Manajer Manchester City Pep Guardiola menyatakan dirinya tidak terlalu memikirkan peluang untuk memecahkan rekor poin Liga Inggris meskipun hal itu bisa jadi salah satu syarat memenangkan Liga Inggris musim ini.
Pada musim lalu, Manchester City mencetak seratus poin untuk jadi juara Liga Inggris. Catatan angka itu merupakan rekor baru di kompetisi tersebut. ‘The Citizens’ unggul sembilan belas poin atas Manchester United yang ada di posisi kedua.
Sementara untuk musim ini, Manchester City mengoleksi lima puluh enam poin dari dua puluh tiga pertandingan. Bila mereka mampu memenangkan seluruh sisa lima belas laga, maka Manchester City akan mengakhiri musim dengan nilai seratus satu poin.
Bagi Guardiola, pemecahan rekor tersebut tidaklah penting. Namun Guardiola tak menampik bahwa Manchester City butuh banyak kemenangan untuk bisa menggeser Liverpool dari puncak klasemen. Saat ini ‘The Reds’ mengoleksi 60 poin.
“Saya menegaskan bahwa pemecahan rekor bukanlah fakta yang kami bidik karena hal itu tidaklah terlalu penting, namun kami memang harus memenangkan banyak laga untuk bisa jadi juara Liga Inggris.”
“Liverpool tidak akan kehilangan banyak poin. Saya tak tahu apa yang kami butuhkan untuk memenangkan titel juara namun saya yakin kami harus meraih banyak kemenangan dan yang pertama adalah laga lawan Newcastle,” kata Guardiola seperti dikutip dari Telegraph.
Manchester City mendapat keuntungan karena bermain lebih dulu dari Liverpool pada tiga laga berikutnya di Liga Inggris. Hal itu bisa membuat Sergio Aguero dan kawan-kawan memberikan tekanan pada Liverpool.
Namun hal tersebut tak akan berarti apa-apa bila Manchester City justru kalah. Terlebih, tiga lawan yang akan dihadapi Manchester City tidaklah mudah, yaitu Newcastle, Arsenal, dan Everton.
“Mereka sudah mengetahui itu karena kami sudah membicarakannya. Sebelumnya, dengan poin 85, 87, 89, maka sebuah tim bisa jadi juara.”
“Kini sebuah tim butuh lebih dari sembilan puluh poin [untuk jadi juara]. Dalam situasi itu, bermain lebih cepat atau lambat dari tim rival, yang dibutuhkan adalah memenangkan pertandingan.”
“Jika kami gagal, maka peluang bakal hampir berakhir. Setiap laga hampir seperti final, seperti halnya bila kami bermain di turnamen,” ujar Guardiola. Guardiola juga tak mau terlalu memikirkan tekanan yang mungkin dialami Liverpool.
“Semua tim yang ingin jadi juara pasti merasakan tekanan, dan hal itulah yang harus bisa diatasi.”
“Saya tak tahu apa yang mereka pikirkan. Saya tidak ada di ruang ganti Liverpool. Yang kami butuhkan adalah memenangkan laga yang kami mainkan dan mereka akan merasakan bahwa Manchester City selalu ada di belakang mereka.”
Pep Guardiola juga mengaku ingin membuat Manchester City mendominasi Liga Inggris, seperti yang terjadi dengan Barcelona di Spanyol, Bayern Munchen di Jerman, dan Juventus di Italia.
Setelah musim lalu menjadi kampiun liga domestik, Man City saat ini tertinggal empat poin dari Liverpool untuk meraih gelar juara Liga Inggris
Guardiola merasa The Citizens tidak berada pada level klub terbaik di dunia karena belum mampu menguasai Liga Inggris secara reguler.
“Saya telah sering mengatakan, siapa klub terbaik dalam dekade terakhir? Juventus, Bayern Munchen, Barcelona. Itu adalah tiga tim terbaik di Eropa. Kenapa? Karena mereka meraih gelar juara setiap musim, setiap musim mereka meraih gelar, setiap musim mereka berada di sana. Itu karena mereka terbaik,” tutur Guardiola dikutip dari ESPN.
“Kami tidak bisa mengikuti mereka karena itu sulit, tapi masih mungkin untuk meniru mereka, tetap kompetitif sampai akhir. Terkadang Anda beruntung, kadang tidak, tapi berusahalah. Itu yang saya mau,” sambungnya.
Selain masih berpeluang menjadi juara Liga Inggris, Man City pada musim ini juga masih tampil dalam Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga.
Dengan situasi seperti itu Guardiola ingin Sergio Aguero dan kawan-kawan dapat mempertahankan peluang meraih gelar juara di berbagai ajang.
“Saya tidak bisa memberi hari libur. Kami memiliki banyak pertandingan. Pemain harus memahami. Di waktu yang sama saya katakan ini adalah sebuah kehormatan,” terang Guardiola.
“Jika Anda merasa ini adalah permasalahan, itu adalah kesalahan besar. Ini adalah sebuah kehormatan. Jika Anda berusia tiga puluh lima tahun, Anda bisa menikmati libur panjang. Tidak masalah karena Anda akan pensiun. Tapi untuk saat sekarang ini adalah sebuah kehormatan,” tukasnya.