“Perang” kritik yang ditabuh Paul Scholes, yang kini bekerja sebagai komentator sepakbola, terhadap kepelatihan Louis van Gaal di bekas klubnya, Manchester United, akhirnya ditanggapi dengan sangat dingin oleh manajer asal Belanda itu.
Sebelumnya, Scholes melancarkan kritik mantan dengan menyatakan mantan timnya itu tidak berkembang pada musim ini.
Van Gaal mengingatkan Scoles bahwa timnya mendapat tujuh poin lebih banyak di Liga Primer Inggris jika dibandingan dengan musim lalu.
Pelatih asal Belanda itu yakin perlu musim yang ketiga untuk melengkapi pekerjaannya di Old Trafford.
“Ketika kami kalah, kalah, dan kalah, maka saya harus selesai. Saya tahu itu,” ujar van Gaal kepada wartawan.
“Kami berkembang. Kami memiliki dua puluh poin dari sepuluh pertandingan. Tahun lalu, hanya tiga belas poin. Kami kini tampil di Liga Champions. Tahun lalu, ada lima belas cedera. Tahun ini, kami hanya punya tiga. Ini tidak bisa dilakukan dalam satu tahun, perlu tiga tahun.”
“Kalau Mr Scholes berpikir saya perlu pergi, maka Mr Scholes bukan orang yang bertanggung jawab. Itu adalah Glazer dan Mr Woodward.”
Paul Scholes adalah mantan gelandan United yang paling kerap mengkritik pelatih Setan Merah saat ini, Louis van Gaal.
Salah satu kritik legenda ManUtd itu adalah Van Gaal kini tak lagi bisa menerapkan taktik menyerang bagi skuat Setan Merah. Bagi Scholes, Van Gaal lebih terlihat sering menerapkan taktik negatif di ManUtd.
Namun, Van Gaal tak tinggal diam.
Ia pun membalas komentar Scholes tersebut dengan menunjukkan gaya kepelatihannya yang sukses bersama Ajax Amsterdam hingga Bayern Munich.
Van Gaal mengklaim dirinya telah mempraktikkan gaya sepak bola menyerang sejak masih di Ajax.
Van Gaal, yang kini berusia enam puluh empat tahun itu pun mengatakan dirinya kemudian ikut mempromosikan para pemain yang kemudian dikenal sebagai pemain kreatif dunia dengan gaya menyerang.
“Kami memantau Litmanen, seorang pemain Finlandia, yang kami beli sepuluh ribu poundsterling. Kami juga membeli Finidi George. Dia bintang Nigeria. Harganya tiga ribu poundsterling. Saya membayar itu dengan uang saya sendiri!,” tutur Van Gaal seperti dikutip dari Four Four Two.
Van Gaal mengatakan dirinya telah memenangkan banyak gelar karena menerapkan gaya permainan yang sangat menyerang.
“Saya tidak akan mengatakan ini terlalu banyak karena Tuan Scholes akan sangat marah!” tukas Van Gaal ketus.
Berikutnya pada akhir pekan nanti, Van Gaal akan memimpin Manchester United melawat ke kandang Watford pada 21 November 2015.
Selain mengkritik taktik, Scholes juga menyindir van Gaal dengan mengatakan, jika dirinya mungkin tidak akan nyaman apabila bermain di bawah arahan Van Gaal yang selalu mengedepankan filosofi penguasaan bola
Dan Scholes, yang pernah memberikan sebelas trofi Liga Primer untuk United, kembali melancarkan kritiknya untuk pria Belanda tersebut namun kini secara halus, dengan menyebut United tidak membutuhkan filosofi.
“Tiga belas bulan terakhir ini bukanlah periode yang hebat, namun saya lebih baik tidak mengatakan banyak hal karena mungkin Louis mendengarkan,” demikian Scholes dikutip dari ESPNFC.
“Sejauh ini selalu ada pembahasan soal filosofi, sebuah proses. Buat saya, Manchester United tidak butuh filosofi. Fans menginginkan sepakbola dengan gaya menyerang dan gelontoran gol – yang mana merupakan ‘the Manchester United”
Legenda Manchester United Paul Scholes memulai babak baru, dalam perangnya dengan Louis van Gaal. Menurutnya Setan Merah tidak butuh filosofi pelatih asal Belanda, itu kecuali gol dan gol.
Dilansir dari Mirror, mantan gelandang Setan Merah itu telah menyampaikan kritik secara reguler, terkait dengan gaya bermain bekas klubnya yang membosankan sejak ditangani Van Gaal.
Scholes mengeluarkan kritik lebih tajam, saat berbicara pada acara amal di Hotel Football, yang terletak tak jauh dari Old Trafford. “Ada percakapan soal filosofi, proses. Bagi saya MU tidak butuh filosofi,” ujarnya.
“Suporter ingin melihat sepakbola menyerang dan gol. Itulah cara MU,” ujar Scholes.
Dia meminta Van Gaal melupakan tentang filosofinya, karena dia telah menghilangkan gairah suporter terhadap klub kesayangan mereka.”
“ Scholes justru memuji Jesse Lingard, pemain muda MU yang mulai memperlihatkan kemampuannya. “Saya kira dia adalah pemain terbaik MU saat melawan CSKA Moscow di Liga Champions,” ujarnya memuji.
“Sangat menyenangkan melihat Jesse Lingard dalam tim, melihat pemain muda berhasil naik dan melakukannya dengan baik,” kata Scholes.
Namun pernyataannya, itu bisa diartikan sebagai sindiran untuk Van Gaal. Sejak menggantikan David Moyes yang dipecat musim lalu, Louis van Gaal telah membuang banyak pemain muda, dijual maupun dipinjamkan.
Dia membeli banyak pemain baru, yang kemudian tak banyak berarti bagi performa MU.