close
Nuga Bola

Ada Indikasi Penjualan Inter Sudah Final

Bertele-tele. Melelahkan. Terkadang membosankan. Bahkan harus menghadapi trik ulur tarik, yang kalau tidak disertai kesabaran bisa bubar. Itulah yang dialami taipan Erick Thohir dalam negosiasi untuk akusisi klub Lega Calcio Internazionale Milan.

Dalam negosiasi yang berlangsung hampir tiga bulan, sejak “la gazetta dello sport” mengungkapkan ke publik tentang akusisi Inter oleh seorang pengusaha Indonesia, Massimo Moratti, sepertinya enggan melepas saham mayorita, apalagi kepada pengusaha di luar Italia. Buat Moratti, Inter memang ibarat anak gadisnya.

“Lihatlah, Inter Milan bak seorang anak gadis yang cantik dan punya kemampuan luar biasa. Anda harus melakukan segala hal agar dia bahagia,” kata Moratti seperti dikatakannya kembali kepada wartawan i La Gazzetta dello Sport.

Pernyataan Moratti itu menjadi jamak dan lebih cenderung sebagai tanda-tanda melunaknya untuk melepas saham Inter Milan yang ditawar Erick Thohir. Menurut Moratti, pendapatan yang terus menurun menjadi alasannya harus melepas I Nerazzurri.

“Ada kalanya Anda harus melepas dia untuk ke perguruan tinggi. Disiplin dan pendidikan merupakan hal fundamental. Inilah satu-satunya cara agar dia dapat berdiri dengan kedua kakinya,” ujar Moratti.
Jika benar Moratti sudah memutuskan melapas Inter ke Erick Thohir, bukan tidak mungkin pengusaha nasional itu menguasai saham mayoritas. Bahkan, Moratti sudah bicara terkait tentang peran anyar setelah kehadiran Thohir.

“Percayalah, saya bertindak demi kepentingan fans. Inter Milan akan dikelola dengan cara modern. Jika diperlukan, saya tetap memberi kontribusi. Presiden sekadar simbol dan tak mampu melancarkan blokade,” kata Moratti.

Sebelumnya diberitakan Erick Thohir telah melakukan pembicaraan dengan Moratti untuk mengambil alih 40 saham. Bahkan, sempat beredar kabar Erick ingin menguasai mayoritas saham Inter.

Tentang pengalihan saham Moratti belum ingin kepemilikan melepas mayoritasnya. Tapi ia menyebut saat ini pembicaraan dengan Thohir masih berlangsung. Menurut Moratti, dengan adanya Thohir, Inter diharapkan bisa mendapat dana lebih banyak untuk melanjutkan rencana mereka membangun stadion baru demi menjaga keuangan klub.

Mengenai adanya desakan mantan Presiden Inter Ernesto Pellegrini, agar ia tidak melepaskan sahanm mayoritas, Moratti mengatakan,”Ia benar ketika dia bilang bahwa Anda harus mencintai klub. Aku tahu soal itu,” ujar Moratti kepada La Gazzetta dello Sport seperti dilansir Football Italia.

“Anda harus meninggalkan yang namanya nostalgia. Aku memutuskan untuk melihat ke depan. Orang-orang berbicara soal utang, tapi itu cara pandang yang salah. Inter punya utang yang sama dengan klub-klub besar lainnya dan aku tidak khawatir soal itu, karena aku bisa dengan mudah melunasinya sendiri,” sambungnya.

“Masalah utamanya adalah revenue. Itu adalah sumber utama untuk pengembangan. Aku sangat khawatir soal masa depan klub ini. Itu smua adalah bagian dari ekspansi brand klub ini di pasar internasional di mana itu harus dilakukan.”

“Selama beberapa tahun sepakbola Italia — dan aku juga patut disalahkan — memang berjaya di Eropa, tapi kami mengalami masalah finansial. Dan kami pun merugi.”

“Klub-klub hanya bersandar pada hak siar televisi dan transfer. Itu memang penting tapi hari ini kami tidak mampu mereformasi sistem dengan stadion baru dan juga format yang bisa menarik perhatian sponsor. Membangun brand ke luar negeri itu butuh waktu lama dan cukup sulit serta proses yang mahal dengan persaingan yang sangat kuat.”

“Contohnya saja mengenalkan klub ini kepada Asia adalah penting untuk membawa tim ini ke pasar yang lebih luas. Itu memaksa Anda mengubah kebiasaan dalam manajemen tim dan meluaskan saya selebar mungkin. Itu membuat Anda lebih mendunia dibanding memenangi treble.”

Moratti pun juga mengomentari kekhawatiran fans bahwa kepergian dirinya akan membuat Inter seperti tanpa ruh, karena selama ini La Beneamata begitu identik dengan pengusaha minyak itu.

“Percayalah padaku bahwa yang kulakukan ini demi kepentingan fans. Inter akan diurus dengan cara yang modern dan bertaraf internasional. Jika dibutuhkan, aku akan tetap berkontribusi tapi tolong jangan me-Tuhankan diriku. Presiden sebagai simbol bisa jadi penghalang dalam beberapa aspek,” demikian dia.

Tags : slide