“Gerardo Martino, Final,” tulis tabloid “Marca” di kanal sepakbola portalnya Selasa, 23 Juli 2013. “Marca” memastikan Martino adalah pelatih Barcelona pasca ditinggal Tito Vilanova yang memutuskan mundur untuk bertarung dengan penyembuhan kanker tenggorokannya.
“Marca” tidak sembarangan menulis bahwa Gerardo lah yang akan menukangi Barca. Menguntit direktur teknik Barca, Zubizareta yang berangka ke Rosaria, Argentina, untuk melakukan pembicaraan dengan pelatih asal Paraguay itu, “Marca” dalam edisi terbarunya dengan tajuk “breakingnews” menulis,”Selesai.”
Selesai yang ia maksudkan adalah ditemukannya kesepakatan yang diteruskan dengan “deal” antara Barca dengan pelatih klub Newel Old Boys itu. Gerardo Martino sudah mencapai kata sepakat dengan Barcelona. Kontrak tiga tahun ke depan sudah disetujui juga oleh mantan entrenador Newell Old Boys.
Jika hal itu memang benar terjadi, secara tidak langsung juga mematahkan kabar yang menyebutkan bahwa Guus Hiddink yang akan menukangi Barca setelah resmi mengundurkan diri dari Anzhi Makhachkala.
Kabarnya pelatih asal Argentina tersebut akan membawa dua asisten tetapnya, Elvio Paolorosso dan Jorge Pautasso ke Camp Nou untuk sama-sama membantu melatih Lionel Messi dan kawan-kawan.
Dipilihnya pelatih yang akrab disapa Tata ini tak lain karena kesuksesan tim-tim yang pernah ditukanginya, antara lain Libertad, Cerro Porteno, timnas Paraguay, dan Newell’s Old Boys sudah merasakan tangan dinginnya. Terpenting, pelatih berusia 50 tahun itu siap meneruskan filosofi tiki-taka Barca.
Usai kesepakatan antara Barca dengan Newl Old Boys, sosok Gerardo Martino terus menjadi perbincangan. Ya, Martino memang akan melatih Barca yang belum lama ini ditinggalkan Tito Vilanova.
Kabar itu memang terus berkembang dengan pesat, bahkan media di Spanyol sudah mengklaim bahwa Martino adalah suksesor dari Vilanova. Pelatih 50 tahun itu juga dikabarkan sudah menyetujui kontrak selama tiga tahun bersama klub Catalan.
Hal itu juga tidak terlepas dari perhatian pelatih fisik Newell’s Old Boys, Elvio Paolorroso. Ia menilai Martino sebagai pelatih yang ideal untuk melatih Lionel Messi cs karena memiliki filosofi yang pas dengan El Barca.
“Newell sangat mirip dengan Barcelona dalam hal menjaga bola, rotasi, passing, sentuhan, dan pertahanan,” ujar Paolorroso seperti dikutip Goal, Selasa (23/7/2013).
“Saya pikir Newell sangat mirip dengan Barcelona. Mereka dimahkotai juara dan mencapai tahap akhir di Copa Libertadores. Saya percaya Martino tipe pelatih yang akan beradaptasi dengan sempurna sesuai dengan gaya Barcelona,” lanjut Paolorroso.
“Martino juga melarang pemain untuk menendang bola di mana saja, mereka harus selalu mencari rekan setimnya,” paparnya.
Situs Barcelona dalam rilis terbarunya menuliskan striker Barca Lionel Messi sangat senang dengan disepakatinya Gerardo sebagai pelatih baru. Ia juga teramsuk pemain yang merekomendasikan Martino.
Menurut Si Kutu, pelatih klub lokal Argentina Newell Old Boys tersebut layak mendapatkan kesempatan membina Barca. “Aku menyukai Martino, dia adalah pelatih besar dan punya pengalaman,” kata Messi.
Pelatih yang akrab disapa Tata itu juga mengaku antusias jika dipercaya menggantikan Vilanova. “Saya bisa mengidentifikasi gaya bermain sepakbola Barcelona. Ini adalah gaya bermain sepakbola yang sangat saya senangi, passing bola adalah inti daripada permainan sepakbola,” harap Tata.
Tak banyak yang tahu sejarah dari mantan pelatih Paraguay yang banyak menghabiskan karier di Newell’s Old Boys ini. Tino, panggilannya, sebenarnya tak pernah berniat untuk menjadi pelatih. Seperti yang diungkapkannya beberapa waktu lalu. “Tak ada hal lebih menarik dibandingkan menjadi pemain. Memainkan sebuah laga dan mencetak gol tak ada tandingannya dibandingkan menjadi seorang pelatih,” tandasnya.
Pelatih asal Argentina ini merupakan seorang gelandang andal. Dia menjadi ikon di klub Newell’s Old Boys. Dia main di sana selama 16 musim dan memenangkan empat trofi di sana, salah satunya ketika dilatih Marcelo Bielsa.
Keputusannya untuk beralih menjadi pelatih terjadi di pengujung kariernya. Tino mencintai sepak bola dan akhirnya pensiun pada 1996. Namun, dia masih ingin terlibat dengan sepak bola. Maka itu, dia memutuskan jadi pelatih.
Pada 1998, dia memutuskan untuk melatih klub divisi dua Argentina. Masa jayanya justru terjadi saat melatih klub Paraguay. Dia memenagkan tujuh gelar bersama Libertad dan Cerro Porteno.
Setelah melatih Colon, Tino lalu ditunjuk Paraguay menjadi pelatih timnas pada 2006. Dia mampu mengantarkan Paraguay sampai perempat final Piala Dunia, dimana dia kalah 0-1 dari Spanyol. Saat itu, dia mendapatkan penghargaan Sporting Merit Medal dari pemerintahan Paraguay.
Setahun kemudian, dia membawa Paraguay tembus final Piala Amerika. Dia juga pernah melatih Malaga dan Real Sociedad, sebelum melatih ke klub asalnya, Newell’s Old Boys.
Tino merupakan penganut metode yang dipakai Bielsa. Tino mengagumi Bielsa yang disejajarkannya bersama Luis Cesar Menotti dan Carlos Bilardo. Dia juga terpengaruh oleh pelatih lain semacam Yudica dan Lolari.
Tino punya prinsip, pemain lebih menentukan dibandingkan seorang pelatih. Dia sangat yakin, kesuksesan bisa didapatkan jika klub memiliki pemain berbakat