun Ayax, di awal laga, sepertinya ingin mempertontonkan “super football” yang mengandal umpan pendek untuk memberikan posisi yang sama bagi setiap pemain untuk mencetak gol.
Barcelona bermain dengan polarisasi 4-3-3 yang “offensive.” Sedangkan Ayak, karena tahu Barca memiliki taburan pemain bintang, mengeskplorisasi permainan yang lebih “dalam.” Lebih “defensive.”
Ayax dalam laga, yang sebelumnya banyak dikomentari pengamat sebagi “inspirative offensive football,” menjadi tim “underdog” setelah disanjung dengan “over estimate.”
Ayax menjadi “kacang bawang” yang kerepotan dengan “tingkah” Neymar dan tusukan Lionel Messi. Ayax betul-betul “down” dengan kekalahan mencolok 4-0, tiga gol diantaranya dihasilkan oleh Lionel “Messiah.”.
Stadion Camp Nou yang menjadi saksi bisu duel, yang awalnya digadang-gadang, sebagai perebutan superioritas kutub sepak bola “indah” ala Cruyff, ternyata hanya mengunbar kenaikan nilai engsi Barca.
Kedua tim yang sama-sama pernah empat kali mengangkat trofi Liga Champions sejak enam belas tahun terakhir baru kali ini bertemu kembali di sebuah laga Europa. Keduanya juga, meraih nama besar setelah di poles sosok yang sama, Johan Cruyff. Cruyff. Legenda “total football” ala Rinus Michel situ pernah bermain dan melatih kedua klub.
Dalam pertandingan, Kamis dinihari WIB, Cruyff, yang tidak menyaksikan langusng pertandingan karena terlibat permusuhan yang tajam dengan Rossel, sang presiden Barca, terenyuh melihat Lionel Messi menciptakan hattrick yang membantu timnya menang 4-0.
Barcelona menguasai permainan sejak menit-menit awal. Mereka berhasil mengurung Ajax di wilayah pertahanannya sendiri, setidaknya selama 15 menit pertama. Kondisi ini membuat Ajax hanya mengandalkan serangan balik, tetapi selalu mentok di tengah lapangan.
El Barca memiliki sebuah peluang cukup bagus pada menit ke-15. Melalui skema yang terancang baik, Andres Iniesta berdiri bebas di dalam kotak penalti lawan. Sayang, umpan Iniesta berhasil dibaca lawan sehingga peluang tersebut terbuang.
Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-22. Dipercaya mengeksekusi tendangan bebas, Messi menembakkan bola langsung ke arah gawang. Bola meluncur deras masuk sudut kiri bawah gawang Ajax.
Gol tersebut tak lantas membuat Ajax ciut. Tim besutan Frank de Boer tersebut balik menekan tim tuan rumah. Bahkan, El Barca nyaris kebobolan seandainya kiper Victor Valdes tak sigap menepis tandukan Van Rhijn.
Laga semakin seru. Ancaman tersebut dibalas oleh penetrasi yang dilakukan Neymar. Dalam kawalan ketat, bintang muda asal Brasil tersebut melepaskan tembakan. Sayang tembakan Neymar masih bisa diamankan Kenneth Vermeer.
Pada menit ke-44, Messi, dengan kemampuan luar biasa, sukses mengecoh tiga pemain lawan. Namun, tembakannya terlalu lemah sehingga Vermeer tak kesulitan menggagalkan peluang terakhir di babak pertama itu.
Messi kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-55. Messi menggiring bola ke dalam kotak penalti memanfaatkan umpan terobosan Busquets. Setelah mampu mengecoh salah satu pemain lawan, Messi melepaskan tembakan dengan kaki kirinya yang membuat bola bersarang ke sisi kiri atas gawang Ajax.
Messi nyaris menciptakan hattrick semenit kemudian. Ia melepaskan tembakan setelah menerima bola dari Neymar. Sayang, bola hasil tembakan Messi masih melebar.
Neymar seakan tak mau kalah dengan Messi. Ia menjadi aktor penting di balik gol yang diciptakan Pique pada menit ke-69. Neymar melepaskan umpan terukur yang kemudian disambut Pique dengan sebuah tandukan keras. Bola meluncur deras ke tengah.
Ajax benar-benar hancur setelah kebobolan tiga gol. Hanya berselang enam menit, Vermeer terpaksa memungut bola di gawangnya sendiri setelah gagal menghalau tembakan Messi. Messi berhasil melepaskan tembakan mendatar meskipun dihadang dua pemain lawan. Bola bergulir ke sisi kanan gawang Ajax.
Ajax pada menit ke-77 mendapatkan hadiah penalti akibat dilanggarnya Serero oleh Mascherano. Namun, Kolbeinn Sigthorsson sebagai algojo gagal mengeksekusi tendangan penalti. Bola hasil tembakan pemain bernomor punggung sembilan tersebut mampu ditepis Valdes.
Alhasil, Ajax gagal mencetak gol balasan satu pun. Skor 4-0 untuk keunggulan Barca bertahan hingga laga usai.