Madrid menang 2-0, tetapi Bernabeu menangis. Kemenangan itu tidak cukup bagi “Los Blancos” menggapai impian final. Klub raksasa Spanyol itu kalah agregat 3-4 setelah di leg pertama mereka di”bantai” Dortmund 4-1 di Iduna Signal Park. “Tidak cukup, ujar Mourinho. Dan sang pelatih pun mengumpat, “Saya tak disukai di Spanyol. Bertahan di Madrid? Mungkin tidak!”
Itulah fakta di ujung laga leg kedua semifinal Liga Champions antara Real Madrid melawan Borussia Dortmund, Rabu dinihari WIB, di Santiago Bernabeu. Laga yang dikatakan “BBC Sport” sebagai perjalanan untuk pembenaran i “pengusiran” Jose Mourinho dari Bernabeu setelah terombang ambing dalam ketidakpastian “pergi” atau “bertahan.” Dan dengan nada sangat sentimental “BBC Sport” mengatakan,” Selamat untuk Jose atas kekalahan ini.”
“BBC Sport” tidak hanya mengejek, tapi juga dengan sinis meneguhkan kebenaran kabar tentang tersingkirnya Madrid di Champions dengan kepergian Mourinho dari Bernabeu. Pekan lalu ketika berjalan bersama dengan Juergen Klopp di gang menuju ruang ganti Stadion Iduna Signal Park, usai Madrid dikalahkan Dortmund 1-4, Jose membisikkan kepada pelatih Borussia itu,” Saya akan pergi dari Bernabeu.”
Ya, Jose sang pelatih itu akan pergi dipenutup musim ini. Ia, hampir dipastikan, akan berlabuh di Stamford Bridge. Kandang yang dulu melambungkan namanya sebagai “Special One.” Kandang tempat ia membesar Terry, Drogba, Lampard dan Mata, yang kini sedang menunggunya “comeback.”
Terlepas dari “kepergiannya” dari Bernabeu, di laga Rabu dinihari WIB itu, Joese Jose Mourinho, masih meninggalkan jejak sebagai si tukang gaduh dengan pernyataannya kecewa dengan wasit Howard Webb yang memimpin laga kedua tim karena tidak memberi kartu merah kepada Dortmund, Mats Hummels.
Dengan gayanya yang ceplosan Mou mengatakan, sangat sedih dan kecewa dengan wasit favoritnya, Howard Webb. Mats Hummels seharusnya mendapat kartu merah. “Dia melihat pelanggaran itu itu tapi hanya,” ujar Mourinho seperti dilansir BBC.
Pernyataan Mourinho itu mengingatkan kita pada insiden ketika Webb tidak memberikan timnya penalti saat Gonzalo Higuain dijatuhkan di kotak penalti pada menit ke-13. Selain itu, handsball Hummels pada paruh kedua pun luput dari pengamatan wasit asal Inggris tersebut.
“Pada saat itu, dia Webb bukan seorang wasit, tetapi dia adalah seorang manusia. Dia berpikir, ‘Jika saya memberikan kartu merah kepada Mats Hummels, maka dia tidak akan bermain di final.’,” sesal Mourinho.
Pada pertandingan yang berakhir 2-0 itu Madrid itu, sepasang gol Los Galacticos dicetak Karim Benzema pada menit ke-83 dan Sergio Ramos (88). Madrid gagal melaju ke final karena kalah agregat 3-4 setelah takluk 1-4 pada leg pertama di Signal Iduna Park, kandang Dortmund.
“Saya tidak melupakan pertandingan pertama. Kami bermain sangat buruk (waktu itu) dan kami telah dihukum karena hasil dari leg pertama tersebut,” tukasnya.
Berlainan dengan sentimental yang dikobarkan Mourinho. Pelatih Dortmund, Juergen Klopp, usai laga yang mengantarkan timnya menggapai final memberikan keringanan izin kepada para pemainnya.untuk berpesta. “Rayakan saja kemenangan kalian. Kita telah menempatkan kedua kaki di Wembley. Terima kasih semuanya,” ujar Klopp, pelatih yang murah senyum dan sangat familiar dengan semua orang.
Pada saat kemenangan 4-1 di Iduna Signal Park, pekan lalu, Klopp melarang pemainnya berpesta. “Saat itu kami baru menginjakkan satu kaki di Wembley dan kaki lainnya di Bernabeu. Kini kami sudah melangkahkan kedua kaki itu di Wembley. Di final,” kata Klopp memberi alasan kepada tabloid olahraga “Marca.”
Klopp juga mengatakan, kekalahan Dortmund kalah 0-2 dari Real Madrid dalam pertandingan di Santiago Bernabeu, adalah sebuah kekalahan terhormat. Siapa yang berani melawan magisnya Bernabeu. Kami kalah bukan dari Madrid, tapi oleh ritual persembahan Santiago yang membuat tim manapun merinding.
Dortmund memang melewati laga dengan berat. Dortmund didominasi Madrid. “Kami memang down, kendati sempat memperoleh beberapa peluang. Hanya tiga shots on target yang tercipta,” kata Klopp. Untuk itu Klopp paham jika anak-anak buahnya layak untuk mendapatkan “hadiah”.
“Saya tidak akan melarang mereka untuk merayakannya. Saya sendiri akan tetap di hotel dan menenggak beberapa bir di sana,” ucap Klopp seperti dilansir Sky Sports.
“Para pemain layak mendapatkan waktu luang setelah menjalani pertandingan seperti ini. Saya tidak akan melarang mereka. Betapa bodohnya saya jika saya melarang mereka,” ucap Klopp.
Bagi Madrid kekalahan di semifinal ini i menjadi kegagalan yang ketiga secara beruntun di Liga Champions. Sebelumnya, Madrid disingkirkan Barcelona pada 2010-2011 dan Bayern Muenchen setahun berselang di babak yang sama. Impian meraih gelar Liga Champions kesepuluh harus dikubur dalam-dalam.
Ketika menjamu Dortmund Madrid butuh kemenangan minimal 3-0 untuk membalas kekalahan telak 1-4 di kandang lawan. Untuk mengejar gol itu, Mourinho memainkan Luka Modric untuk menemani Xabi Alonso di lini tengah menggantikan tempat Sami Khedira yang disimpan di bangku cadangan. Modric memiliki kemampuan menyerang lebih baik ketimbang Khedira.
Sementara itu, Dortmund tetap memainkan skuad terbaik. Striker Robert Lewandowski menjadi tumpuan mencetak gol, yang dibantu trio Jakub Blaszczykowski, Mario Goetze, dan Marco Reus.
Butuh gol cepat demi menciutkan semangat Dortmund Madrid pun menggempur secara terus menerus perthanan Dortmund sejak awal pertandingan Aksi Higuan, Ronaldo dan Karim Benzema yang sangat atraktif memang mengocar-kacirkan pertahanan Dortmund.
Pada saat itu, publik Bernabeu sepertinya yakin aka nada gol besar. Tapi hingga babak pertama ditutup tak ada gol yang lahir Dan diujung laga babak pertama ini permainan berlangsung monoton. Madrid gagal menembus barisan pertahanan rapat Die Borussen, sedangkan serangan balik Dortmund sering tanpa tujuan jelas. Babak pertama berakhir imbang 0-0.
Babak kedua, tekanan Madrid semakin mengendur. Bahkan, lima menit setelah jeda, Dortmund memiliki kesempatan terbaik membobol gawang tuan rumah. Umpan terobosan Ilkay Guendogan mengarah tepat ke Robert Lewandowski yang langsung melepaskan tendangan keras dari jarak dekat. Namun, bola masih membentur mistar gawang Diego Lopez.
Pelatih Jose Mourinho mencoba tampil lebih menyerang. Pada menit ke-56, Fabio Coentrao dan Gonzalo Higuain ditarik keluar untuk digantikan Kaka dan Karim Benzema.
Kendati demikian, justru Dortmund yang kembali mengancam. Umpan silang Marco Reus menemukan Guendogan yang sendirian di depan gawang Madrid. Hanya, aksi luar biasa Lopez yang bisa menggagalkan sepakan jarak dekat Guendogan.
Madrid bangkit terlambat. Pada menit ke-83 kerja sama apik Kaka dengan Oezil yang kemudian mengirimkan umpan silang disambut Benzema dengan tendangan keras yang akhirnya membobol gawang Dortmund. Gol itulah yang menghidupkan permainan menyerang Madrid.
Ronaldo langsung melakukan “attacking” ke pertahanan Dortmund demi mencari gol kedua. Menit ke-88, Madrid mendapat gol kedua. Benzema yang bebas di sisi kiri gawang Dortmund memberikan umpan matang kepada Ramos. Tembakan kaki kiri Ramos menghunjam deras jala Dortmund. Skor kini 2-0. Namun, Sampai saat itu Dortmund tetap unggul agregat 4-3.
Butuh satu gol untuk lolos. Madrid terus-menerus memberikan gempuran sampai akhir laga. Namun, skor tetap bertahan 2-0. Meski menang, Madrid tetap gagal lolos. Dortmund pun menjadi klub pertama musim ini yang memastikan tiket ke final Liga Champions yang berlangsung di Stadion Wembley, 25 Mei 2013.