ManCity mempertahankan rekor selalu menang di lima pertandingan perdana Liga Primer dengan mengalahkan Bournemouth empat gol tanpa bals di Tihad Stadium, Minggu dinihari WIB, 18 September 2016.
Keempat gol Citi itu dilesatkan oleh Kevin de Bruyne, Kelechi Iheanacho, Raheem Sterling, dan Ilkay Guendogan.
Berbicara kepada BBC Sport usai pertandingan, Guardiola tidak sepenuhnya puas dengan permainan ManCity.
Pelatih asal Spanyol itu mengatakan ManCity memberi Bournemouth terlalu banyak ruang untuk membangun serangan.
“Tekanan kami tidak sempurna hari ini. Kami mengalami kesulitan mengontrol serangan Bournemouth, tapi kami menciptakan banyak serangan balik. Kami beruntung punya De Bruyne. Dia tampil luar biasa,” ucap Guardiola.
De Bruyne tampil impresif ketika melawan Bournemouth.
Selain mencetak satu gol, gelandang serang asal Belgia itu juga menciptakan satu assist yang dimanfaatkan Guendogan. Serangan yang dibangun De Bruyne juga membuat sering membuat lini pertahanan Bournemouth kesulitan.
Kemenangan besar ManCity tidak begitu mulus karena dinodai kartu merah yang didapat Nolito. Winger asal Spanyol itu yang menanduk Adam Smith
Dengan mendapat kartu merah, Nolito kemungkinan besar harus menjalani hukuman larangan bermain sebanyak tiga pertandingan.
Guardiola sendiri enggan mengomentari terlalu banyak keputusan wasit Jon Moss.
“Wasit sudah mengambil keputusan dan kami harus menerimanya,” ucap Guardiola.
Pep Guardiola menegaskan bahwa dirinya tak akan pernah puas dengan performa yang ditunjukkan Manchester City meskipun mereka mengawali musim ini dengan baik.
Kemenangan empat gol itu tak benar-benar membuat Guardiola puas.
“Tidak. Mungkin satu jam, atau terkadang tiga hingga empat jam setelah pertandingan saya merasa gembira. Namun setelah itu saya mulai berpikir untuk pertandingan berikutnya.”
“Misalnya saja saat ini saya menghawatirkan penyerang Bournemouth atau mengawasi bagaimana mereka bermain,” kata Guardiola seperti dikutip dari Telegraph.
Guardiola pun tak menganggap kemenangan di empat pekan awal Liga Inggris memiliki pengaruh besar dalam persiapan mereka menghadapi Bournemouth di pekan ini.
“Saya tak berpikir tentang apa yang telah kami lakukan di masa lalu, baik empat laga awal Liga Inggris maupun Liga Champions.”
“Yang saya pikirkan saat ini adalah apa yang akan terjadi di laga esok, apa yang harus saya lakukan, dan apa yang harus saya lakukan agar para pemain siap di lapangan,” tutur Guardiola.
Guardiola paham bahwa Liga Inggris memiliki persaingan yang ketat sehingga posisi mereka di puncak klasemen saat ini tidaklah menjamin kesuksesan mereka hingga akhir musim.
“Liga Inggris sangat sulit karena sebuah tim memainkan banyak pertandingan yang ketat.”
“Jadi wajar bila apabila sebuah tim kembali khawatir setelah baru saja menjalani satu pertandingan. Tak ada jaminan kemenangan pada tiap laga yang dimainkan. Kami harus bermain baik,” ujar mantan pelatih Bayern Munich ini.
Pep Guardiola masih menikmati indahnya bulan madu bersama Manchester City. Hingga pekan keempat, The Citizens masih berada di puncak klasemen dengan menyapu bersih semua kemenangan.
Keberadaan Pep Guardiola sebagai manajer baru juga bukan saja memantik motivasi ManCity.
Pelatih asal Spanyol itu menyulap banyak hal dari aspek taktik di skuat The Citizens.
Namun, Guardiola mengakui bukan itu yang menjadi kunci sukses utamanya setiap ia menangani tim. Adalah perasaan cemas yang selalu ia jaga sehingga dirinya selalu berupaya keras mengatasinya dengan usaha terbaik.
“Usai pertandingan selama setengah jam, satu jam, kadang tiga atau empat jam, kami sangat senang. Namun setelah itu, Anda harus berpikir lagi tentang pertandingan selanjutnya,” ujar Guardiola seperti dikutip dari Eurosport.
“Anda harus mulai mencemaskan tentang ancaman dari striker Bournemouth dan cara mereka bermain misalnya.”
Ia menegaskan, bukan ciri dari dirinya memikirkan pencapaian yang sudah dilakukan pada masa lalu.
“Tak peduli dengan empat pertandingan kami kemarin, tiga pertandingan di Liga Champions. Saya hanya berpikir tentang apa yang akan terjadi besok,” ungkapnya.
“Apa yang harus saya katakan, apa yang harus saya lakukan, apa yang harus saya lakukan selama melatih mereka agar siap di setiap pertandingan.”